WELCOME TO MY BLOG :D

About Me

Tirsa
Lihat profil lengkapku

Readers

Followers

Label

  • About Me:) (4)
  • Ashilla Zee dll :) (11)
  • CampurCampur :P :) (3)
  • Cerpen (5)
  • CuapCuap (3)
  • Jatuh Cinta Sama Loe No Way (versi Cakshill) (22)
  • KasaKusuk (14)
  • KAU (12)
  • Mario Stevano Aditya Haling (2)
  • PEMBUNUH CAHAYA *versi ALSHILL* (1)
  • SCAVENT CHEERS (1)
  • SVC (SCAVERS VIOLENCE CHEERS) :* (4)
  • Tugas (6)

Blog Archive

  • ►  2014 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
  • ▼  2013 (51)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (1)
    • ▼  Maret (5)
      • SHE IS MY IDOL (Ashilla Zahrantiara)
      • Jatuh cinta sama elo?! NO WAY! (VERSI CAKSHILL) Pa...
      • Jatuh cinta sama elo?! NO WAY! (VERSI CAKSHILL) Pa...
      • Ashilla Zahrantiara
      • GAJHE :D
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (12)
  • ►  2012 (33)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (1)
Selasa, 26 Maret 2013
In: Jatuh Cinta Sama Loe No Way (versi Cakshill)

Jatuh cinta sama elo?! NO WAY! (VERSI CAKSHILL) Part 14 (bag1) – back to the sweet memories

Penulis:  Regina Maharani Nurlie

Hayy manceman *cengarcengir :P
Ngaret yee??wkwkwk
sorry kan aku lagi sibuk,sama part ini panjang pake banget._. hehe
sebelumnya makasih buat kalian yang masih setia nunggu cerbugnya kak Rere yg ini,hehe
oh yaa berhubung part ini panjangnya pake banget,sampe 90 page,jadi aku bagi 2 yaa :)
Dan hmm, part 15 juga kan panjang tuh,ya kan kak Re?*nanya kak rere :p* so maybe bakal ngaret lagi yaa kayaknya *ciumsatusatu :P wkkwkw

udahh ahh gak usa basa-basi lagi,yukk baca cerbugnya :D



“tapi pak..” kata shilla berusaha membantah tapi langsung dipelototi dosennya.

“saya kan sudah bilang tidak ada kata bantah-bantahan shilla! Dan kamu harus tau, cakka sekarang partner kamu mulai dari hari ini! Jadi kamu harus bantuin dia dalam tugas karna dia murid baru. Ngerti?.”

“ini dosen mau bikin gue galau apa?! Ngajak ribut nih.” gerutu  dalam hati.

sebelum shilla hendak membantah lagi, cakka langsung menyerebot shilla yang membuat gadis itu melirik seperti ingin memakannya hidup-hidup. “makasih pak udah milihin saya partner tugas. Jadi saya bisa mengikuti pelajaran yang ketinggalan disini.” Dengan senyuman yang membuat dosen itu merasa puas diri, dan membuat shilla galau.

“tapi pak… dia kan  baru disini, masa langsung KKN?.” Kata shilla keukeuh gak rela dipasangin dengan cakka.

“kalian gak KKN sekarang, ujian semester kan tinggal 3 bulan lagi, setelah itu semester akhir,  baru kalian KKN sama yang lain di desa gunung kidul, Yogyakarta. Saya lupa KKN tidak 2 minggu, tapi 3 bulan Jelas? Dan gak ada bantah-bantahan atau nilai kamu jadi F dalam pelajaran saya.” kata pak dosen singkat, padat, jelas, juga ngancem.

mendengar kata nilai tugasnya berujung F, dia Cuma menghela napas dan tak menyadari tatapan cakka ke arahnya antara bingung dengan perasaannya yang senang bisa berdua dengan shilla dan bisa mengingat siapa dia dalam hidupnya, tapi merasa sedikit menyesal karna akan meninggalkan Ify dan dia bingung bagaimana dia menjelaskannya kepada cewek yang dia sayangi saat ini. Merasa diperhatikan, shilla balas menatap cakka dalam

“kenapa disaat gue niat bener pengen jauh dari lo, gue malah didekatin lagi sama lo? bingung gue gimana caranya jauhin lo.” kata shilla dalam hati.

“Apa lo lirik-lirik?! Gara-gara lo nih semuanya, habislah gue sekelompok sama lo!.” kata shilla sambil melirik cakka sebal dan melipat kedua tangannya di dada yang entah kenapa, membuat cakka tertawa melihat tingkahnya.

“kenapa gue ngerasa puas banget kalo liat dia marah yah? gue kerjain lagi ah…. Itung-itung muasin hati gue yang daritadi pengen ngerjain dia.” Batin cakka

cakka langsung merangkul pundak shilla dan berbisik di telinganya “emang gue gak boleh lirik lo? kan kita sekarang partner. Jadi kita harus bersama setiap saat. Dan lo harus bantu gue dalam tugas-tugas kuliah.”kata cakka dengan tatapan yang jujur, buat shilla kangen  untuk seperti dulu dengannya dan mati kutu.

“mati kutu dah kalo dia natap gue kayak gini.” Keluh shilla dalam hati.

“lo itu yah! udah amnesia, tetep aja ngeselin gue! seharusnya gue tenang karna lo lupa sama gue, jadi gue bebas dari kejahilan lo yang biasanya lo lakuin dirumah!.” Ketus shilla lalu mendorong tangan cakka kasar yang dipundaknya dan keluar dari kelas sambil membawa buku-bukunya yang berat.

cakka terdiam mendengar ucapan shilla, lalu dia mengejar shilla dan berjalan dibelakang gadis itu sambil berpikir

“dirumah? Emang gue sama dia sedekat apa sih jadi dia bilang gitu ma gue? gue sama ify tinggal satu apartemen waktu di jerman aja gak segitunya. Paling ayang-ayangan aja di tempat tidur.*-____- *  dan perasaan ini beda banget bila gue sama ify.” kata cakka dalam hati.

“kita kemana shilla?.” tanya cakka sambil mengekor shilla di belakang.

“lab.” Jawab shilla singkat, padat, jelas dan ketus.

“ngapain?.” Tanya cakka dengan wajah jahil di belakang.

“ini cowok! Udah tau di lab kerjaannya meneliti! Masa nanya lagi?! gue bedah juga lama-lama!.” Gerutu shilla dalam hati

shilla pura-pura tidak mendengar pertanyaan cakka, malah dia mempercepat laju jalannya yang membuat cakka tertinggal di belakang.

merasa ditinggal, dia berjalan cepat hingga mengimbangi cewek itu dan berdiri di sampingnya “kok pertanyaan gue gak dijawab? Kita ngapain di lab? Mau…….?.” Kata cakka jahil dan langsung dipelototi shilla.

“lo itu yah! sumpah ngeselin gue banget hari ini!  Lo mau tau kita ngapain di laboratorium?! Bedah mulut lo supaya gak banyak nanya lagi sama gue! dasar cowok gila!.”ketus shilla lalu masuk dalam laboratorium meninggalkan cakka yang lagi-lagi terdiam di depan pintu.

“gila? Kok gue ngerasa pernah dipanggil dengan sebutan itu yah? aneh banget gue hari ini, maunya ngerjain dia mulu, padahal kemaren baru aja bikin dia nangis.” Batin cakka.
merasa diam tak menemukan jawaban, dia masuk dalam laboratorium dan duduk di samping shilla yang sudah mengenakan jas lab.



“jas gue mana?.” Tanya cakka duduk disamping shilla sambil nyolek.

“ambil aja sendiri. Lo punya kaki sama tangan kan?.” Tanya shilla balik tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dia baca.
merasa tak mendapat respon, cakka langsung mengambil buku yang dibaca shilla lalu membawanya ketika dia mengambil jas dan duduk kembali tanpa mempedulikan tatapan tajam shilla

“balikin buku gue cakka! Lo itu apa-apaan sih?! Nyebelin banget jadi cowok!.” Kata shilla sambil berdiri di samping cakka dan berkacak pinggang.

“gue mau pinjem. Kayaknya rame buku yang lo baca sampai gue dikacangin.” Kata cakka cuek sambil membaca buku shilla.

“ngapain gue peduli sama orang yang membuat semua penantian gue sia-sia?! Dan ngapain juga gue peduli sama cowok yang datang kesini ternyata bawa cewek lain terus dengan mudahnya bilang lupa sama gue?!.” kata shilla pelan tapi sukses membuat cakka terdiam dan menatap gadis yang dihadapannya dengan tatapan sulit diartikan.

“lo marah karna gue gak bisa inget apapun tentang lo?.” tanya cakka.

“menurut lo? gue marah dan sakit hati! Enak bener lo bilang “gue lupa sama lo, lo siapa gue?.” tanpa mikirin perasaan gue yang udah nunggu lo selama 4 tahun! Kalo begini akhirnya, mending gue tiap malam berdoa sama Tuhan agar lo gak usah pulang kalau perlu mati aja sekalian biar gue gak sakit kayak gini!.” Kata shilla sedikit berteriak dengan mata berkaca-kaca dan untungnya laboratorium Cuma mereka berdua, jadi tak ada yang mendengar pertengkaran mereka.

cakka langsung berdiri dan memeluk shilla dalam dekapannya dan membiarkan gadis itu memukul dadanya dan menangis sampai baju kaosnya basah. “gue minta maaf kalo apa yang terjadi sekarang, udah nyakitin lo, udah hancurin harapan lo. tapi gue bener gak inget apa-apa shill. gue lupa siapa lo, gue lupa temen-temen gue siapa, sahabat gue siapa, yang gue inget hanyalah gue punya keluarga dan gue sekarang punya pacar, yaitu ify. Itu aja.” kata cakka yang bikin shilla semakin nyesek mendengar kata terakhir itu.

“shilla….. beri gue kesempatan untuk inget sama lo lagi. untuk inget semua yang dulu kita lakuin.” tambah cakka yang buat shilla menatapnya.

“terus  biarin lo sakitin gue lagi? ancurin harapan gue sekali lagi? mending sekarang kita teman aja, selesai. Dan kenangan tentang dulu, lo gak usah repot-repot ngingetnya, karna gue akan lupain semuanya.” Kata shilla lalu melepas pelukannya dari cakka dan keluar menuju kamar mandi meninggalkan cakka.



Tak lama kemudian, shilla masuk dalam lab dengan mata sembab dan membuat teman-temannya bertanya.  tapi Cuma dibalas shilla dengan senyuman tanpa menyadari bahwa cakka melihat semua tingkahnya, dan melihat betapa pandainya shilla menutup hatinya agar orang lain tak tau apa yang terjadi padanya. “gue janji akan mencoba inget sama lo shill, walau lo gak ijinin gue. gue gak peduli.” Tekad cakka dalam hati. 
lalu shilla duduk di belakang cakka sambil bertopang dagu dan menatap punggung cowok yang disayanginya, sekaligus menghancurkannya dalam waktu yang sama, merasa sakit, dia langsung membuka buku dan membacanya.

kemudian dosen masuk dan memberikan pengarahan kepada mereka lalu menyuruh mereka untuk berada di kelompoknya dan mengambil mayat-mayat yang sudah tersedia untuk segera mereka bedah.

selama membedah, tak ada pembicaraan antara shilla dan cakka, mereka sibuk dengan perasaan masing-masing. Pada saat shilla selesai menulis laporannya sambil menggulung lengan jas, tanpa sengaja cakka berbalik ke arahnya sambil  memegang pisau yang baru dia sterilkan dan ujung pisau itu menyentuh pergelangan tangan shilla sehingga mengucurkan darah segar.

cakka kaget melihat tangan shilla berdarah, langsung mengambil tangan gadis itu tapi ditepisnya “biar gue obatin sendiri.” Kata shilla lalu pergi meninggalkan cakka

“gue lukain tangan lo, biar gue obatin sayang.” kata cakka spontan yang membuat shilla kaget dengan panggilan cakka, begitu juga sebaliknya.

“lo manggil gue apa?.” Kata shilla berharap salah dengar.

“sayang. memangnya kenapa? Salah? .” Kata cakka yang sekarang asyik mencari kotak P3K.

“gue bilang lo gak usah repot-repot obatin tangan gue! gue bisa sendiri!.” Ketus shilla sambil memegang pergelangan tangannya yang terluka dan menggigit bibirnya tanda kesakitan. cakka melihat itu langsung menarik pergelangan tangan shilla yang satunya lalu mereka duduk dekat jendela yang didepannya ada dua ekor angsa putih sedang berenang ditengah danau menambahkan suasana romantic, ditambah lagi sekarang tinggal mereka berdua di laboratorium.

“sekali aja lo gak usah ngelawan apa kata gue shill. gue lukain tangan lo dan gue juga harus obatin tangan lo.” kata cakka sambil mengambil dua buah kursi untuknya dan shilla lalu diletakkan berhadapan.

“lo duduk disitu.” Suruh cakka sambil sibuk mengeluarkan kain kasa, perban, kapas, dan obat merah dari kotak itu tanpa melihat shilla yang asyik menatapnya.

“gue berdiri aja.” Ucap shilla yang sukses membuat cakka berhenti mencari gunting untuk memotong perban dan mempelototi shilla.

“lo keras kepala bener yah jadi cewek!.” gerutu cakka yang sekarang asyik mengobati tangan shilla kemudian mengambil perban untuk menutupnya.

“terus kenapa kalau gue keras kepala? Bakal ngerugiin hidup lo?.” Sinis shilla menatap danau dibalik jendela dengan tatapan kosong.

“kenapa jadi begini kka? gue kira setelah lo pulang, gue bisa bersama lo lagi kayak dulu. Tapi nyatanya, Gue diuji lagi. apa perasaan gue kurang cukup ngebuktiin kalo gue sayang sama lo?.” Batin shilla

cakka terdiam mendengar  jawaban itu dan menyibukkan dirinya mengobati luka shilla.. Sambil mengobati luka shilla, sesekali dia menatap gadis itu yang asyik melihat keluar jendela dan entah kenapa dia merasa pernah dalam posisi seperti ini, dan ada perasaan yang tak bisa dijelaskan, tapi rasanya tenang dan ingin selalu bersama gadis itu,  selamanya.


“Aku tenang saat disampingmu, walau ku tak tau mengapa. Yang aku inginkan adalah, selamanya kita akan selalu seperti ini.  Dan aku berharap, semoga Sang Waktu berbaik hati padaku agar memberikan sedikit waktunya  untuk bisa menikmati saat-saat bersamamu, walau hanya sebentar saja.”


setelah tangan shilla selesai dibalut, shilla menatap cakka seolah mencari apakah masih adakah perasaan untuk dirinya, walau sedikit saja, sudah sangat bersyukur. “makasih kka.” kata shilla berjalan meninggalkan cakka yang terpaku menatapnya.

“shill…” panggil cakka yang membuat gadis itu menoleh dan kaget ketika cakka memeluknya.

“kenapa kka?.” tanya shilla bingung harus berbuat apa dengan tingkah cakka.

“please,,, lo jangan bersekongkol dengan Sang Waktu untuk mempersulit gue mengingat apa yang terjadi dengan kita shill. gue mohon ijinin gue dekat sama lo lagi, agar gue bisa ingat sama lo.” Ucap cakka yang membuat shilla kaget mendengar ucapannya lalu melepas pelukannya.

“gue bukan cewek yang mudah ngasih kesempatan kedua kka. tuh cewek lo datang. Gue pergi dulu.” Kata shilla langsung mengambil tas dan keluar dari lab tanpa melirik ify yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum pada cakka, ketika ify melihat shilla lewat di depannya ditambah cakka menatap kepergian gadis itu, dia bersumpah dalam hati, apapun yang terjadi, dia takkan membiarkan cakka jatuh ke pelukan shilla untuk kesekian kalinya.



“hai sayang. aku nyari kamu kemana-mana lo. kok sms aku gak dibalas sih?.” Tanya ify tersenyum ketika cakka berjalan menghampirinya.

“aku tadi sibuk sayang. jadi gak sempat buka Handphone. Jalan yuk.” Ajak cakka sambil merangkul ify di pundak yang dibalas cewek itu dengan rangkulan di pinggang cakka

Selama mereka berjalan menuju parkiran, baru kali ini ify bisa menegakkan kepalanya dan berjalan bagai burung Merak yang sedang memamerkan bulu-bulunya yang indah di hadapan burung-burung lain dan menatapnya penuh iri.  dia bisa membaca pikiran cewek-cewek di sekitar kampus menatapnya dengan penuh kagum karna bisa menggandeng cowok sekeren cakka..cakka yang sudah biasa dengan hal itu, cuek saja.

“akhirnya gue bisa mengejar apa yang gue inginkan dari dulu! Menjadi pusat perhatian! Bukan Cuma shilla aja yang bisa kayak gini, gue juga bisa!.” Kata ify dalam hati.

ketika sampai di parkiran, cakka melihat shilla  asyik bercengkrama dengan Gabriel dan rio. Karna dia tak mengingat siapa rio dan iel,  dia merasa asing dengan mereka berdua dan cemburu melihat gadis itu asyik tertawa dengan mereka berdua dan tangannya merangkul pundak mereka.  entah kenapa, kakinya ingin melangkah ke tempat mereka lalu menarik gadis itu menjauh kemudian memarahinya. Tapi dia tak bisa melakukan itu karna ada ify, cewek yang sangat dia jaga perasaannya berdiri di sampingnya . Jadi dia hanya bisa menatap dan berharap, semoga gadis itu melepas rangkulannya dari pundak mereka kemudian melihat ke arahnya agar cewek itu tau, bahwa dia tak suka.

“kenapa gue jadi gak rela gitu shilla dekat dengan cowok lain? dia kan bukan siapa-siapa gue? tapi katanya shanin dia tunangan gue. arghhh.. gue pusing!.” Batin cakka

“sayang… kok melamun? Ayo pulang. Kamu ngeliat apa sih?.” Tanya ify sambil menarik tangan cakka pelan sambil mengikuti arah pandangan cakka

“enggak kok sayang.  ayok.” Kata cakka merangkul ify menuju mobilnya yang ternyata terparkir di samping mobil shilla.

shilla yang melihat cakka sedang membukakan mobil untuk ify hanya bisa mnghela napas ketika cowok itu juga menatap dirinya. Yang membuatnya kaget, dia melihat ada sedikit sorot mata kemarahan dari cakka, tapi sebelum dia tau maksudnya apa, cakka sudah masuk dalam mobil dan menjalankannya dengan kecepatan penuh, meninggalkan semua tanya di hati.

“kenapa shill?.” tanya rio sambil mengikuti tatapan mata shillla. Dan tau apa yang dipikirkan gadis itu, rio hanya bisa menepuk pelan pundak shilla “Suatu saat nanti dia akan ingat sama lo shill. eh, lo sekelompok dengan cakka untuk KKN yah? asyik tuh.” Kata rio lagi yang membuat  shanin yang baru tiba langsung mendekati shilla dengan mata berbinar-binar.

“serius lo kak satu kelompok dengan kak cakka? Berapa bulan kak? asyikk!! Doa gue terkabul juga akhirnya.” Ucap shanin penuh

“gue berdoa dari hati paling dalam, lo bersama dengan dia dek. Pulang yuk.” Kata ray tiba-tiba datang dan mengelus kepala shilla dengan rasa sayang.

“ayook.. guys, duluan yah, bye.” Pamit shilla tersenyum lalu jalan berdampingan dengan ray menuju mobilnya, lalu mereka masuk dan ray menyetir mobil shilla dengan kecepatan penuh meninggalkan kampus.

setelah mereka pergi, masing-masing membubarkan diri menuju mobil dengan pasangan masing-masing dan pergi meninggalkan kampus.
 sementara itu….

cakka bingung bagaimana bilang kepada ify soal dia akan pergi ke desa terpencil, tidak sendiri, melainkan dengan shilla dan beberapa orang lagi. disaat cakka asyik bermain dengan pikirannya, ify menyenderkan kepalanya di bahu cakka yang asyik menyetir mobil dan menatap cowok itu dengan tatapan sayang.


 “kamu kenapa sayang? ada masalah?.” Tanya ify ketika melihat cakka hanya diam.

“eum…. Aku boleh ngomong sesuatu gak sayang?.” kata cakka pelan.

“apapun itu, aku siap mendengarkan sayang.” Ucap ify tersenyum.

“kamu kan tau aku masuk sudah semester 5, jadi semester depan aku akan KKN di desa Gunung Kidul, Yogyakarta selama 3 bulan.” Kata cakka menatap ify “aku kesana gak sendiri, tapi dengan shilla dan beberapa yang lain.” lanjut cakka tapi sukses membuat ify duduk tegak dan menatap cakka dengan tatapan sulit diartikan. Perlahan tapi pasti, dia teringat pertemuan keduanya dengan shilla di laboratorium dan entah kenapa, dia merasa takut ketika dia hampir mendapatkan impian indahnya bersama cakka, semua itu akan musnah dalam sekejap dengan kedatangan shilla, yang lebih dulu mengisi hati cakka dan dia  merasa, tatapan cakka tak bisa lepas dari gadis itu, walau cakka berusaha menyembunyikan itu darinya.

“terus? Kamu mau tinggalkan aku?.” Tanya ify yang membuat cakka menghela napas berat dan menghentikan mobilnya di depan pagar rumah ify.

“aku cuma pergi sementara sayang. nanti aku pulang. Janji.” Ucap cakka memegang kedua pundak ify yang sekarang duduk berhadapan dengannya.

“aku gak mau.” Ucap ify sukses membuat cakka kaget.

“kamu ngertiin aku sayang. kalau aku tidak ikut KKN,aku gak akan lulus!,” jelas cakka setengah berteriak.

“tapi kenapa harus dengan shilla?.” Kata ify sambil menatap cakka yang terdiam.

“karna aku sekelompok dengan dia. aku janji akan selalu menghubungimu. Tiap jam. Ok?.” kata cakka.

“tetap aja gue gak bisa liat apa yang lo lakuin sama shilla! Kenapa sih tuh cewek nongol lagi saat impian gue hampir tercapai?!.” Sungut ify dalam hati.

ify hanya diam mendengar perkataan cakka, sadar bahwa cewek yang dia sayangi tidak setuju dengan kepergiannya, cakka mencari akal agar ify setuju dengan kepergiannya, dia sendiri bingung kenapa sangat antusias ikut KKN, entah karna ada shilla atau apa, dia tak tau.
“aku lupa tentangmu, bukan berarti hatiku ikut melupakanmu, justru aku sekarang berusaha mencari serpihan kenangan indah tentang kita  melalui hatiku, bernegoisasi dengan waktu agar aku bisa mengingatmu lagi, dan menggunakan segala cara agar aku tau siapa dirimu.”



“sayang….” Panggil cakka yang sekarang mengelus kepala ify kemudian mencium keningnya.

“hmmm..” jawab ify cuek tapi tetap menatap cakka.

“bagaimana? Please… kamu mau punya pacar tak lulus kuliah gara-gara gak ikut KKN? Apa kamu tak malu?.” Kata cakka yang tau bahwa ify haus pujian dari orang-orang sekitarnya dan menggunakan itu sebagai senjata ampuh agar dapat ijin dari ify.

ify dalam hati membenarkan kata cakka, dengan berat hati dia menganggukkan kepalanya “aku ijinin kok. tapi inget jangan macam-macam! Dan kamu harus hubungin aku terus! Ok?.” kata ify yang membuat cakka senang dan langsung memeluk ify erat.

“makasih sayang.” Ucap cakka dan sebuah ciuman penuh sayang mampir di pipi kiri dan kanan gadis itu dan langsung direspon gadis itu dengan senyuman lalu keluar dari mobil cakka dan masuk dalam rumah ketika mobil cakka menghilang dari pandangannya, tanpa ada yang tau, bahwa dalam hatinya dia berharap, semoga keputusannya tak salah.




Malam harinya…

hari sudah malam dan hujan turun dengan deras ketika shilla baru saja selesai mengerjakan tugasnya, dia melepas kacamatanya dan keluar dari rumah menuju pintu taman dan duduk di ayunan sambil menatap kolam renang dengan tatapan kosong.  dia bisa melihat banyak kenangan cakka disetiap sudut rumahnya, memaksanya untuk merubah keputusannya untuk melupakan cowok itu. Dan itu membuat dia teringat kejadian siang tadi dan keputusan dosennya untuk KKN bersama cakka yang berpotensi untuk mengulang semua yang kejadian yang sudah dia lupakan susah payah. Mengingat itu, shilla hanya menghela napas sambil merasakan tetesan air hujan membasahi wajahnya yang lagi-lagi memberikan sepenggal kenangan indah. Dan pada akhirnya, dia membiarkan tetesan air mata itu mengalir di pipinya agar langit dan bumi bisa merasakan kesakitan yang dia alami sekarang.



“setiap aku melihat di sekelilingku, aku merasa semua benda disini memaksaku untuk mengingatmu, meruntuhkan egoku untuk melupakanmu, itu membuatku sungguh tersiksa karna membiarkan pintu hatiku terbuka olehmu dan akhirnya meninggalkan luka menganga yang takkan bisa pulih kembali.”
Lelah menangisi hal yang dia yakini takkan pernah terwujud, dia masuk dalam rumah dan pergi ke kamarnya terus pergi tidur.



                                    ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

selama 3 bulan mereka bekerja sama sebagai partner, tak ada pembicaraan berarti antara cakka dan shilla, walau cowok itu berusaha mengajak shilla bicara, pura-pura bego ketika disuruh dosen menjawab pertanyaan agar bisa bertanya pada shilla yang kebetulan adalah gadis yang paling pintar di angkatannya, tetap saja sekuat apapun cakka berusaha, sekuat itu juga shilla menutup mulutnya rapat-rapat agar tak terpancing dengan usaha cakka yang menurutnya konyol.


Setelah selesai ujian semester seminggu yang lalu, akhirnya hasilnya sudah keluar, shilla yang baru keluar dari kelas buru-buru menuju papan pengumuman untuk melihat hasil ujiannya, ketika dia melihat nilai IPK 3,95 gadis itu tersenyum dan mendadak merengut  ketika nilainya di nomor dua dan yang membuatnya semakin manyun ketika melihat IPK cakka 4,00 bertengger manis di posisi yang dia impikan sejak dulu.

“hua! Posisi gue direbut sengak! Hahahaha..tapi gak papa deh, yang penting selama 3 bulan terakhir gue gak kepancing usaha konyol dia yang pura-pura bego supaya gue ladenin dia ngomong dan keterusan deh. Poor you boy.” Batin shilla


pada saat shilla asyik melihat papan nama dan mencari nama-nama temannya, tiba-tiba ada tangan bertengger di pundaknya dan sebuah hembusan napas lembut di telinganya membuat shilla geli dan ketika dia menoleh, dia melihat cakka berdiri di sampingnya dengan tangan kiri di pundaknya dan tangan kanannya asyik menyusuri papan nama. Kesal dengan tingkah cakka, dia berusaha melepas tangan cakka tapi bukannya lepas, malah mencengkram pundaknya hingga dia kesakitan dan akhirnya, usaha cakka membuat gadis itu bicara padanya, terwujud juga.

“sakit gila! Lo kira gue apaan hah?! Maen tiup telinga gue lagi!.” Ketus shilla sambil berusaha menginjak kaki cakka, serangan andalannya.

melihat gadis itu marah-marah, entah kenapa membuat cakka cekikikan dan mengacak rambut gadis itu dengan lembut dan membuat shilla kaget dan terdiam.

“gue suka deh lihat lo marah-marah. Kayaknya asyik aja gitu. eh… lo mending temuin ibu Irene deh, lo dipanggil tuh. Tapi bareng gue.” kata cakka seolah tak memberikan kesempatan bagi shilla untuk membalas, dia menarik gadis itu menuju ruang dosen.



sesampai diruang dosen, mereka melihat Ibu Lenny, dosen yang dikenal punya wajah manis apalagi kalo senyum tapi sadis kalo marah  itu sedang asyik bermake-up ria. Ketika melihat
kehadiran cakka, mahasiswa kecengannya, Ibu Lenny langsung menyimpan alat make-upnya dan tersenyum dan seketika merengut ketika melihat tangan cakka memegang tangan shilla.

“ada apa shill?.” kata Ibu Lenny bermanis –manis ria di depan cakka, dan langsung pasang wajah sadis ketika melirik shilla yang buru-buru menunduk. 
“begini bu, kami kapan KKN? Siapa saja kelompok saya selain shilla?.” Tanya cakka sambil tersenyum dan semakin memegang erat tangan shilla ketika merasa gelagat gadis itu ingin kabur.

“KKNnya kapan yah? seminggu lagi.  selama 3 bulan kamu di desa Kidul dan sebelum ke desa itu, kalian bisa jalan-jalan sebentar keliling jogja. Itung-itung refresing, dan ini nama kelompok yang kamu mau.” Kata Ibu lenny sambil memberikan daftar nama yang dimaksud cakka.



kelompok KKN FKUI 2011-2012

1. Ashilla Zahrantiara

2. Cakka Kawekas Nuraga

3.Sivia Azizah.

4.Mario Stevano Aditya Haling

5. Oik Cahya Ramadlani

6. Angel Karundeng



Shilla melongo maksimal ketika melihat daftar nama yang hampir membuatnya gila itu, berbeda dengan shilla, cakka merasa pernah melihat daftar yang dia pegang sekarang, ketika ada sekelabat banyangan masa lalunya hadir, mendadak kepalanya langsung berdenyut hebat dan buat dia kesakitan.

“arghh…” gumam cakka pelan sambil memegang kepalanya dan cekalan di tangan shilla terlepas.

Ibu lenny mendadak panic dan langsung menyuruh cakka duduk
“kamu kenapa cakka? Ada yang sakit?.” Tanya bu lenny prihatin dan memberikan air minum ke cakka.

“Enggak apa-apa bu. Cuma agak sakit kepala saja. Permisi bu. Makasih atas catatanya.” Pamit cakka sambil berdiri lalu menarik shilla keluar kantor.
 “lo gak papa kka?.” Tanya shilla khawatir dan lega karna tangannya sekarang tidak dicengkram cakka lagi dan mereka sekarang berada di sebuah danau yang tenang.
 “gue gak papa. Eh, Lo bareng siapa ke kampus?.” Jawab dan tanya cakka sambil menatap shilla

“gue bareng ray.. Kenapa?.” Kata shilla yang tak sadar bahwa ucapannya terakhir itu, memberikan sedikit perasaan cemburu pada cakka.

“ray itu siapa lo?.” Tanya cakka dengan wajah menyelidik.

“emang penting buat lo tau? gue mau sama siapa, bukan urusan lo!.” Ketus shilla lalu berjalan meninggalkan cakka yang bingung dengan perasaannya.

“kenapa gue kayak cemburu ketika dia nyebut nama ray? Dia kan bukan siapa-siapa gue. tapi kenapa gue merasa dia berarti di hidup gue? dan gue merasa, kenangan tadi, akan gue ingat kalo gue disamping dia.” kata cakka dalam hati



tiba..tiba……

cakka menarik siku shilla lalu menarik ke hadapan tubuhnya dan mencium kening gadis itu yang melotot dengan perlakuannya dan tak bisa berbuat apa-apa ketika cakka  memeluknya hingga dia sesak napas.

“lepasin gue cowok mesum! Gue bukan cewek lo! kalo lo mau nyium cewek, cium pacar lo sana!!.” Marah shilla sambil menginjak kaki cakka keras-keras sehingga cakka kesakitan.

“adduuuhh!!!mumpung cewek gue gak ada shill, boleh kan gue main-main sama lo?.” kata cakka dengan ekspresi jahil dan mesum yang membuat shilla mau tak mau teringat kejadian beberapa tahun yang silam, sebelum semuanya belum berubah, sebelum perasaan yang dia rasakan sekarang hadir dan memporak-randakan hidupnya.

“main sama banci kaleng sana! Lo bukan tipe gue! gue mau pulang!.” Ketus shilla lalu mendorong cakka kasar dan bejalan meninggalkan cakka.

“gue ikutin lo sampai parkiran.” Ucap cakka berjalan dibelakang shilla.

“gak perlu.” 
“gue gak butuh ijin lo untuk melakukan apa yang gue mau.”

“terserah lo deh.”



sesampai di parkiran kampus, shilla melihat ray berdiri di samping mobilnya bersama  via dan Iel juga yang lainnya, mereka kaget ketika melihat cakka berjalan di belakang shilla sambil cengar-cengir. Lalu mereka tersenyum dan shanin yang merasa doanya terkabul, langsung berbisik ke Oik
 “kalo mereka balikan lagi terus mutusin si mak lampir, gue akan adain selamatan 7 hari 7 malam untuk rayain ini!.” Kata  shanin dengan  suara lumayan nyaring dan membuat yang lain semakin senyam- senyum gak jelas.

“pulang yuk.” Ajak ray sambil merangkul shilla dan disambut gadis itu dengan senyuman yang tanpa mereka sadari, cakka mengepalkan tangannya.

“sumpah gerah bener yah gue liatnya! Tuh cowok siapa shilla sih?! Gue tabokin ampe bonyok! Eh..tunggu dulu! Kok gue jadi panas begini yah?.” Batin cakka cemburu

 “Ayo sayang.” kata shilla ketika melihat kedipan mata dari ray, tanda mereka acting pura-pura pacaran dihadapan cakka. Mereka yang melihat kejadian itu, hampir tertawa ngakak kalo gak ingat ada cakka di depan mereka yang sekarang panas-dingin.

“lo kira Cuma lo aja yang bisa manasin gue?! gue juga bisa! Panas dingin kan? Rasain lo sana!.” kata shilla dalam  hati.

“shan, lo pulang sama siapa?.” Tanya cakka berusaha mengacuhkan shilla yang asyik bermanja ria dengan ray, dan semakin panas ketika dia melihat dari sudut matanya  ray mencium pipi shilla hingga wajah gadis itu merah lalu tertawa dan balas mencium pipi ray.

“argghhh!!!!!!!! Sabar kka, lo gak bisa marah sama dia karna lo lupa siapa dia! kalo lo gak lupa siapa shilla, kalo lo gak lupa, shilla gak akan lakuin itu ke elo!.” Batin cakka tak menentu(?)

Shanin yang melihat reaksi cakka, senyum-senyum sendiri “gue bareng sama rio. Mak lampir kesayangan lo mana kak?.” Tanya  shanin dengan wajah sinis ketika menyebut julukan ify.Shilla. “dia gak masuk. Yaudah gue pulang dulu. Buset dah lo shan, gitu-gitu dia cewek gue.” Kata cakka sambil menoleh ke shilla yang tak menghiraukannya dan asyik tertawa bareng ray dan gabriel lalu dia masuk dalam mobil dan melihat ke shilla sekali lagi, dan entah kenapa hatinya berharap agar gadis itu menoleh kepadanya dan tersenyum manis hanya untuknya. Merasa tak mungkin, dia melaju meninggalkan kampus.



setelah melihat cakka pergi, shilla menghela napas dan menatap ray
 “gak apa-apa kak acting kayak gini?.” Tanya shilla dengan wajah sendu.

“justru hanya dengan cara ini agar dia ingat siapa lo shill. buktinya tadi gue liat tatapan matanya ngelirik lo mulu ketika lo cium pipi ray, marah banget dia shilla. good job dah.” Kata rio

“gue ngerasa aneh aja mesraan sama sepupu sendiri. Eh..kalian setelah ini mau nongkrong dimana?.” Tanya shilla sambil menatap mereka bergantian.

“ke mall yuk! Itung-itung sebelum kita KKN,  betul gak?.” Kata oik, si Ratu Mall menatap  sivia dan  shanin yang cengar-cengir.
shilla tertawa melihat anggukan mereka lalu masuk dalam mobil masing-masing menuju mall terdekat.



setelah keliling mall hampir 4 jam, akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing sekitar jam 8 malam. shilla yang saking lelahnya akhirnya ketiduran di mobil dengan posisi kepala di pundak ray yang menyetir mobilnya.

Setelah tiba dirumah, ray mengelus kepala shilla lalu menepuk pipi gadis itu dengan lembut
“ shill, bangun shill… kita udah dirumah nih.” kata ray lalu mengguncang tubuh shilla pelan hingga gadis itu terbangun.

“Eh kak. Makasih udah bangunin. Capek banget soalnya.” Kata shilla keluar dari mobil dan langsung dipegang oleh ray masuk dalam rumah karna mulai oleng jalannya.



Sesampai di kamar, ray menuntun gadis itu masuk dalam kamar dan menidurkannya di tempat tidur lalu mencium kening gadis itu yang sudah dia anggap sebagai adiknya yang paling dia sayangi. Setelah melihat shilla tidur pulas, ray menutup pintu kamar gadis itu dengan pelan.




selama seminggu mereka kuliah dan menyiapkan ini itu untuk kepergian mereka esok ke Yogyakarta, akhirnya tibalah hari itu, hari dimana bagi cakka untuk membuka kenangan lama yang tersembunyi rapi menunggu untuk ditemukan, dan entah kenapa dia ingin semakin dekat dengan shilla, karna dia merasa, gadis itu mempunyai magnet tersendiri untuk membuat dia ingat tentang kenangan yang hilang dari otaknya.



“shill, ini tiketnya.” Kata cakka datang ke kelas langsung nyodorin tiket PP ke shilla yang asyik makan coklat sambil baca buku setebal kamus.

“tiket apaan?.” Tanya shilla gak ngeh dan asyik membaca buku tanpa melirik cakka.

gemas, akhirnya cakka mengambil buku yang dibaca shilla yang membuat gadis itu mendongkak dan dia melihat ada sisa coklat di pinggir bibir tipisnya, lalu cakka menyentuh pinggir bibir shilla dengan jarinya untuk mengambil sisa coklat itu kemudian membuangnya. Tanpa menyadari bahwa tingkahnya itu membuat shilla teringat dengan kenangan sewaktu mereka masih satu rumah, tanpa pengganggu seperti sekarang ini.
“tadi di samping bibir lo ada coklat. Tuh tiket gue ambilin dari Ibu lenny, malam ini kita berangkat. Rumah lo dimana? Biar gue jemput.” Kata cakka sambil membolak-balikkan halaman buku yang dia ambil dari shilla. 
“malam ini?! Bukannya lo tau rum..” ucap shilla terhenti ketika dia menyadari bahwa di depannya sekarang adalah cakka yang lupa tentang apapun tentangnya, bahkan alamat rumah shilla sendiri pun dia lupa. Dan itu membuat shilla sedih.

“kayaknya semua kenangan tentang gue beneran tak ada satupun tersisa, sampai alamat rumah gue aja dia gak inget! Tragis bener hidup gue.” kata shilla dalam hati.

“tau apa?.” Tanya cakka yang ngeh mendengar perkataan shilla.

“gak apa-apa. Ini alamat rumah gue.” kata shilla sambil menulis alamat rumahnya dan memberikannya ke cakka.

“ok deh. Di tiket jam 8 malam berangkatnya yah? lo sama siapa ke kampus? Sama ray lagi?.” kata cakka sambil menekankan suaranya pada saat menyebut nama ray.

“gue ke kampus selalu dengan ray. Kenapa?.” Jawab shilla bingung sambil berusaha mengambil buku di tangan cakka, tapi gagal.

“maksud hati pengen ajak pulang bareng, gak taunya sama ray! Tunggu dulu, lo udah punya ify! ngapain ajak cewek lain pulang?! Sadar cakka!!!.” Batin cakka

“balikin buku gue dong. Gue belum kelar baca.” Kata shilla nyerah dengan usahanya merebut bukunya yang selalu gagal.

“nyerah?.” Ucap cakka sambil memainkan buku itu dengan senyum penuh kemenangan di hadapan shilla yang merengut.

bukan shilla namanya kalo mengaku kalah, apalagi dengan cakka. Sebelum mendapatkan ide, tiba-tiba…

cakka menarik belakang kepala shilla dan mencium puncak kepala gadis itu lama sekali lalu menyerahkan buku itu kepadanya sambil nyengir
“ini buku lo shilla.” dan mencium pipi gadis itu sambil tertawa meninggalkan shilla yang menatap kepergiannya sambil mengelus pipi yang dicium cakka dengan wajah merona.



selama praktik di laboratorium, shilla Cuma menjawab apa  yang ditanyakan cakka dengan singkat dan itu membuat cakka yang hatinya entah kenapa selalu ingin mengganggu shilla merasa bingung sendiri dengan apa yang dia rasa sekarang.

setali tiga uang dengan cakka, shilla juga bingung dengan apa yang dia rasakan sekarang setiap dekat dengan cakka, dia merasa senang dengan perlakuan cakka yang seperti dulu lagi, tapi itu juga membuatnya galau karna setiap dia dekat dengan cakka, merasakan apa yang dia rasakan dulu sebelum semuanya berubah, di saat itu juga dia harus disadarkan bahwa cakka sekarang bukan cakka yang dulu lagi, melainkan cakka yang sudah menjadi pacar cewek yang hampir
mencelakai hidupnya dan cakka yang mencoba mencari kenangan tentang mereka melalui dirinya.


 “kau mendekatiku untuk mencari kenangan kita yang disembunyikan oleh masa, tanpa kau menyadari, bahwa tingkahmu membuatku sakit dan membuatku kembali berharap, be your mine.”  

  
Setelah hampir seharian mereka di Kampus dan mengurus KKN mereka, akhirnya kelar juga semua urusan mereka sekitar jam 4 sore. shilla yang pusing karna keliling kampus seharian terduduk di tanah  sebuah taman yang dihuni oleh sepasang angsa sedang bermesraan ditengah danau dan kicauan burung-burung di antara pohon-pohon seolah menambah suasana tenang dan damai di taman saat itu.

Tatapan mata shilla focus kea rah kedua angsa itu tanpa menyadari bahwa sosok yang membuat hidupnya warna-warni sejak dia masuk SMA asyik memandanginya di balik pohon. Tak ada yang mengetahui apa yang mereka rasakan, kecuali diri mereka masing-masing dan Tuhan.



“ku pikir ku tak pernah pantas untuk bahagia, sejak kau pergi dari ketidaktahuanku. Kini kau kembali.”

Dering HP di tas shilla sukses membuyarkan lamunan gadis itu. Dia buru-buru mencari dalam tas dan tersenyum ketika tau siapa yang nelpon
“iya kak, ada apa? Udah nunggu? Ok deh ntar shilla susul. Bye kak ray sayang. hahah.” Tawa shilla di balik telpon dan dia langsung membuat HP itu kembali dalam tas dan meninggalkan taman tanpa menyadari ada sebuah tatapan yang juga beranjak meninggalkan taman mengikuti kemana dia pergi, kenangan terindahnya yang  diambil paksa oleh Sang Waktu dan tak meninggalkan sedikitpun kenangan terindah gadis itu, untuknya.



Sesampai di parkiran,shilla menghampiri ray dan kaget ketika tau-tau cowok itu memeluknya dan mengelus rambutnya
“kamu kemana aja sayang? kakak nyariin kamu loh.” kata ray sambil tersenyum ngasih kode ke shilla.

shilla tau arti senyuman ray, Cuma nyengir
“heheh..maaf ya sayang. tadi shilla ada urusan. Entar kakak antarin shilla ke bandara yah? kan hari ini shila ke jogja, Iya kan cakka?.” Kata shilla melepas pelukannya dan menggenggam tangan ray ketika melihat cakka berjalan dengan ify.dan berusaha menghilangkan rasa sakitnya ketika melihat ify memeluk pinggang cakka dan menatapnya penuh posesif, seolah cakka adalah miliknya dan tak ada yang boleh memilikinya selain dirinya.





cakka bingung dengan pertanyaan shilla yang mendadak ditambah dia berusaha jalan dengan ify di depan shilla agar dia menghilangkan sedikit perasaan sakitnya ketika melihat shilla berpelukan, walau dia tak tau kenapa.

“iya shill. lo bareng siapa entar ke bandara? Bareng yang lain atau sendiri aja? bagaimana kalo bareng…” kata cakka yang membuat ify kaget dan mengetahui maksud pertanyaan cakka, langsung menyela omongan cakka yang belom kelar 
“memangnya kenapa sayang kamu nanya gitu? nanti aku akan antar kamu ke bandara. Kamu jam berapa berangkat?.” Tanya ify

“gue bareng ray. Gue duluan yah. sampai ketemu di bandara.” Kata shilla tenang lalu menarik ray menuju mobilnya dan pergi meninggalkan cakka yang bingung dengan apa yang dia rasakan, perasan kecewa. Tapi dia berusaha menutupinya.

“aku jam 8 malam udah check in. kamu beneran mau antar aku? Enggak apa-apa nih?.” kata cakka sambil mengelus rambut ify, berusaha menekan dalam perasaan sakitnya yang entah datang darimana.

“enggak dong. Apa sih yang enggak buat kamu sayang? pulang yuk.” Kata ify sambil mencium pipi kiri cakka kemudian menuju mobil cowok itu dengan perasaan takut yang dia sembunyikan dan cakka berjalan dibelakangnya dengan perasaan dia tak ingin ify mengantarnya, tapi dia tak menemukan alasannya kenapa dia tak ingin. Pasrah, akhirnya cakka masuk dalam mobil dan menjalankan mobil itu dengan kecepatan sedang meninggalkan kampusnya.




Sesampai dirumah, shilla langsung masuk kamar dan meninggalkan ray yang berjalan dibelakangnya sambil bersiul, sesekali shilla keluar masuk kamar kayak gosokan arang untuk mengambil apa yang dia perlukan untuk disana kelak. Merasa kasihan dengan sepupunya yang kelimpungan, akhirnya ray membantu shilla menyiapkan barang-barang.

“dek, Udah bawa vitamin belum?.” Tanya ray di lantai bawah.

“belum kak. Tolong yah kak.” Balas shilla teriak di lantai atas.

Ray pun membuati apa yang dibutuhkan shilla, seperti P3K, minyak angin, obat tidur, obat maag, dan sebagainya lalu dia masuk ke kamar shilla dan kaget melihat akhirnya shilla selesai mengepak 2 buah koper besar dalam waktu singkat dan sekarang gadis itu terduduk kelelahan di lantai.

“cepat banget lo ngepak dek! Ckkckckc. Kagum gue. ini perlengkapan terakhir. Gue taroh dimana?.” Tanya ray berdiri di depan pintu kamar shilla yang bernuansa biru malam, warna kesukaan gadis itu.

“taroh disini aja kak. Hoohoohoh… kan beberapa hari sebelumnya sudah shilla buat semuanya. Jadi tinggal naroh yang sisanya aja kak. Makasih yah.” kata shilla tulus lalu memasukkan barang yang dimaksud di tas terakhir.



sambil berkeliling, ray melihat buku kenangan waktu shilla masih SMA dan dia membukanya dan kaget ternyata ada foto waktu shilla ikut pentas Putri tidur dan semakin kaget bahwa pasangan gadis itu dalam drama adalah si cakka.

“lo bisa main teater dek?.” Pancing ray.

“waktu SMA kelas 2 kak pernah maen teater untuk perpisahan anggota OSIS. Kenapa?.” Tanya shilla gak ngeh dengan maksud pertanyaan ray dan asyik mengurut kakinya.

“enggak. gue Cuma nanya aja. lo jadi apa dek di teater itu?.” Tanya ray.

“sebagai Putri tidur kak.” Jawab shilla lalu dia terdiam ketika memorinya berjalan waktu dia masih SMA,  waktu dia benci setengah mati dengan cakka, tanpa sadar dia meneteskan air mata karna teringat kenangan indah itu. Yang dia tak tau apakah akan terulang lagi atau hanya sebagai penghias indah di masa remajanya.



Ray yang sadar akan hal itu, langsung menghampiri shilla dan duduk disampingnya lalu merangkul gadis itu dipundaknya “gue tau lo masih tak bisa nerima keadaan ini shill. tapi lo harus bisa nerima  semua ini. Lo berdoa aja, semoga setiap luka yang dia torehkan di hati lo, air mata yang lo teteskan, dan sakit yang lo rasa, semuanya akan berakhir indah untuk hidup lo shill. lo dikasih Tuhan kesempatan untuk dekat dengan dia dengan cara ini, gunakan sebaik-baiknya yah. tapi jangan kebablasan. Entar lo rugi.” Pesan ray dan shilla hanya mengangguk sambil sesegukan.

“iya kak. Semoga semua ini akan ada ujungnya. shilla mandi dulu yah kak. Udah kakak keluar sana.” Kata shilla melepas rangkulannya dan pura-pura mendorong ray yang tertawa dengan tingkahnya.

“iya adek. Mandi dan dandan yang cantik yah. biar cakka terpesona sama adek gue yang paling cantik ini terus mutusin pacarnya deh.” Ucap ray sambil mencium kening shilla dan keluar dari kamar terus menutup pintu.




“hanya satu harapku, semoga apa yang aku rasakan selama ini, takkan berakhir menyakitkan untukku.”



Setelah selesai mandi, shilla keluar dari kamar dengan memakai tas ransel yag berisi barang-barang yang paling berharga dalam hidupnya, sebuah novel di tangannya, dan dia memakai celana jins warna biru malam dengan pakaian kaos bertangan panjang dan sepatu kets, dan rambut terurai serta sebuah jepit rambut kupu-kupu malam pemberian cakka dulu yang entah kenapa dia sangat ingin memakainya.

“kakak,,, udah siap?.” Tanya shilla sambil mendorong koper pertamanya ke bawah lalu naik lagi ke atas untuk mengambil kedua kopernya.

“udah dek. Wah…. Cantik banget lo dek. Sini kakak bantuin.” Kata ray langsung membantu shilla membawa  koper yang satunya keluar rumah dan meletakkannya di bagasi mobilnya diikuti shilla yang membawa koper yang satunya. Setelah selesai mereka masuk dalam mobil dan pergi meninggalkan rumah menuju bandara dengan ngebut.



sepanjang perjalanan, shilla dan ray saling curhat dan tertawa mendengar cerita kekonyolan masing-masing. Dan akhirnya setelah 4 jam perjalanan menuju  bandara, akhirnya mereka tiba juga di Bandara Soekarno-Hatta. Setelah mobil terparkir rapi, shilla pun langsung turun dan membuka bagasi mobil ray untuk mengeluarkan kopernya dibantu oleh ray. Lalu mereka menutup pintu bersama-sama dan ray membantu shilla mendorong koper. Sedangkan shilla sibuk menelpon  sivia dan oik, teman satu grupnya.

“vi, lo dimana?.” Tanya shilla sambil celingak-celinguk mencari mereka berdua.

“gue di depan dunkin donuts. Lo dimana?.” Tanya  sivia ikut celingak-celinguk.

“itu mereka kan?.” Kata ray sambil menunjuk  sivia sedang berkacak pinggang di depan dunkin donuts bersama oik yang ikut lirik sana-sini dengan angel dan rio yang malah asyik betelponan.

melihat mereka, shilla dan ray langsung berjalan mendekati mereka, mereka yang melihat itu langsung tersenyum ketika shilla duduk di samping oik dan  sivia duduk di apit ray, rio dan angel

“udah lama lo disini vi?.” Tanya shilla sambil mencari handphonenya karna berbunyi.

“baru aja. lo kenapa diem natap HP shill?.” tanya  sivia heran ketika melihat shilla terdiam menatap HPnya yan berbunyi ditangannya.

“selama 4 tahun lo ninggalin gue, sekali pulang ternyata amnesia,  baru hari ini lo nelpon gue kka.” Batin shilla

“halo.. ada apa kka?.” Tanya shilla mengangkat telpon dari cakka

“lo dimana? Udah nyampe di bandara? .” tanya cakka diujung telpon

“gue sekarang di tempat lo berdiri sekarang.” Jawab shilla sambil menatap cakka dan ketika cowok itu menoleh, mereka saling bertatapan dan shilla mendadak galau ketika melihat siapa yang menggandeng lengan cowok itu dengan mesra.



cakka langsung mendatangi shilla dkk dengan ify sambil menarik koper. Ketika cakka sudah tiba, dia melihat jepit rambut yang ada di kepala shilla, entah kenapa dia merasa pernah menyentuh jepit itu dan ada sebuah perasaan yang memaksanya untuk mengingat, tapi dia tak bisa mengingat itu.



“Sudah lama lo nyampe?.” Tanya cakka lalu berdiri di seberang shilla yang duduk di apit oik dan ray.

“kenapa gue jadi pengen duduk di samping tuh cewek dan pengen depak si ray jauh-jauh yah? beneran udah gila kayaknya gue.” Batin cakka

“baru aja. udah lengkap kan semuanya? Masuk yuk.” Ajak shilla beranjak berdiri sambil menaruh novelnya dalam tas dan menarik kedua kopernya keluar dari Dunkin menuju Pintu Penerbangan.

“ayok.” Kata rio sambil menutup telponnya lalu memandang cakka dengan ekspresi bingung bagaimana menyapa sahabatnya yang sudah lupa dengan dirinya.

“gimana gue ngomong ama si kunyuk satu ini yah? ada si ify lagi! bener-bener deh nih anak.” Batin rio

sesampai di Pintu Penerbangan, ray menatap shilla lalu mencium kening gadis itu dan memeluknya sambil berbisik “take care yah dek. Kalo udah nyampe Jogja, sms gue aja. biar gue gak panic disini dan kalo ortu lo nelpon gue bisa ngasih tau. ok?.” kata ray lalu mengelus kepala shilla yang tersenyum.

“ok deh kakak sayang. shilla masuk dulu yah. take care too honey.” Ucap shilla lalu mencium pipi ray tanpa menyadari cakka melihat itu semuanya dan entah kenapa, ada perasaan panas dalam hatinya yang tak bisa dia jelaskan.



“sayang. aku berangkat dulu yah. entar aku sms kok kalo sudah nyampe. I love you.” Kata cakka sambil mencium kening ify

“ok deh sayang. sms aku yah. I love you too honey.” Kata ify sambil tersenyum dan mencium pipi cakka lalu tersenyum sinis ketika melihat shilla yang terdiam menatapnya dengan tatapan sakit hati.



setelah selesai berpamitan, mereka masuk ke dalam Pintu penerbangan kemudian check –in pesawat dan menunggu sekitar 20  di ruang tunggu  sebelum akhirnya terdengar bunyi pemberitahuan untuk segera menaiki pesawat.



“lo nomor berapa shilla?.” tanya cakka ketika berjalan menuju pesawat yang dituju.

“13 B kalo lo?.” Tanya shilla balik sambil memegang tiket.

“13 C. lo disamping gue.” kata cakka sambil menarik shilla ketika sudah tiba di depan Pramugari yang berdiri di pintu masuk Pesawat.



Setelah duduk manis di kursi Pesawat, shilla hendak memasang sabuk pengaman tapi malah keduluan cakka memasangkan sabuk pengaman di pinggangnya. dia tersenyum kepada cakkao lalu membuka tas yang dia letakkan dekat kakinya dan mengambil novel serta kacamatanya dan membacanya.



akhirnya, Pesawat lepas landas meninggalkan Jakarta, shilla merasa mengantuk akhirnya tertidur di pesawat dengan posisi kepala nyender di  jendela sehingga beberapa kali hendak terbentur. cakka yang melihat gadis itu tertidur, merasa kasihan, dia melepas kacamata shilla dan meletakkan kepala gadis itu di Pundaknya. Entah kenapa dia merasa merindukan sosok gadis yang sedang tertidur di Pundaknya dan dia menyibakkan poni yang menghalangi mata shilla. Merasa mengantuk, akhirnya cakka ikutan tertidur dengan kepalanya menindihi kepala shilla.



“ku nikmati saja perjalanan ini dan berharap, ini akan menjadi kenangan terindah bersamamu. “

“let me in your side, forever. don’t ask why, cause I don’t know.”



Akhirnya pesawat pun mendarat mulus di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta sekitar jam 20.40 malam. Cakka yang terbangun pada waktu pesawat mau mendarat, langsung mengucek-ngucek matanya dan dia melihat shilla masih tertidur pulas di pundaknya dengan tangan kanannya yang menggenggam tangan cakka. Hembusan napasnya terasa sangat tenang di bahu cakka, membuat dia tak tega membangunkannya dan muncul  sebuah ide gila muncul di otaknya,menggendong gadis itu turun dari pesawat.
“buset dah! Gile bener gue gendong nih cewek turun dari pesawat hanya karna ga tega bangunin dia. apa kata dunia?!.” Batin cakka (dunia emang bisa bicara?*mikir:P)

“shill… bangun shill. kita nyampe yogya tuh.” Kata cakka membangunkan shilla perlahan dengan menggoyangkan tubuhnya.
shilla menggeliat pelan dan membuka matanya tepat ketika cakka menatapnya. Dia kaget karna jarak dirinya dan cakka dekat ditambah tangan kanannya mengepal tangan cakka, seolah mencari kehangatan.

“Sudah nyampe yah? thanks yah dah bangunin.” Kata shilla lalu duduk tegak dan melepas genggamanannya dan celingak-celinguk dengan wajah panic.
mengetahui apa yang dicari shilla, dia memasang kacamata gadis itu ketika mereka sekali lagi berhadapan dan meletakkan novelnya di kedua paha gadis itu.

“lo nyari itu kan? Tadi gue lepasin karna lo tidur. Mana yang lain? kita turun yuk” Kata cakka lalu menarik shilla yang sibuk memasang ransel di pundaknya dan mereka beriringan keluar dari pesawat.
akhirnya,  mereka merasakan dinginnya udara Yogya di malam hari, mereka berjalan diikuti oleh riot dkk yang berjalan di belakang mereka.

“cakka! Kita tidur dimana nih? siapa yang jemput?.” Teriak rio lalu merangkul Pundak cakka dan berjalan disampingnya, seperti yang mereka lakukan ketika cakka tidak amnesia.

“gue udah mesan hotel kok. gue mesan 3 kamar tuh.  Yang jemput? Ada kok.” Jawab cakka sambil mencoba mengingat-ingat.

“lo tau jalan hotelnya?.” Tanya rio dengan polosnya.

“kalo gue gak tau jalannya  ngapain  gue mesan! Buset dah!  eh.. ambil koper yuk.” Jawab cakka ketika mereka memasuki bandara dan melihat koper-koper mereka lagi berkeliling kayak fashion show menunggu untuk dibawa pulang (?)

setelah mencoba mencocokkan nomor koper di tiket masing-masing, akhirnya mereka keluar sambil menarik koper masing-masing. cakka pun menghidupkan hpnya yang mati dan menelpon seseorang.

“mas.. udah nyampe nih. mas dimana? Eum.. sekitar 6 orang mas. Muat aja kan? Sip deh.” Kata cakka di telpon lalu mematikan telponnya dan melirik shilla yang menatapnya penuh tanda tanya.

“gue nelpon teman nyokap disini. namanya Mas riko, dia yang bantuin gue mesan hotel dan dia yang jemput kita. Lo mau nanya kenapa gue jadi ngurus kayak ginian? Gue disuruh sama Ibu dosen kita tercinta itu, si Ibu lenny. Seharusnya kan lo yang disuruh. Bukan gue.” kata cakka seolah tau apa yang dipikiran shilla

“jadi Tante Jenni tau kalo kita rombongan ke Jogja?.” Tanya shilla

“yup. Gue bilang aja ama siapa gue pergi. Gak tau kenapa nyokap gue kayak senang gitu pas gue bilang lo juga ikut. Eh. Tunggu dulu, kok lo tau nama nyokap gue?.” kata cakka dengan wajah menyelidik.

“Ada deh. Mana teman nyokap lo?.” kata shilla dan melihat seorang pria umur 50 tahunan berjalan kea rah mereka.

“itu orangnya kka?.” Tanya sivia yang sedari diem karna masih bingung dia berada dimana dan merasa asing sendiri.

“yup. Bentar gue mau nyamperin dulu.” Jawab cakka sambil menarik Dayat.  mereka mendatangi pria itu lalu berbicara sebentar lalu menoleh ke arah mereka yang asyik mengobrol.

“hei para nyonya,,,, ayookkk. Ngerumpi aja kerjaannya.” Kata cakka sambil memanggil mereka yang masih mengobrol dengan tatapan focus ke shilla yang asyik memainkan ponselnya sambil tersenyum.  Sadar diperhatikan, shilla menatap cakka sambil memasukkan ponselnya dengan senyum penuh ejek.

“itulah hobi wanita kka, ngerumpi kayak segerombolan tawon.” Kata  sivia tertawa disusul yang lain berjalan menuju mobil yang dimaksud meninggalkan shilla yang kesulitan menarik kedua kopernya yang beratnya naudzubillah.

“Aduh!! Nih koper kok ribet bener yah diseret?! gue gelinding kayak bola juga lama-lama!.” Sungut shilla sambil berusaha menarik koper satunya yang “ngambek”.
“tuh cewek kenapa yah? gue jahilin ah. Biar tambah berasap kayak kereta api deh otaknya. Ohohoho.” Batin cakka

“lo ngapain disini shill? kok gak ikutan masuk? Gak suka sama pilihan gue nyariin mobil?.” tanya cakka berdiri disamping shilla pasang wajah lugu.

shilla yang sudah pusing dengan kopernya, mendengar ucapan cakka ditambah dia  mengantuk berat, membuat gadis itu langsung emosi “lo gak liat apa gue disini lagi ngapain?! Koper gue gak bisa ditarik sengak!! Ngapain lo pamer senyum ke gue?! lo senyum ampe robek tuh bibir gak bakalan ngaruh buat koper gue!.” Sewot shilla melihat cakka cengengesan.

“ish! Nih cowok yah! bukannya bantuin gue, malah nuduh seolah-olah gue gak suka ama pilihan dia! gue gorok juga lama-lama!.” Sungut shilla dalam hati

“gue kan nanya baik-baik non, kenapa lo malah bentak gue?.” kata cakka dengan wajah seolah tersakiti dengan ucapan shilla.

shilla mencibir melihat wajah cakka lalu memalingkan wajahnya sambil berusaha mendorong kopernya. Putus asa, dia mencoba mengangkat tapi tangannya malah sakit karna berat.

cakka yang melihat itu, langsung mengangkat koper shilla menuju mobil tanpa seijin yang punya dan membuat gadis itu melongo lalu berjalan di belakang cakka.

“kuat bener tuh cowok angkat koper gue! isinya kan batu semua *plak* . cocok jadi tukang angkut koper nih orang. Ohohoho.” Kata shilla dalam hati.

selesai memasukkan kedua koper shilla di bagasi belakang, cakka menutup pintu bagasi itu dan menatap shilla yang asyik smsan di sampingnya. Entah kenapa, dia merasa tak suka dengan tingkah gadis itu dan akhirnya dia mengambil ponsel shilla lalu memasukkannya dalam kantong celana jinsnya.

“balikin hp gue!.” kata shilla kaget ketika hpnya mendadak raib dari tangannya.

“entar gue balikin.” Kata shilla sambil  masuk dalam mobil dan duduk di kursi depan diikuti shilla yang duduk di belakang sambil menengadahkan tangannya.

“lo siapa jadi ambil hp gue seenak dengkul?! Balikin!.” Teriak shilla dengan penuh emosi di kursi penumpang dan membuat mereka kaget.


cakka terdiam mendengar ucapan shilla, dalam hati dia membenarkan apa kata shilla, dia sendiri bingung kenapa dia selalu dan selalu ingin mengerjai shilla, dan dia tak tau apa alasannya.

“Sabar shill. kasian mas  sion jadi gak konsen lo teriak-teriak. Entar juga di kembaliin kok.kka, balikin hp dia napa?.” Kata rio duduk di samping shilla  menyabarkan gadis itu yang napasnya naik-turun saking emosinya dan punggungnya dielus sivia.

“entar gue balikin. Itupun kalo inget.” Ucap cakka cuek sambil asyik smsan dengan  ify  tanpa mempedulikan shilla yang melipat tangannya di dada dan membuang muka ketika cakka menoleh kearahnya.


Sepanjang perjalanan, Mas riko menjadi tour guide dadakan oleh mereka. Dia menceritakan sejarah Jogjakarta, bagaimana keadaan Jogjakarta sewaktu Gunung Merapi Meletus dan berjanji akan membawa mereka keliling Yogya esok hari dan langsung disambut riang oleh shilla yang sedari tadi diam membisu karna masih dongkol hpnya di ambil cakka.

“beneran mas mau ajak kami keliling jogja?? Ke candi Borobudur kan?.” Tanya shilla antusias, disambut yang lan.

“Asyik tuh! Sekalian ke Gunung Merapi aja mas. Bisa kan? Bisa aja deh mas. Kami Cuma 3 hari aja di jogja. Ayolah.” Kata  sivia yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya dan dibalas anggukan penuh semangat dari oik dan angel

“yup. Di Yogya ada berapa banyak mall mas?? Kan bisa tuh entar belok dikittttt ke mall. Ohohoho.” Kata oik yang langsung dijitak angel

“mall aja yang ada di otak lo! Lo kira di Jakarta mall kurang  banyak apa jadi di jogja lo ngebet ngejar mall? Bener-bener deh.” Kata angel sambil  geleng-geleng.

“kan beda ngel mall di Jakarta sama jogja.” Sengit oik
“apa bedanya ik?.” tanya shilla penasaran.

“beda dong! Beda pengunjung cowoknya. Kalo di Jakarta kan udah biasa cowok-cowoknya ganteng, kalo di jogja siapa tau beda gantengnya. Hohohohoho.” Jawab oik cekikikan.

Mas riko hanya tertawa melihat mereka ribut di belakang sambil sesekali melirik cakka yang  selalu menatap kaca spion dan focus pada shilla yang mencibir mendengar omongan oik.

“pacar mas yah?.” Tanya mas riko yang membuat cakka kaget.

“yang mana mas?.” Tanya cakka pura-pura gak ngeh.

“yang selalu mas liat itu. Siapa namanya? Oh, shilla kan? Yang selalu mas ceritakan itu? Cewek yang mas bilang adalah cewek istimewa.  Cantik kok mas. Banget malah. Lebih cantik dari di foto yang mas pamerin itu.” nyerocos Mas riko yang tidak tau kondisi keadaan cakka sekarang tak ingat apa-apa.

“Sejak kapan gue curhat soal shilla dengan mas riko? Emang gue punya foto shilla? Kapan gue motonya?.” Tanya cakka dalam hati.
tanpa mempedulikan penumpang disebelahnya  bingung, mas riko terus nyerocos kayak kereta api lewat dan bertanya semua hal yang berhubungan dengan shilla yang sukses membuat cakka pusing gimana menjawabnya.

setelah 2 jam di perjalanan, akhirnya Mereka tiba di Pusat kota jogja. Jalan Marlboro.  dan bisa dibayangkan saudari-saudari sekalian, kiri kanan jalan bertebaran angkringan dan para musisi jalanan serta trototar jalan berubah menjadi pasar Marlboro. shilla yang setengah mengantuk, ketika melihat delman nganggur di pinggir jalan, sontak berteriak.

“Delman! Yuhuuu!!!.” Teriak shilla dengan wajah sumringah yang membuat cakka menoleh ke arahnya.
“lo kenapa shill? kesambet penunggu delman jadi teriak gak jelas gitu?.” kata oik kaget mendengar teriakan shilla. Ketika melihat banyak penjual dari makanan hingga pakaian bertebaran  di sepanjang jalan menuju hotel, membuat otak shopping oik langsung tombol On.

“hotelnya masih jauh kka? kok gak nyampe-nyampe yah?.” Tanya oik gelisah karna separuh kakinya kepengen loncat ke luar untuk shopping

“bentar lagi kok. setelah masuk gang itu, hotelnya bakal keliatan. lo berdua kenapa sih? Duduk kayak gelisah gitu.  pengen pipis?.” Tanya cakka bingung melihat shilla dan oik sama-sama gelisah dan menatap objek inceran.

“si oik mau shopping . kalo si shilla mah, lagi kesambet penunggu delman. Dia pengen naik delman katanya.” Jawab sivia sambil cekikikan melihat kedua temannya seperti orang desa baru liat Monas. udik.

mengetahui keinginan shilla, cakka tersenyum dan mengambil kamera di dalam tasnya lalu menyuruh mas riko berhenti ketika mereka sudah masuk gang “berhenti disini aja mas. Lo mau ikut?.” Tanya cakka sambil manggil shilla.

Shilla yang masih sebal karna hpnya di ambil cakka, pura-pura budek dan matanya berbinar-binar ketika melihat orang asyik pacaran naik delman.

rio geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka, terutama shilla
 “eh.. cakka manggil tuh” kata rio sambil colek shilla
. “terus? Gue harus noleh gitu? balikin hp gue. baru gue noleh.” Jawab shilla dengan mata tak lepas dari delman yang baru saja melewati mobil yang dia tumpangi.



menyadari shilla masih marah padanya,  dia mengeluarkan hp gadis itu dari kantongnya “nih. hp lo gue balikin.” Kata cakka nyodorin hp yang dia sita ke shilla.

melihat itu, shilla langsung noleh ke cakka dan tersenyum “gitu dong! Balikin hp gue. eh tadi kenapa manggil?.” Tanya shilla ketika melihat cakka turun sambil mengalungkan kamera SLR di lehernya.

“mau ngajak naik delman. Ikut?.” Kata cakka tersenyum di luar mobil.

mendengar ajakan cakka, shilla langsung menyuruh rio yang duduk di sisi pintu mobil itu turun lebih dulu karna dia ingin keluar
“ gue ikut!!!.” Teriak shilla sambil membawa tas ranselnya.

cakka tersenyum ketika melihat shilla nyengir lalu dia mengetok jendela mobil yang langsung dibuka oleh mas riko “entar kami ke hotel naik delman aja. tolong barang-barangnya yah mas. “ kata cakka lalu dijawab anggukan oleh mas riko dan menjalankan mobil meninggalkan mereka.

“Sekarang kita kemana?.” Tanya cakka sambil melirik shilla, dan entah kenapa,  dia mengarahkan kamera SLR itu ke wajah shilla dan memotretnya ketika gadis itu tersenyum dan tak sadar dia di foto karna focus menatap delman yang hilir mudik.

“ke Marlboro yuk. Tadi gue liat ada musisi jalanan gitu sambil main gendang. Asyik kayaknya. Ayokk!.” Jawab shilla menarik tangan cakka menuju depan  gang.
Sesampai di tempat yang dituju, sejauh mata memandang hanya hamparan pasar Marlboro yang tiada ujungnya serta banyaknya manusia tumpah ruah kesini. Apalagi mereka datang malam minggu, semakin penuhlah Marlboro.
sepanjang perjalanan, mereka saling mengobrol seolah tidak ada kecanggungan antara mereka, kembali seperti dulu.

ketika melihat angkringan, shilla menarik tangan kiri cakka “mampir kesitu yuk. Kayaknya enak deh.” Ajak shilla sambil menunjuk tempat yang dimaksud
“ayo.” Kata cakka mengiyakan ajakan shilla dan spontan mengacak rambut panjang shilla yang tergerai sehingga membuat mereka sama-sama kaget dengan respon berbeda.

“kenapa gue jadi gini sih? Sama ify aja gue gak pernah kayak gini. Tapi sama shilla, gue ngerasa gak ada beban gitu. no spaces between us.” Kata cakka dalam hati.
“dia ngacak rambut gue!  biasa, tapi itu yang gue rindukan dari dia. the most thing I missed it from him.” Kata shilla dalam hati


mereka saling bertatapan dan suasana pun menjadi kikuk. Menyadari hal itu, cakka langsung menggandeng tangan shilla menuju angkringan yang dimaksud.

sesampai di angkringan, banyak orang-orang seumuran mereka duduk dan tertawa dengan cerita masing-masing. shilla yang kehausan langsung duduk di meja kosong dengan cakka yang duduk di hadapannya. Mereka saling bertatapan seolah mengulang masa lalu.

“lo mau mesan apa? Biar gue yang bilang.” Tanya shilla memutuskan kontak mata dengan pura-pura menatap buku menu

“susu coklat kayaknya enak deh. Gue mesan itu aja. “ jawab cakka lalu menatap shilla yang menunduk melihat buku menu dan mengangkat dagu shilla hingga gadis itu mendongkak.

“just looked at me. Cause I talked to you.” Ucap cakka tersenyum.

“so?.” Kata shilla berusaha menutupi perasaannya yang campur aduk.

“jangan lakukan apapun kalo gue ngomong. Gue gak suka. Udah lo mau pesan apa? Katanya haus?.” Kata cakka kembali ke topic pembicaraan.

sadar, shilla langsung berdiri dan memesan minuman lalu kembali lagi dengan membawa dua buah gelas ukuran sedang berisi susu coklat hangat.
“nih punya lo.” kata shilla sambil duduk dan meletakkan gelas itu di depan cakka.

“gak lo buatin racun kan?.” Kata cakka dengan wajah  pura-pura menyelidik sambil melirik shilla yang asyik menikmati minumannya.

“enggak kok. palingan gue buatin racun komodo biar lo cepat mati terus gak ganggu hidup gue lagi!.” Ucap shilla santai sambil minum perlahan-lahan dan membuat pipinya memerah karna hangat.

cakka Cuma tersenyum mendengar jawaban shilla dan meminumnya. “kok gue ngerasa pernah minum susu seenak ini yah? beneran deh! Kapan yah?.” kata cakka dalam hati.

shilla asyik dengan minumannya tanpa mempedulikan cakkka yang asyik bermain dengan perasaannya sendiri sambil melirik shilla. Setelah minuman mereka sama-sama habis, shilla melihat musisi jalanan di pinggir jalan Marlboro yang berwajah ganteng sambil memainkan alat music gendang. Dia langsung melirik cakka yang juga melihat aksi pengamen Itu “kita kesana yuk? Gue pengen liat.” Ajak shilla

“boleh juga. Kayaknya seru tuh.” Kata cakka sambil berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Ify berdiri.

“gue bayar dulu yah.” Ucap shilla berjalan menuju kasir tapi tangannya ditarik cakka
“biar gue aja. gak enak cewek bayarin cowok. “ kata cakka sambil tersenyum dan berjalan menuju kasir yang membuat sebagian pengunjung wanita yang sedari melihat cakka pada melting.

“aje gile!! Ganteng bener tuh cowok! Klepek-klepek dah!.” Kata seorang cewek kepada temannya.

“iya. Tapi gue lebih klepek-klepek lagi ama cewek yang disampingnya itu!! Cakep sumpeh dah!.” Kata pengunjung cowok diikuti anggukan yang lain.

Shilla  Cuma tersenyum dan berjalan di belakang cakka yang berdiri di depan kasir. Setelah selesai, dia membiarkan tangannya di tarik cakka untuk membantunya menyebrang jalan dan tidak melepas gandengannya ketika sudah tiba di depan pasar Marlboro tempat pengamen jalanan itu mengais rejeki dengan suaranya yang khas .
 “suaranya bagus yah kka.” kata shilla dengan tatapan lurus ke pengamen jalanan yang sesekali melirik ke arahnya sambil melempar senyum.

“yup. Tapi gak usah nyanyi sambil lirik lo juga kali.” Kata cakka spontan yang membuat shilla langsung menoleh ke arahnya.

“maksud lo? kan Cuma lirik doang apa salahnya coba?.” Ucap shilla bingung dan melepas pegangan tangannya.
entah kenapa, di hati cakka ada rasa kecewa ketika shilla melepas rangkulan tangannya dan tak habis pikir kenapa dia bisa mengucapkan kata-kata itu di depan shilla.
sambil menikmati penampilan si Pengamen, shilla menguap dan sesekali kepalanya hampir jatuh menahan kantuk di bahu cakka. Melihat itu, cakka langsung sigap memegang kepala shilla yang jatuh untuk kesekian kalinya dengan kedua tangannya. “ngantuk shill? pulang yuk. Entar sakit.” Kata cakka sambil memapah shilla yang mulai oleng jalannya.
“ho’oh. Naek delman yah? kan elo sudah janji.” Kata shilla menagih janjinya dengan mata mengantuk.
mendengar ucapan shilla, dia tersenyum sambil menjawil hidung mancung shilla dan mendekati seorang delman dan saling tawar menawar. Ketika sudah sepakat, mereka naik delman menuju hotel yang dimaksud.

shilla senang bukan kepalang bisa naik delman, maklum dia baru pertama kali ke Jogjakarta dan ingin sekali naik delman dan mengelilingi Jogja. Sambil berusaha menahan kantuk yang semakin akut, dia berusaha memelekkan matanya untuk menikmati angin berhembus lembut di wajahnya dan kendaraan yang lalu-lalang di depan mereka.

cakka yang melihat ekspresi senang shilla, entah kenapa hatinya juga ikut senang dan entah kenapa, dia bertekad dalam hatinya agar bisa selalu membuat gadis itu selalu tersenyum, dan dia bisa melihat senyumnya itu.



“aku akan selalu membuatmu tersenyum, karna disaat kau tersenyum. Sesungguhnya seisi alam pun juga ikut tersenyum dan menikmati senyum cantikmu itu.”

Sesampai di hotel, shilla yang hampir tertidur lagi, langsung melek dan turun dari delman diikuti cakka. Lalu ketika shilla hendak mengeluarkan dompetnya untuk membayar, tiba-tiba keduluan cakka “udah gue aja yang bayar. Simpen dompet lo. entar dicopet.” Kata cakka sambil mengeluarkan uang 100ribuan kepada tukang delman, ketika mau dikasih uang kembalian, cakka menolak
“Enggak usah pak. Buat bapak aja sisanya.” Ucap cakka sambil tersenyum dan merangkul pundak shilla yang ikutan tersenyum lalu mereka masuk dalam hotel.
Sambil berjalan, mereka saling tertawa dan berhenti tepat di meja resepsionis
“kamar lo dimana?.” Tanya cakka
“bentar gue telpon  sivia dulu.” Kata shilla sambil mengeluarkan ponselnya dari tas ranselnya dan menekan nomor sivia.

“lo kamar nomor berapa vi? Gue tidur bareng lo yah.” kata shilla ketika telpon tersambung.

“no 312. Ok deh. Tapi sekarang kita lagi gak ada di hotel.” Kata  sivia yang membuat shilla kaget.

“hah??? terus kalian kemana?.” Tanya shilla.

“mau keliling jogja. Habis tadi kita dibujuk mas riko habis-habisan untuk keliling jogja. Hahhaha.. kunci hotel gue titipin di resepsionis. Lo masuk aja. udah dulu yah. bye.” Ucap sivia langsung memutuskan telponnya sebelum shilla menjawab.

“huaaa!! Gue pengen ikut.” Kata shilla dengan wajah sedih sambil menatap ponselnya.

“Emang mereka kemana?.” Tanya cakka
“keliling katanya. Huhuhu… “ jawab shilla dengan tatapan melas ke cakka.

cakka merasa kasihan dengan gadis itu, tapi dia tau shilla sudah tak kuat lagi keliling Jogja. “terus lo maunya gimana? Gue sih ok-ok aja nemanin lo keliling jogja ampe pagi kalo perlu. Tapi lo sanggup gak? Kan katanya esok mau ke Borobudur.” Kata cakka mengingatkan.

shilla dalam hati membenarkan apa kata cakka, ditambah dia sangat capek dan tak sanggup kemana-mana lagi. “yaudah gue tidur aja. besok-besok kan bisa.” Kata shilla tersenyum.

cakka ikut tersenyum mendengar keputusan shilla, lalu dia mengacak rambut gadis itu “nah gitu dong! Gue masuk kamar dulu yah. Bye  sweety.” Kata cakka spontan mencium kening shilla sehingga membuat gadis itu tertegun menatap kepergian cakka yang asyik memutar kunci kamar hotel dan menghilang di balik pintu.

Shilla  mengelus-elus  keningnya yang dicium cakka, lalu dia tersenyum manis dan berjalan menuju kamarnya untuk mandi yang ternyata berseberangan dengan cakka dan masuk ke dalam tanpa mengunci pintu.

selesai mandi, dia langsung berpakaian dan akhirnya jatuh tertidur di tempat tidur tanpa menyadari cakka masuk tanpa permisi apalagi ijin ke kamar mereka dan melihat shilla tertidur pulas.

entah kenapa, cakka tersenyum melihat shilla tertidur, dan dia duduk di samping shilla dan mengelus pipi dan rambut panjang gadis itu. “kenapa gue jadi pengen nyamperin dia yah? wajah tidurnya manis. Kalo beneran dia tunangan gue, gue gak akan pernah nyesal sama sekali. Dan perasaan ini…. Gak pernah gue rasain , bahkan dengan  ify sekalipun. Apa gue udah gila?.” Tanya cakka dalam hati

serasa cukup lama duduk di samping shilla, dia mulai berdiri dan entah kenapa hatinya ingin sesuatu yang lebih, dia  menghampiri shilla yang tidur dan mengecup kening gadis itu lama lalu mencium pipinya.
”good night sweety.” Bisik cakka pelan di telinga shilla lalu tersenyum ketika shilla mulai menggeliat pelan karna merasa geli dengan bisikannya dan dia langsung keluar kamar dan menutup pintu pelan agar shilla tak terbangun.

pada saat cakka pergi, shilla perlahan-lahan membuka matanya dan dia merasa ada yang membisiki telinganya. Karna mengantuk, dia tak mempermasalahkan itu dan tidur kembali.


New days, New hope, and New memories started from here, Jogjakarta.

Sekitar jam 6 pagi, shilla bangun dari tidurnya dan kaget karna sivia tidur pulas menghadap dirinya. Lalu dia duduk di sisi tempat tidur sambil mengucek-ucek matanya dan melihat tumpukan belanja tersusun amburadul  di sudut kamar.

“buset dah si kunyuk! Kemaren pada diajak kelayapan kemana pada belanja sebanyak gini?.” Gumam shilla

dia ingin membangunkan sivia , melihat gadis itu tidur pulas kayak orang mati, membuat shilla tak tega dan akhirnya berjalan menuju meja rias untuk menyisir rambutnya yang panjang dan mengikat ke atas lalu pergi keluar kamar untuk jalan-jalan.

pada saat keluar, dia melihat cakka juga ikutan keluar dan dia melihat cakka menatap tanpa berkedip ketika melihat dirinya keluar kamar hanya memakai celana hot pants bewarna biru malam dan baju pendek mengikuti leluk tubuhnya yang semampai tanpa lengan bewarna merah.

“mampus dah! Salah pake baju gue kayaknya!.” Gumam shilla

“apaan lo liat-liat?!.” Sungut shilla dengan wajah emosi melihat cakka tersenyum jahil kemudian bersiul nyaring.

“cuit!!!!! Baru bangun pagi udah dapat pemandangan gue! cewek,,, kenalan dong. Nama lo siapa?.” Kata cakka jahil sambil berjalan mendekati shilla lalu mencolek pipi gadis itu.

“apa lo colak-colek?! Mau kenalan? Boleh kok. Kenalin.. nama gue Alyssa Saufika Umari , dan maaf gue udah punya cowok, namanya Cakka Kawekas Nuraga !.” ketus shilla dan sedikit sakit dihati ketika dia menyebut nama ify.

Entah kenapa, cakka jadi aneh sendiri mendengar nama  ify disebut dan tak ingin gadis itu menyebut nama  ify dihadapannya, untuk saat ini.

“wohohohoho… apaan sih lo shill? udah jangan ungkit nama cewek gue, entar dia keselek makan disana gara-gara lo sebutin.” Ucap cakka sambil mengelus rambut shilla kemudian mengacaknya. 

“apaan sih lo acak-acak rambut gue?! eh…. Emang hari ini rencana mau jalan kemana?.” Tanya shilla sambil melepas ikatan dirambutnya lalu ketika dia hendak mengikat kembali, malah diambil cakka.

“gue suka liat rambut lo tergerai shill. kemaren mereka nyewa travel untuk seharian buat ke candi Borobudur, terus keliling aja sisanya. Gue nanya kenapa gak minta anterin ama mas riko, mereka bilang gak enak. Yaudah deh.” Kata cakka lalu mengasih kembali ikatan yang dia ambil dari tangan shilla.

“emang jam berapa berangkatnya? Lo gak pernah ngerasain gimana gerahnya punya rambut panjang sih! Panas tau!.” Gerutu shilla lalu mengikat rambutnya ke atas tanpa mempedulikan tatapan tajam cakka.

“Entar gue malah digundul kalo punya rambut panjang kayak lo. jam 8 pagi. Lo udah mandi?.” Kata cakka.

“belom. Emang kenapa? Kan bagus lo digundul, biar gak cakep lagi!.” Ketus shilla pada ucapan terakhir yang membuat cakka tertawa.

“entar lo ga naksir lagi sama gue. kan rugi. Eum… entar kita sarapan bareng yah di café. Mereka biar aja nyusul. Gue punya vouchernya tuh di kamar. Ok?.” kata cakka sambil mencubit pipi shilla yang merona pink itu gemas.
“gue?! naksir sama lo?! huakakakaka! PEDE! Iya..iya.. gue mandi dulu deh. Bye jelek.” Kata shilla lalu menginjak kaki kiri cakka dengan gemas dan langsung masuk kamar sebelum di “siksa” cakka lebih dalam lagi.

 “Via… via … bangun dong. Lo tidur apa mati sih?! Lo belum ninggalin harta warisan ke gue!.” kata shilla duduk di tepi ranjang  menenteng handuk  sambil menggerakkan tubuh  sivia  yang masih terbalut selimut.

“gue ngantuk shill. tadi baru tidur jam 2 pagi gara-gara si cakka tuh ngajak main kartu dari jam 12 ampe jam 2 pagi! Lo kalo mau makan, makan aja di café. Voucher lo sama cakka. Entar kita berangkat ke Borobudur jam 8 pagi. Kalo lo mau harta warisan gue, entar gue kirimin bon utang aja yah. terus lo lunasin semua utang gue. ” Kata  sivia dengan suara mengantuk dan menarik selimut untuk menutupi wajahnya.

“huuuu!!!.. yaudah deh. Gue mandi dulu yah. gue mau kak Iel aja deh yang lo warisin. Haha.” Canda shilla tertawa lalu buru-buru masuk kamar mandi  ketika sebuah bantal terbang  di lempar via.

“kampret lo!.” gerutu  sivia dalam tidur.



Selesai mandi, dia membuka kopernya dan bingung hendak memakai baju apa, setelah duduk di depan koper mencari ide, akhirnya dia memakai celana pendek bewarna merah dan baju longgar lengan panjang bewarna hijau serta rambut yang dia ikat ke atas dan memakai sepatu kets bewarna abu-abu Lalu dia keluar sambil menenteng tas ransel yang berisi novel kalau dia bosan di perjalanan, kamera digital dan kacamata bacanya. Setelah selesai, dia keluar dari kamarnya.

“shill. ini voucher lo. wah kita sehati yah ternyata.” kata cakka yang juga memakai baju santai bewarna abu-abu dan celana jins selutu serta kamera SLR tergantung di leher dan sepatu kets warna hitam sedang duduk di kursi dekat taman ketika melihat shilla keluar dari kamar lalu berdiri dan menyodorkan voucher makan.
“kayaknya gue salah pake baju deh.” Keluh shilla sambil menatap voucher makannya yang lebih mirip tiket masuk ke neraka bareng cakka daripada voucher sarapan pagi._.

“terus lo mau bilang pengen ganti baju gitu? hoohoho… gak bisa begitu. Kita udah serasi.” Kata cakka seolah tau apa yang dipikiran shilla  lalu menarik gadis itu masuk dalam kafe yang berada disamping hotel.

 sesampai di kafe, mereka duduk berhadapan.  sambil menunggu pesanan masing-masing, shilla membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah novel dan kacamata lalu membacanya. Sedangkan cakka, asyik memotret orang yang lalu-lalang di sekitar café dan yang keluar masuk hotel lalu terhenti pada saat kameranya mengarah ke shilla yang asyik membaca buku, entah kenapa hatinya tergelitik untuk memotret gadis itu lebih banyak lagi, tanpa shilla sadari, cakka pun akhirnya memfoto shilla yang asyik membaca buku. pada saat gadis itu menoleh kea rah jendela dan tersenyum manis, senyum yang membuat desir perasaan halus di hati cakka saat melihatnya dan langsung memfoto lagi sampai akhirnya shilla menoleh ke arahnya.

“lo ngapain foto-foto gue?! hapus!.” Ketus shilla dengan mata melotot.

“emang gue mau ngapusin? Ogah bener. Mahal tau foto lo itu!.” Kata cakka cuek.

“foto gue mau lo apain hah?!.” Kata shilla cemas

“mau gue jual sama fans-fans lo di kampus terus sisanya gue pajang di madding. Kan lumayan tuh uangnya buat ongkos gue pacaran” canda cakka nyengir kuda.

“kalo ampe kejadian, jangan harap lo selamat dari gue!.” ancam shilla lalu terdiam ketika pelayan mengantar pesanan mereka dan mulai memakannya.
cakka yang melihat shilla makan, ikut makan dan pada suapan  terakhir, shilla meletakkan telur mata sapi di piring cakka.

“gue gak suka makan telur.” Kata shilla ketika cakka menatapnya.

“so?.”

“makan gih. Gue eneg liatnya.” Kata shilla lalu membuka novelnya kembali tanpa menyadari cakka memotong telur itu menjadi kecil-kecil dan menyuapi ke shilla.

“makan.” Suruh cakka.

“gue eneg kak.” Kata shilla sambil menutup mulutnya dengan tangan dan menggelengkan kepalanya.

“lo harus makan. Mubazir tau!.” Ngotot cakka dan semakin memajukan sendoknya sehingga berentuhan dengan tangan shilla yang menutup mulutnya.

“justru gue tau itu mubazir makanya gue kasih ke elo!.”kata shilla tak kalah ngotot.

“kalo lo gak mau…gue akan..” kata cakka terdiam sambil memikirkan ancaman apa yang pas untuk shilla.

“akan apa? ancam aja kalo inget!.” Ketus shilla

 ketika cakka asyik berpikir, datanglah segerombolan pengacau dari negeri antah berantah masuk dalam café lalu menghampiri mereka “kalian udah pada makan yah? wah lagi ada acara suap-suapan yah? pagi-pagi jangan bikin galau orang dong kka!.” cerocos rio ketika melihat tangan cakka yang sedang dalam posisi hendak menyuapi shilla.

“apaan sih lo yo. Udah makan sono lo pada. Voucher udah gue kasih kan?.” Kata cakka lalu meletakkan sendok yang terulur ke shilla di piringnya.

“yup. Kami makan dulu yah.” kata  sivia lalu mengumpulkan voucher makanan mereka ke meja pemesanan lalu duduk menggabungkan diri dengan cakka.



alhasil, meja yang awalnya sunyi senyap kayak kuburan mendadak ramai karna mereka. cakka yang lupa dengan ancamannya dengan shilla, memakan telur yang hendak dia kasih ke shilla itu. Sedangkan shilla, mengelus dada penuh syukur melihat cakka lupa dengan ancamannya.

 asyik mengobrol, tiba-tiba hp rio berbunyi, dia langsung mengangkat telponnya dan berbicara sebentar, lalu memutus telponnya “ tuh supirnya udah datang. Lo makan kayak balapan ama siput aja deh, lama! Lo gue tinggal aja yah?.” Ucap rio meliat sivia yang piringnya masih penuh dengan nasi goreng, padahal porsinya sedikit.

“jangan dong! Iya nih. gue udah kelar.” Kata  sivia merengut sambil berhenti makan.
 setelah selesai semuanya, mereka keluar dari café menuju mobil Avanza bewarna hitam yang mereka sewa.
Sepanjang perjalanan, shilla duduk dekat jendela dengan cakka dan via. Sedangkan rio duduk di kursi depan dan angel duduk dikursi paling belakang dengan oik.

 “pemandangannya bagus yah kka.” Ucap shilla ketika melewati daerah persawahan *ane lupa nama desanya, tapi desanya bagus banget* *promosi* ( Itu katanya kak Rere yee,karna demi apapun gue gak tau apa-apa tentang jogja:p )

“yup. Lo mau berhenti?.” Tanya cakka.

“gak usah. Berhenti mulu kapan nyampenya?.” Kata shilla lalu mengeluarkan  novel beserta kacamatanya lalu dia membaca.

 Sedangkan cakka, merasa ngantuk berat karna lamanya perjalanan menuju Candi Borobudur, ditambah dia kurang tidur, akhirnya kepalanya terkulai lemas jatuh di Pundak kiri shilla dan tertidur.

shilla kaget melihat kepala cakka di pundaknya, dia mencoba mendorong kepala cakka ke arah sivia, Entah sengaja atau gak, kepala cakka balik lagi ke Pundak shilla. Putus asa, akhirnya dia biarkan saja dan melanjutkan membaca.

 Akhirnya selama 1 jam perjalanan akhirnya mereka memasuki komplek Candi Borobudur. Dan ketika mobil terparkir, shilla memasukkan novelnya dalam tas dan mengguncang pelan tubuh cakka.

“ kka, bangun. Udah nyampe tuh.” Bisik shilla sambil mencubit pinggang cakka karna gemas tak bangun-bangun.

“kalo gak bangun, gue cubit pake tang pinggang lo. biar bolong!.” Ancam shilla ketika melihat cakka nyengir ketika dicubit shilla.

 perlahan cakka membuka matanya dan melihat shilla dari dekat, membuat dia merasa penasaran dengan perasaan yang dia alami sekarang, senang dan ingin selalu menggoda gadis itu.

“gue mau bangun kok. asal lo cium gue.” Kata cakka sambil menunjuk pipinya dan menyentuh bibir tipis shilla yang terkatup rapat.

 “apaan sih lo genit bener ngomongnya?! Minta cium sama pacar lo sana!.” Ketus shilla lalu membuka Pintu mobil tapi tangannya ditahan cakka,tanpa perlawanan, cakka mencium pipi kiri shilla dan keningnya dengan lembut.

“entah kenapa, gue ngerasa pengen selalu nyium lo shill. emang dulu gue kayak gitu yah?.” bisik cakka dan untungnya semua penghuni mobil pada keluar, jadi tak ada yang mendengar bisikan cakka.

“mana gue tau! emang gue siapa lo? nyokap lo?! udah lepas. Gue mau keluar. Udah diteriakkin tuh.” Kata shilla melepas pegangan cakka di tangannya dan keluar dari mobil diiringi cakka berjalan dibelakangnya.

 “via …beli topi yuk. Panas” keluh shilla menghampiri sivia sambil menunjuk sebuah tempat menjual topi-topi lucu.

“ayok. Gue juga kepanasan neh.” Kata  sivia lalu berjalan menuju tempat itu diikuti angel dan oik

“alamakk….tuh para cewek pada kemana lagi kka?.” keluh rio ketika melihat anak asuhnya pada ngilang semua.

“beli topi kayaknya. Kita samperin atau nunggu disitu?.” Kata cakka sambil menunjuk loket tiket.

“nunggu mereka nyamperin deh. Ikutin mereka yang ada bakal tepar duluan.” Kata rio sambil berjalan menuju loket tiket dan cakka mengikuti sambil memfoto objek-objek yang menurut dia menarik.

 setelah 20 menit menunggu, akhirnya nongol juga shilla dkk yang asyik ketiwi-ketiwi dengan topi barunya. cakka pertama kali liat itu, langsung mengarahkan kameranya “smile.” ucapnya

shilla pun tersenyum manis dan membuat kedua lesung pipinya nongol dan sempat membuat cakka tertegun.

“kenapa gue pernah ngeliat senyum manis kayak gini sebelumnya yah? beneran, ini senyum termanis yang pernah gue liat dari dia.” Batin cakka

Selesai difoto, mereka pun beriringan beli tiket berjalan menuju Candi Borobudur.
baru beberapa meter berjalan, mereka dihentikan oleh seseorang yang menyuruhnya untuk memasang sejenis sarung motif batik untuk menjaga kesopanan.

 mereka langsung  memasang sarung itu dan mengikatnya di pinggang kanan, cakka melihat shilla kesusahan mengikat, menghampiri gadis itu “sini biar gue iketin.” Kata cakka mengambil tali yang tergantung di pinggang shilla dan mengikatnya agar sarungnya tak jatuh.jarak mereka begitu dekat membuat shilla salting sendiri “thanks.” Ucap shilla sambil tersenyum lalu berjalan dengan tangan digandeng cakka.
mereka yang melihat hal itu, tersenyum dan berjalan agak menjauh karna tak ingin mengganggu keromantisan mereka.

 Jogja, sebuah kota tua yang memberikan sebuah  cerita indah untukku, bersamamu.

aku harap, cerita  ini menjadi cerita  awal untuk selalu bersamamu, selamanya.


 asyik-asyiknya berjalan, tiba-tiba cakka melihat penyewaan sepeda dari ontel hingga tandem *tau tandem gak? Tandem itu sepeda yang 2 orang bisa nginjek gitu.* dia langsung noleh ke shilla yang asyik menatap kea rah lain “ capek shilla?.” tanya cakka

“Enggak kok. kenapa?.” Tanya shilla bingung lalu menoleh ke cakka.

“nyewa sepeda yuk.” Tawar cakka sambil menunjuk sepeda yang menarik hatinya,

mata shilla langsung berbinar-binar melihat sepeda yang dimaksud
“ naek sepeda tandem? Gue mau cakka! Tapi sama siapa? Kan itu sepeda buat dua orang nginjeknya?.” Tanya shilla

“bareng gue lah. Ayo.” Kata cakka lalu menarik shilla  ke penyewaan sepeda.

 dengan wajah berseri-seri, shilla menginjak sepeda warna biru malam, pilihan cakka bagian belakang dan cakka menginjak bagian depan. Lalu berjalan menghampiri yang lain.

“hello…… udah pada capek? Bentar lagi nyampe kok di candi.” Kata shilla sambil nunjuk Candi Borobudur yang semakin dekat.

“capek sih enggak. Cuma panas!! Lo berdua dapat dimana tuh sepeda?.” Kata rio bingung meliat mereka nongol bawa sepeda.

“nyewa bro. eh yo,fotoin kita berdua dong. Itung-itung koleksi.” Pinta cakka sambil menyodorkan kameranya ke rio.

“ayo senyum shill, kenapa jadi natap gue? smile.” Kata rio dan KLIK. Sebuah kenangan tersimpan rapi dalam bentuk foto.

“thanks ya yo. Ayo kalian gue foto.” Kata cakka ketika rio menyodorkan kameranya dan memfoto yang lain.

“sip. Gue jalan dulu yah. bye. Ayo shilla.” Pamit cakka sambil menginjak sepeda dengan shilla di belakangnya.

 “gue harap banget, mereka bakal kayak dulu lagi vi. Gak tega gue liat shilla dikit-dikit galau karna cakka bareng ify.” kata rio diangguki oleh yang lain.

“iya kak. Liat mereka bareng gitu rasanya adem aja hati kak. Moga disini, cakka inget sama shilla kak.” Ucap sivia berharap

“Amien.” Seru angel,rio dan oik mengamini

 sesampai di depan Candi Borobudur, shilla dan cakka memarkir sepedanya di bawah rindang pohon sambil menunggu yang lain, ketika rio dkk menghampiri mereka, shilla langsung menaiki anak tangga yang tingginya naudzubillah dengan cakka di sampingnya 
“kalo lo capek bilang aja shill. jangan dipaksa.” Kata cakka agak cemas melihat wajah shilla agak kelelahan.

“Enggak kok. gue mau naik sampai ke puncak. Ini baru tingkat 5  kan?.” Kata shilla penuh semangat ’45 mengelilingi tingkat 5 sebelum naik tingkat selanjutnya.


cakka tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memfoto seluruh pemandangan sekitar candi Borobudur dari atas, ketika melihat shilla berbicara dengan  sivia sambil tersenyum, dia ikutan tersenyum dan memfotonya.

ketika lihat segerombol cewek kulit hitam manis melirik cakka dengan umur kira-kira masih anak SMA, dia menghampiri mereka yang berdiri tak jauh dari tempat shilla berada.

“dek, bisa minta tolong fotoin kita gak? Klik disini yah.” pinta cakka sambil menyodorkan kameranya kepada salah seorang cewek yang sekarang jumpalitan karna tak menyangka didekatin cakka.

“bbi..saa kok ka.” Kata gadis itu terbata-bata saking gugupnya.

cakka tersenyum manis sehingga mereka yang melihat pada terpesona dan dia berjalan mendekati shilla yang asyik bercengkrama dengan  sivia dan rio.

“foto bareng yuk.”Kata cakka sambil merangkul kedua tangannya di pundak shilla dan  sivia lalu menarik tubuh mereka ke tubuhnya lalu tersenyum ketika sang juru foto berkata “1, 2, 3.. cheers.” Dan KLIK. Tersimpan satu memori dalam bentuk selembar kertas, mempunyai jutaan kenangan.

 “thanks ya dek.” Ucap cakka mengambil kameranya dan tersenyum yang membuat dikasih senyuman getar-getir dari ujung kepala ampe ujung kaki.

“Sa.saa.. ma..ssa..maa kak.” Jawab gadis itu gagap mendadak karna senyuman cakka dan buru-buru menarik temannya yang sedari tadi menunggunya untuk kabur sekarang juga.

shilla terduduk di salah satu stupa sambil memandang ke puncak Borobudur dengan ekspresi stress
“masih jauh nih ceritanya? Capek….” Keluh shilla sambil memijit-mijit kedua kakinya.

“masih sanggup jalan sampai ke atas?.” Tanya cakka berdiri di samping shilla dan dia melihat dengan jelas bahwa banyak keringat mengucur di wajahnya. Spontan cakka mengambil saputangan yang selalu ada dikantong celana paling belakang itu dan melapnya di wajah shilla yang berpeluh.

shilla kaget dengan perlakuan cakka, dia menoleh
“ gak sanggup kka. capek, panas banget, pusing lagi.. tapi masih pengen nyampe puncak.” Kata shilla lalu menatap ke puncak candi yang masih jauh sangat.
“yaudah kita pulang aja.” kata cakka dan jongkok di depan shilla yang membuat gadis itu kaget.

“lo ngapain jongkok di depan gue?! mau loncat kodok ampe ke atas? Gak ada kata pulang! Gue mau ke atas.” Kata shilla ngotot.

“lo jangan keras kepala deh, udah naik ke tubuh gue.” perintah cakka buat shilla menggeleng kuat-kuat.

“malu-maluin.” Gerutu shilla pelan dan cakka menoleh ke arahnya..

“shillaa……” panggil cakka dengan suara lembut tapi sarat penuh ancaman dibalik itu.

“iaaa..iaaa” ucap shilla mengalah..shilla menyadari bentuk suara itu, hanya bisa menghela napas dan dengan berat hati dia mendekatkan depan tubuhnya di Punggung cakka dan melingkarkan kedua tangannya di leher cakka lalu dia merasa tubuhnya terangkat ketika cakka berdiri sambil memegang kedua lututnya.


“nih anak amnesia tetep aja perhatian ama shilla. Ckkckc.” Kata rio geleng-geleng.

 sivia Cuma ketawa dan berhenti ketika mereka sudah sampai di halaman Candi dan cakka jongkok kembali untuk menurunkan shilla yang wajahnya memerah malu.

“badan lo berat shill. patah punggung gue! entar pijitin yah. yang enak. Terus dikasih plus-plus gitu. biar sedap!!!” kata cakka sambil berdiri dan tersenyum mesum.

“gue injek aja yah. ampuh lo kka ilengin pegel. Setiap injekan kaki gue bikin tulang-tulang punggung lo pada bunyi semua terus lepas deh dari engselnya masing-masing! Dasar OMES!.” Ucap shilla gemes dengan cakka.

“hahahaha. Pulang yuk. Udah,,,, entar mampir lagi. Cuma kita berdua.” Kata cakka merangkul pundak shilla lalu menariknya ketika melihat gadis itu memandang candi Borobudur dengan tatapan merana.


“kita berdua?! Bukan lo sama ify ? seharusnya lo ngomong gitu sama ify . bukan ama gue!.” kata shilla berusaha melepas rangkulannya.


“kenapa gue malah yakin bener bakalan balik ke Jogja bareng shilla? Dan ..kenapa gue gak suka tuh cewek nyebut nama ify ? dia kan ayang gue. eh…ngomong-ngomong tentang ayang, gue lupa balas sms dia! alamak….” Kata cakka dalam hati.

“jangan sebut nama  ify  ketika lo lagi sama gue.” bisik cakka ditelinganya ketika mereka hampir tiba di parkiran mobil setelah disuruh muter jalan kea rah kanan melewati pasar khusus souvenir dan bikin nyasar
“Dia kan cewek lo! wajar dong sebagai cewek yang gak ingin disebut ngerebut pacar orang gue ingetin lo. biar lo sadar lo punya pac…” kata shilla menatap cakka dan terputus ketika bibirnya tiba-tiba disentuh oleh jari telunjuk  cowok yang didepannya cengar-cengir sambil menatap tajam
“gue gak suka dan jangan bahas nama dia lagi. dan lo bukan ngerebut gue shill, gue yang berusaha ngerebut hati lo, maksa diri gue untuk berusaha inget kejadian dulu lewat dekatin lo, walau lo menolak. Kalo lo mau tanya kenapa, gue gak tau.” Ucap cakka dan mencium pipi shilla dan berjalan meninggalkan gadis itu dibelakangnya yang terdiam.

 Sepanjang perjalanan menuju tempat selanjutnya, shilla tepar di kursi penumpang dan tertidur dengan telinga disumpal headset dan kepalanya nyender ke pinggir. cakka yang duduk disamping shilla langsung menarik kepala gadis itu agar nyender di pundaknya.

 “kita kemana nih mas?.” tanya supir bertanya pada rio yang asyik memberikan kabar terbaru lewat sms pada shanin.

“kalian mau kemana?.” Tanya rio balik nanya dan noleh ke belakang.

“ada mall gak? Gue mau ke mall!.” Jawab oik yang langsung dapat jitakan dari sivia.

“tunggu 3bulan lagi, lo akan injek mall di Jakarta. Ke kaliurang yah? ke desa yang kena letusan gunung merapi itu.” Ucap sivia

“bisa mati gue kalo ga ke mall vi.” Gerutu oik, dibalas cuek oleh  sivia

“ok deh. Lo setuju kka?.” tanya rio ketika melihat cakka asyik memandang shilla yang keenakan tidur di pundak cakka

“apa kalian mau deh. Gue ngikut aja. asal bisa sama dia.” Jaawab cakka sambil mengelus rambut shilla
Diposting oleh Tirsa di 22.05
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Copyright © 2012 WELCOME TO MY BLOG :D |