WELCOME TO MY BLOG :D

About Me

Tirsa
Lihat profil lengkapku

Readers

Followers

Label

  • About Me:) (4)
  • Ashilla Zee dll :) (11)
  • CampurCampur :P :) (3)
  • Cerpen (5)
  • CuapCuap (3)
  • Jatuh Cinta Sama Loe No Way (versi Cakshill) (22)
  • KasaKusuk (14)
  • KAU (12)
  • Mario Stevano Aditya Haling (2)
  • PEMBUNUH CAHAYA *versi ALSHILL* (1)
  • SCAVENT CHEERS (1)
  • SVC (SCAVERS VIOLENCE CHEERS) :* (4)
  • Tugas (6)

Blog Archive

  • ►  2014 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
  • ▼  2013 (51)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ▼  April (1)
      • Jatuh Cinta Sama Elo?! No Way!Flashback Part 2 – D...
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (8)
    • ►  Januari (12)
  • ►  2012 (33)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (1)
Minggu, 21 April 2013
In: Jatuh Cinta Sama Loe No Way (versi Cakshill)

Jatuh Cinta Sama Elo?! No Way!Flashback Part 2 – Dasar Cowok Pembawa Bencana!


Penulis:  Regina Maharani Nurlie

Holaaaa semuaaaa ...hehehe
Saya balik lagi dengan membawa part flashback (bag2) :D 
Bagian 1 nya wktu itu udah aku post kan? Ehh yaa , sekedar megingatkan ,part flashback ini bukan part 15 yee, ini lanjtan cerita awal mula cakshill ketemu :)
Part flashback ini cuma 2 bagian aja,krna kak Rere buatnya tergantung moodnya:p wkwk :D
Ehh yaa ,btw JCSLNW 2 part lagi udah tamat guys :)
Part 15nya nanti aku post minggu depan yaa,soalnya masih dalam tahap pengeditan :p
1 minggu ini aku libur sih,tapi lagi fokus latihan krna tgl 28 April nnti lomba,maybe tgl 29 baru aku post :D *mendadakcurhat(?)* :P wkwk
Doain tim ku menang yee guys,kalo menang ,aku langsung post smpe part ending :D wkwkwk



Oke langsung aja bacaa,,,cekkidotttt :DDD








Setelah 3 bulan pasca MOS pembawa sial itu, hampir satu Sekolah, apalagi para Cewek yang tergabung dalam Ikatan C-LUVERS mulai mencari Shilla yang katanya sih, tapi gatau benar apa enggak, cewek pertama yang menolak seorang cakka. jadi mereka pada penasaran, shilla itu siapa jadi seenak udel menolak cakka, apalagi sampai melotot dan mencibir. Karna bagi mereka, tatapan mata cakka itu bikin para cewek pada terhipnotis semua, lupa mau ngomong apa. Dan senyuman cakka itu, bikin mereka merasa gimana gitu… tak mempan bagi cewek ingusan macam shilla, sesuatu banget.


“Oh… itu namanya shilla yah, Cantik banget yah, tapi kok wajahnya kayak sombong gitu? mentang-mentang nolak cakka, jadi sok gitu gayanya. Tapi… Itu pacar gue kenapa jadi lirik shilla mulu?! Gue putusin juga lama-lama!.” Terdengar segerombolan Cewek kelas 12 bergosip ria ketika shilla dengan  sivia lewat didepan mereka kemudian mendatangi pacar mereka masing-masing sambil memikirkan cara paling sadis untuk cowok mereka tersayang karna ketahuan melirik cewek lain.
“Gara-gara cakka sengak nih! Habis kan gue digosipin dimana-mana? dasar cowok pembawa bencana!,” Gerutu shilla dalam hati.


“Lo kenapa shill? maju mundur begitu mulutnya? Udah… gausah dipikirin kata kakak kelas itu. Anggap fans lo aja.” Hibur  sivia sambil menepuk Pundak shilla yang wajahnya memerah karna mendengar ucapan kakak kelas tadi.

“Lo kan tau gue gak suka jadi objek pencarian mereka?! Hua…. Dasar cakka sengak! Cowok pembawa Sial! Mati lo sana!,” Jerit shilla nyaring karna saking sebalnya dengan cowok bernama cakka, lupa sikon bahwa sekarang dia berada ditengah lapangan Sekolah, tempat paling strategis untuk menyampaikan pengumuman.

“Perasaan tadi ada yang manggil gue sayang deh, siapa yah?.” Ucap seseorang yg ternyata cakka memasukkan tangannya kekantong celana, cakka tersenyum manis berdiri dibelakang shilla yang menoleh kearahnya dengan wajah sudah memerah, hasil dari karna malu sekarang jadi objek perhatian seluruh Sekolah, marah dengan keadaan sekarang yang menurut para cewek, itu posisi keberuntungan, tapi baginya itu posisi pembawa bencana, Dan harinya yang panasnya luar biasa juga turut andil membuat wajahnya seperti itu.

 “Telinga lo gak bisa bedain mana kata sayang dan mana kata sengak?! Pergi ke THT sana!,”

“Kalo udah dengar lo ngomong sih, sejelek apapun ucapan yang lo bilang, apalagi berhubungan dengan gue,  tetap aja bagus didengar. Itu panggilan sayang buat gue kan,Ashilla Zahrantiara?.”

“Iya, panggilan Sayang! Sayang… kenapa lo gak mati aja sih? Kan enak hidup gue gak diteror lagi oleh cowok pembawa bencana macam lo!.”

Cakka hanya tersenyum mendengar ucapan shilla itu dan berjalan mendekatinya yang membuat gadis itu masang ancang-ancang ingin lari. Ini yang dia suka dari gadis dihadapannya itu, disaat semua cewek ngomong seanggun mungkin mengalahkan gadis Keraton Jawa, dia malah apa adanya, bahkan cenderung gak sadar diri bahwa yang dia bentak sekarang adalah Kakak kelas, bukan teman sekelasnya dan menghindarinya. Itu yang membuatnya tertantang untuk mendekati cewek setelah sekian lama jomblo.


“Entar kalo gue mati, lo nangisin gue lagi. kan gue anti liat cewek nangis, apalagi karna gue.” Sambil berkata begitu, dia mengelus rambut panjang shilla yang hitam mengkilat dengan tatapan bikin para cewek pingsan dibuatnya.

“Ish! Apaan sih ini tangan seenak jidat dikepala gue?! entar kutuan! Gue? Nangis karna lo?! wakakkaa… PEDE! Yang ada yah, gue malah syukuran terus potong tumpeng karna lo udah gak ada buat neror hidup gue lagi!.” Ucap shilla berusaha menurunkan tangan cakka yang masih betah diatas kepalanya, dia berkata begitu agar cowok dihadapannya tersinggung, syukur-syukur kalau dibenci.


cakka menurunkan tangannya dan mendekatkan wajahnya tepat diwajah shilla, tak mempedulikan teriakan patah hati dari para cewek dan siulan teman-teman cowoknya.

“Lo sadar gak kalo lo lagi ngomong sama siapa?,” Tanya cakka sambil menatap manic mata shilla yang coklat terang, warna mata kesukaannya.

“Sebenarnya sih gue sadar banget ngomong sama siapa. Lo, senior yang dipuja seluruh sekolah, dan gue, anak ingusan yang gak tau diri karna bentak kakak kelas. Tapi bodo amat dah, kenapa? Lo minta dihormatin sama gue?.”

“Lo hati-hati kalo ngomong sayang, gue gak ingin dengar berita lo dilabrak cewek angkatan gue karna mulut lo yang terlalu jujur itu. cukup gue yang merasakan kesadisan mulut lo. Ok sayang? jadi adek kelas yang baik dan lugu yah.” Dan sebuah ciuman kilat mampir di pipi kanan dan kiri shilla, membuat gadis itu mematung seketika, dan teriakan serta pelototan mata mendominasi hampir seluruh penghuni sekolah yang melihat kejadian tersebut.

“cakka nyium pipi shilla? serius?! Pohon Tomat mana? Pohon Tomat mana?! Gue mau gantung diri! Hua… cakkaa!.” Terdengar dari kelas 11 jeritan galau seorang cewek yang melihat langsung kejadian itu.

“Lo tampar pipi gue dong. Siapa tau ini mimpi buruk gue! Hua cakka…” Dan terdengar jeritan demi jeritan yang memekakkan telinga.





shilla hanya bisa diam mematung, wajahnya yang cantik berubah menjadi bloon karna ulah cakka yang “ajaib”. Dia menghela napas dan…

“Aduh shilla!,” Teriak cakka tertahan karna kakinya yang bengkak bekas main Futsal kemaren diinjak shilla sadis dengan tatapan ingin membunuh hingga nyut-nyutan.

“Ini balasan buat kakak kelas ganjen macam lo!,” Kata shilla dengan suara sadis dan menarik  sivia untuk meninggalkan cakka yang hanya tersenyum melihat tingkahnya, tak ada yang tau maksudnya apa, kecuali dirinya dan Tuhan.


                                      ❀❀❀❀❀❀



“Hua… Dasar kakak kelas sialan! Gue benci sama lo!,” ucap shilla penuh emosi saat tiba dikelasnya yang langsung disambut oleh teman-temannya dengan senyuman jahil.


“Cie… yang dicium pipinya sama kak cakka. gimana  shill rasanya dicium kak cakka? tubuhnya wangi gak? bau parfumnya enak gak shil ? wah… shilla! Gue mau jadi lo!.” Dan teriakan plus histeris ala cewek menggema ditelinganya.

“kalian mau tau rasanya dicium cakka?,” Tanya shilla yang langsung dikerubungi oleh yang lain sambil menganggukkan kepalanya.

“Rasanya kayak lo berdiri dekat Sapi, terus mendadak dicium sama Sapi!  Begitu rasanya, gak enak! Udah… bubar… bubaarrrr!!!.”  Teriaknya Sambil mengusir mereka yang mengerubuninya hingga dia kepanasan.



“Huuu… shilla gak seru deh,” Gerutu salah seorang temannya begitu juga dengan yang lain


“Apa Istimewanya juga Si cakka itu? Ganteng? Ganteng dilihat dari ujung Monas iya!h Pintar? Gue gak tau, tapi katanya sih iya. Jiwa pemimpin? Cuih! Muntah gue dengarnya!.” Sambil ngedumel sendiri membuat febby teman sebangkunya langsung melancarkan aksi membela Pujaan tercinta.

“Lo kenapa jadi menilai cakka kayak gitu? Menurut gue yah, Kak cakka itu gantengnya, Oh My God! Bikin klepek-klepek!, Pintarnya itu aduh… Banget dah! Terus apa kata lo tadi? Jiwa pemimpin? Dia itu calon Presiden kita entah berapa Tahun lagi shill! masa lo gak liat jiwa pemimpin seorang kak cakka itu?! Aduh… bener-bener deh teman gue ini.” Dengan wajah penuh kagum, febby menjelaskan sosok cakka dengan berapi-api dan menatap kasihan ke shilla seolah-olah shilla adalah manusia paling primitive dimuka Bumi yang masih hidup karna tak bisa melihat pesona cakka.

“Susah yah ngomong sama penggemar cowok sengak, Gila semuanya!.” Sungut shilla sambil melipat tangannya di dada, membuat sivia tertawa.

“Tenang shill, gue gak ngefans kok sama Kak cakka jadi lo gak usah sedih gitu.”

“Beneran vi?,” Tanya shilla antusias karna diantara pecinta cakka yang pada gak normal semua, ternyata masih ada yang normal selain dirinya.

“Iya… Gue gak suka sama Kak cakka, tapi gue sukanya sama sahabatnya itu, Kak iel.” Hahaha…” Tawa  sivia yang bikin shilla manyun.


“Lo gak naksir sama cakka, tapi naksir ama sahabatnya!. Ama aja boong via !.”

“Boong apaan? Kan gue ngomongnya jujur apa adanya, gak ada unsure kebohongan.” Bela via .

“Tauk ah gelap,” Kata shilla nyerah dan mulai duduk manis karna Guru pelajaran terakhir sudah datang, tanda bel kebebasan akan segera bernyanyi untuknya.

  

❅❅❅❅❅❅



“Eh… Itu shilla yah?,” Tanya seorang kakak kelas 11 kepada temannya saat melihat shilla sedang makan dikantin bersama teman-temannya.

“Mana? Oh… itu yah,” Timpal yang lain membuat aren, Ketua Cheerleader dan salah satu Primadona Sekolah bingung.

“Kalian pada ngomongin apaan sih? Heboh bener?,” Tanyanya yang tak tau apa yang terjadi selama beberapa minggu ini karna baru saja datang dari Afrika Selatan.

“Lo gak tau sih ren, selama lo pergi, ada kejadian menarik! Soal cakka, kecengan Abadi lo!.” Jelas temannya menggebu-gebu membuat dia penasaran. Apalagi yang berhubungan dengan cakka kecengannya sejak dari kelas 10.


“Iya! Lo liat cewek yang rambutnya terurai itu? Dia gebetan cakka, kecengan lo!,” Balas yang lain memanas-manasi aren.

“WHAT?! Serius?,”

“Dua rius malah ren. Tapi… katanya sih ditolak mentah-mentah oleh tuh cewek.”

“Oh… syukurlah…” Kata aren penuh syukur karna tak jadi patah hati.

“Eh, masih ada lanjutannya lo.” Tambah yang lain bikin aren semakin penasaran.

“Apaan? Udah lo ngomong aja deh! Jangn bikin gue penasaran.”
“Kemaren yah, pas lo masih nyangkut di Bandara, cakka nyium pipinya tuh cewek di tengah lapangan Sekolah! wah… untung lo gak ada yah, coba kalo ada, mungkin lo akan hara-kiri  seperti yang lain.” Jelas temannya membuat aren melongo maksimal.





“Apa lo bilang?! Dia…?! Oh Gosh!,” Teriak aren histeris ditengah hiruk-pikuknya kantin dan membuat semuanya menoleh ke arahnya.

“Lo biasa aja kali teriaknya ren. Iya, jadi banyak yang patah hati kemaren dan masing-masingnya nyari pohon yang pas untuk gantung diri. Kalo lo ada, mungkin lo termasuk ren”



“Sialan lo! eh… bukannya kata lo cakka ditolak sama dia? Kok bisa yah? cakka kan… Waw! Coba dia nembak gue yah, mungkin gue langsung angguk aja kali yah.”

“Ngimpi lo! Who knows, ren”

“Iya sih, Ah… yang penting mereka gak pacaran. Titik!.” Sambil mencoba menguatkan hatinya.

“Kata siapa ren? Kan bisa aja cium pipi cakka kemaren menandakan mereka pacaran. Betul gak?.” Tanya yang lain dan djiawab anggukan.





aren terdiam sambil menatap shilla yang asyik tertawa bareng temannya yang lain, tanpa mengetahui, di meja seberang dia sedang jadi bahan obrolan.

“Cantik sih, banget malah! Tapi … Ah… gue ajak jadi anak Cheers aja deh, Body dia ok, wajah, gak usah diraguin lagi. mumpung lagi krisis cewek cantik nih terus syukur-syukur bisa naikin pamor Cheers.” Batin aren.


“Loh? Loh? ren… lo mau kemana?,” Tanya temannya yang lain ketika melihat aren berjalan menuju tempat shilla.

“Hai… Lo shilla kan?,” Tanya aren ramah kepada shilla yang bingung dengan kedatangannya.

“Iya kak. Ada apa yah?,”



aren pun duduk didepan shilla sambil tersenyum manis, banget malah. Sedangkan anak-anak yang lain pada ngelirik mereka berdua, terutama aren. Yang dikenal sebagai Ketua Cheers, ekskul paling diminati oleh para cewek dan paling susah masuknya karna syaratnya selain bisa nari kayak penari Ular, Wajahnya harus enak dipandang.  Karna selain sebagai penyemangat Basket, anggota Cheers juga dianggap sebagai penyegar mata buat yang melihat penampilan basket mereka, khususnya para cowok. Dan itulah mengapa para anggota Cheers melakukan seleksi luar biasa ketat untuk jadi anggota mereka.


“Begini shilla… Gue liat sekilas tadi body lo bagus, wajah lo cantik,dan gue dengar lo anak nari juga kan? gue nawarin, lo mau gak jadi anggota Cheers gue? tanpa test. Langsung jadi Anggota.” aren berkata tenang tanpa nada promosi membuat yang lain melongo.

“Hah? Serius kak?,” Tanya shilla bingung karna tiada angin, tiada hujan, langsung datang tawaran daftar ekskul, cheers lagi.

“Gue selalu serius kalo soal Cheers dek. Jangan lo raguin itu.” Tegas aren.

“Heum… shilla pikirin yah kak, makasih atas tawarannya.”

“Ok, gue tunggu jawaban lo pada saat istirahat kedua nanti. Semoga gue dapat jawaban memuaskan dari lo. karna gue sangat berharap banyak. See you shilla.” Sambil bangkit dari duduknya dan melangkah anggun mendatangi teman-temannya.



“Lo serius masukin shilla ke Cheers Stel? Ini bukan sifat lo. nawarin ekskul ke cewek yang baru lo lihat.  Tanpa test lagi masuknya! Waw!.”

“Gue serius. Gue pengen liat aja gimana sih selera cakka jadi suka sama cewek ingusan begitu? Ok dia cantik, Tapi dia itu tak ada apa-apanya dibanding gue, Aren Nadia”

“Lo yakin dia terima tawaran lo? Gue liat tuh anak kayak gak tertarik ama tawaran lo ren” Kata Cindy, salah satu anggota Cheers yang juga sahabat aren”

“Kan baru “Kayak” kan? berarti masih ada harapan dong. Siapa sih yang gak bisa nolak tawaran jadi anggota Cheers?, Cuma cewek kolot aja yang nolak Cind.” Jelas aren

Cindy dan yang lainnya hanya mengangguk mendengar ucapan aren dan bergegas masuk kelas karna bel masukan sudah berbunyi.

selama pelajaran berlangsung, shilla hanya diam sambil menatap papan tulis dengan pandangan kosong. Dia memikirkan kenapa aren memberinya Cuma-Cuma posisi anggota Cheers.

“Lo kenapa shil?,” Tanya  sivia ketika melihat sahabatnya hanya duduk termenung dengan tatapan ke papan tulis, pikiran ke alam lain.

“Gue mikirin masalah tawaran kak aren vi, kok dia bisa nawarin gue yah? dan dimana dia tau kalo gue ikut ekskul nari?.”

“Gue juga gak tau shill. Lo kepengen ikut ekskul Cheers?.”

“Enggak sih, soalnya lo kan tau gue gak suka hal-hal kayak gitu, gue sukanya yang berbau olahraga, kayak Volly, Basket, Renang dsb.”

“Yaudah lo tolak aja  shill kalo gak suka, ngapain mikir ribet?.”

“Masalahnya vi, gue bingung gimana enaknya ngomong nolak itu. Takutnya dia tersinggung atau ngerasa gak dihargain gitu.”

“Iya sih, tapi lebih baik nolak  shill daripada lo terpaksa ikut ekskul karna gak bisa nolak ajakan dia. kan ribet lagi masalahnya. Jangan memaksakan sesuatu kalo hanya buat orang lain senang, tapi bikin lo menderita bathin.  tapi lakukan sesuatu yang lo senang, meskipun diremehkan oleh yang lain. karna kepuasannya itu yang susah dibeli shill.” Dengan bijak  sivia memberikan nasihat kepada shilla agar tak bingung lagi.


shilla tersenyum mendengar ucapan sivia dan merasa beban yang menghimpit dadanya, menjadi plong, lega. “Iya vi, thanks yah.”

“Anytime shill”



                                                ☺☺☺☺☺☺


“Permisi kak, ada kak Arennya gak?.” Dengan sopan shilla bertanya ditemani  sivia kepada salah seorang kakak kelas yang kebetulan sekelas dengan aren pada jam istirahat kedua.

“aren yah? Tunggu bentar, ren… ada yang nyari lo tuh.” Sambil menoleh kekelas memanggil aren  yang asyik ngobrol dengan temannya.

“Lo liat aja, pasti dia terima ajakan gue. aren gitu loh, Tak bisa ditolak.” Ucapnya dengan penuh percaya diri yang tinggi.

“Gue rasa enggak deh ren,” Kata Cindy dengan wajah tak yakin.

“Kita liat aja ntar Cind,” Jawab aren sambil keluar kelas mendatangi shilla.


“Eh shilla… ada apa yah? Oh, Lo mau jawab tawaran gue itu?,” Tanya aren sambil tersenyum.

“Iya kak. shilla udah mikirin matang-matang soal tawaran kakak tadi. sorry banget kak, shilla menghargai kakak nawarin jadi anggota Cheers itu, tapi shilla gak berminat untuk ikut kak, maaf.”

aren kaget karna tawaran mahalnya ditolak mentah-mentah oleh adek kelas yang dihadapannya ini, namun dia tetap mencoba bersikap wajar saja.

“Kenapa  shill lo gak berminat ikut Cheers? Ini kan kesempatan emas lo. gue jarang nawarin adek kelas Cuma-Cuma untuk soal beginian shill. jangan lo buang kesempatan itu. Ini gak akan datang dua kali shill.” Bujuk aren


“shilla tau kak, dan shilla merasa tersanjung karna kakak nawarin ini. Tapi maaf sekali lagi kak, shilla tak bisa menerimanya.”

“Bagaimana kalo lo coba dulu selama sebulan shill?,”

“Enggak kak, shilla gak mau melakukan sesuatu secara coba-coba kak. Kalau shilla serius melakukannya, shilla akan lakuin itu kak. Maaf.”

 “Lo akan menyesal karna telah menolak tawaran gue shilla,”Ucap aren dingin.

“shilla gak akan pernah menyesal dengan apa yang shilla pilih kak, cause, this is my choice. And I know what the best for me.” Dengan mantap shilla mengucapkan penolakan itu didepan aren dan didepan anak-anak Cheers yang penasaran dan mengerubungi mereka. Merasa tak ada yang dibahas lagi, shilla pergi meninggalkan aren yang masih diam mematung dan menatapnya sinis.


“Gue bukan tipe cewek yang bisa ditolak dengan alasan basi shilla dan lo adalah orang pertama yang nolak pemintaan Cuma-Cuma gue. gak nyangka ternyata cewek gebetan cakka bego juga yah.” Dengan nada sinis aren mengucapkan itu dan membuat shilla diam mematung.


“Udah tinggalkan shill. lo ingat pesan Kak cakka, jangan nyolot sama kakak kelas kalo tak ingin dilabrak, biarkan saja.” Ucap sivia menarik tangan shilla yang terasa dingin karna emosi.

“Ngapain lo ingetin pesan Sengak itu ke gue vi?,” Tanya shilla dingin. Sebelum  sivia sempat mencegah, shilla berbalik dan berjalan menghampiri aren.


“Maaf kak aren, shilla bukan cewek bego yang dikasih umpan langsung nyambar! Kalo shilla kepengen ikut Cheers, shilla akan mendaftar tanpa perlu kakak repot-repot nyamperin hanya untuk menawarkan itu. Dan shilla juga bukan tipe cewek yang bisa dipaksa untuk mengikuti kehendak seseorang kak. Kalau kakak gak ingin tawaran itu sia-sia, mending kakak tawarin yang lain aja yang lebih bagus daripada shilla dan lebih pantas untuk jadi anggota.” Dengan tatapan mata tegas shilla membalas setiap ucapan aren yang wajahnya sudah merah karna marah dibantah oleh adek kelas.

“Lo jangan mentang-mentang bisa nolak cakka, terus lo bisa nolak gue yah!.” Dengan suara meninggi aren mendatangi shilla yang hanya diam ditempatnya, namun tatapan matanya berubah sinis.

“shilla menolak tanpa pandang bulu kak, kalo gak suka, ngapain nerima?.”



sivia hanya menepuk kepalanya strees melihat sahabatnya gagah berani menolak permintaan kakak kelas, walau resikonya jadi dilabrak.



“Kayaknya mulut lo perlu disekolahin deh biar tau dengan siapa lo berhadapan!,” Ucap aren meradang dan mengangkat tangannya hendak menampar pipi shilla yang mulus sebagai pelajaran, dia tak suka ditolak apalagi dibantah.


“Kayaknya tangan lo yang perlu disekolahin deh supaya bisa ngerem si pemilik tangan supaya gak kasar dengan adek kelas hanya masalah sepele,” Kata cakka entah datang darimana langsung memegang tangan aren yang sedikit lagi hendak mengenai pipi mulus shilla dan menatap tajam, diikuti oleh  gabriel yang curi-curi pandang kearah  sivia dan rio yang berdiri disamping cakka sambil melirik shilla.


“Tuh temannya shilla siapa namanya yah? Manis banget wajahnya.” Batin iel.


“Astaga! teman sendiri lagi berantem, lo malah lirik cewek! dasar!.” Ucap rio sambil menoyor kepala Gabriel  yang matanya tak lepas dari via.

“Hahaha… daripada lo, cewek ga dilirik, banci kaleng lo pacarin.”

“Selesai urusan cakka, kita berantem yel!.”

“Gue siap,” jawab gabriel mantap sambil melirik rio yang mulai emosi karna candanya kelewatan, banget malah.

“Lo mau tau kenapa dia gak ikut Cheers? Gue yang gak ijinin dia ikut!,” Kata cakka yang buat shilla melongo maksimal, begitu juga yang lain. apalagi aren, diam seribu bahasa.

“What?! Sejak kapan gue minta pendapat sama dia?! Ish!.” Batin shilla

“Gak ada yang mau lo bahas lagi kan ren? Yaudah, gue mau cabut pacaran dulu ama yayang gue. bye.” Ucap cakka melirik shilla yang masih melotot kearahnya dan menggandeng pundak gadis itu dan berjalan meninggalkan kerumunan yang melihat mereka dengan tatapan tak bisa diartikan.

“Ish! Gue gak percaya!,” Teriak aren jengkel campur patah hati sambil menghentakkan kakinya dengan keras ke tanah.

“Ish! Lepasin! Lepas!,” Teriak shilla ketika sudah tiba ditaman yang sepi dan langsung menarik tangan cakka yang masih menggandeng pundaknya.

“Gue bilang juga apa sayang?, Jangan banyak nyolot. Untung ada gue, coba kalo enggak? mungkin pipi mulus lo udah ada cap tangan segede Kaki Gajah. Lo harus berterima kasih sama gue sayang.” Sambil berkata begitu, tangan cakka tak bosan-bosannya mengelus pipi shilla yang menurutnya lembut seperti pipi bayi.

“Ngapain gue berterima kasih sama lo?! Sok jadi Pahlawan Kesiangan! Lo itu bukannya nyelamatin gue, tapi malah bikin gue menderita tauk! Ngapain lo bilang ke mereka kalo lo gak ijinin gue ikut Cheers? Gue gak minta ijin apapun buat ngelakuin apa yang gue mau sama lo! emang lo siapa gue?.” Dengan suara penuh emosi, shilla mengeluarkan semua uneg-unegnya yang bergelora dihatinya.

“Lo mau tau siapa gue buat lo ntar? Calon Suami lo.  ngerti Sayang?.”  Sambil tersenyum manis, cakka mengacak rambut shilla dan mencubit pipinya yang menurutnya menggemaskan.
“What?! Calon suami gue?! Masih terlalu pagi buat lo omongin itu! Dasar gila! Gue benci sama lo! banget sumpah!.” Dengan Jengkel dia berjalan meninggalkan cakka sambil mencibir panjang –pendek dan sejuta kata-kata takkan bisa menggambarkan betapa jengkelnya shilla pada cakka.

cakka yang melihat gadis itu meninggalkannya dan membentaknya sekali lagi, hanya tersenyum manis, “Kayaknya, gue beneran suka sama lo,Ashilla Zahrantiara”’.

Diposting oleh Tirsa di 00.59
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Copyright © 2012 WELCOME TO MY BLOG :D |