Sabtu, 02 Februari 2013
Jatuh Cinta Sama Elo?! NO WAY (versi CAKSHILL) part 11 - Aku Pasti Kembali, Untukmu
Penulis: Regina Maharani Nurlie
HOLLA GUYSSS :D
Sebenarnya ini mau aku post sebentar pas pulang greja,tapi krna sebentar ada urusan,jadi skarang aja ngepostnya :P Gak kepagian kan?? wkwk : :D
Gimana part 10nya??:P Bikin galau
yaa?? Banyak banget yg kirim mention,whatsapp,sms pada protes semua :P hahahahha :D
Kalo kata kak Rere : ‘gimana part 10? Bikin galau kan? Itu dibikin pada saat galau’ kak Rere galau,pembaca pun ikutan galau
#ehh??:P :D wkwk :)
Udah
penasaran kan sama part 11 ??Yukk langsung ajaa bacaaaa :))))
Tak lama kemudian, shilla mencium
bau minyak angin di menusuk hidungnya membuat dia terbangun di pangkuan Shanin..
“shilla sayang. syukurlah kamu
sadar.” Kata mamanya cakka dengan wajah lelah dan mata sembab.
“cakka udah pergi tante. Dia gak
akan balik lagi kesini. Shilla kehilangan dia.” Ucap shilla sambil menangis.
“dia gak pergi sayang.” Kata mama cakka
sontak membuat shilla kaget
“maksud tante? Shilla liat sendiri
tante dia pergi di hadapan shilla! Tanpa pamit!.” Ucap shilla dengan suara
bergetar.
“dia gak pergi shill. Pada saat kamu
pingsan, jari-jari tangannya bergerak dan membuat kami langsung manggil
dokter.” Jelas mama shilla
“tante serius?! cakka dimana
sekarang? Tante gak bohong kan?.” kata shilla langsung berdiri dengan langkah
oleng.
“biarin dia istirahat shill. Lo
harus istirahat.” Kata shanin menengahi.
“enggak shan, gue mau ketemu cakka
sekali aja. please, ijinin gue.” Mohon shilla
Shanin memandang mama cakka meminta
persetujuan, ketika melihat mama cakka mengangguk, Shanin menghela napas “biar
gue antar elo.” Kata shanin tersenyum.
“makasih shan” ucap shanin
************
Ketika sampai diruangan cakka, shilla
melihat cowok yang sukses membuat pertahanannya runtuh, tertidur pulas dan
wajah tertutup perban. Dia bisa melihat, betapa kecelakaan itu menghilangkan
kesempurnaan fisiknya. Tapi bukan karna fisiknya dia menyukai cakka, tapi karna
dia tau bahwa cakka itu baik padanya, tulus, tanpa memandang apa yang dia
punya. Dan itulah yang membuat shilla bisa menerima kondisi cakka sekarang.
“cakka, please, jangan tinggalin
gue. gue akan temanin lo sampe sembuh, seperti lo temanin gue. gue sayang sama
lo cakka.” Ucap shilla mengecup pipi cakka yang tertutup perban dan akhirnya
keluar dari ruangan.
Selama 3 minggu cakka berada di
rumah sakit, selama itu juga shilla setia menunggu cakka untuk sadar, dia selalu
mengajak cakka bicara walau dia tau bakal dianggap orang gila karna ngajak
orang tidur ngobrol. Dan curhat tentang kekesalannya tentang gabriel karna
sukses membuat hidupnya menjadi nelangsa.
“temen lo itu, si kak iel nyebelin
banget! Masa gue lagi enak-enaknya ngobrol sama sivia, eh dia main nyelonong
aja duduk di samping sivia dan ngegombal! Sumpah deh, pengen muntah gue
dengarnya! Lo kan tau gue paling anti denger cowok gombal dan digombalin! Bikin
badan gatal-gatal! Dan lo tau apa akibatnya? Gue seperti di dunia lain ngeliat
mereka pacaran dan pelan tapi pasti, gue dianggap patung liberty! nelangsa
gue!.” Curhat shilla melempar tasnya kesofa dan marah-marah duduk
disamping cakka yang tertidur..
shilla yang melihat cakka terdiam,
dia memegang tangan cakka yang dialiri oleh jarum infuse dan tersenyum sedih
sambil mengelus tangan itu.
“lo kapan sadarnya si kka? gue benci
ngakuin ini, tapi gue kangen marah sama lo, kangen nyumpahin lo dan manggil lo
sengak. Please sadar cakka. Gue terima keadaan lo apa adanya kok. Beneran deh.
Gue suka sama lo bukan karna fisik, tapi karna sifat lo. kalo gue suka sama
fisik lo, gue gak akan ajak lo yang diem kayak patung gini ngobrol.” Ucap
shilla panjang lebar.
Tanpa shilla sadari, mamanya cakka
dari balik pintu melihat apa yang dilakukan shilla dan tersenyum miris
“maafkan tante sayang. tante harus membawa cakka
pergi, tapi tante janji, dia akan kembali lagi padamu. Ini hanya perpisahan
sementara.” Gumam mama cakka lalu menghapus airmatanya yang menetes. Setelah
siap, dia masuk dalam ruangan.
“hai sayang. udah lama nungguin cakka?.”
Tanya mama cakka tersenyum
shilla kaget melihat mama cakka
datang, tersenyum
“Enggak kok tante. tante, cakka
kapan sadarnya sih? Lama bener.” Kata shilla yang membuat mama cakka tertawa
dan mengacak-acak rambutnya.
“kamu berdoa aja semoga dia cepat
sembuh dan keluar dari sini.” Kata mamanya cakka yang tanpa sengaja melihat
jari manis shilla ada sebuah cincin berwarna biru malam, titipan nenek cakka
untuk shilla.
“rupanya sudah dikasih cakka cincin
itu untuk shilla. Semoga keputusan dia tepat.” Batin mama cakka
“iya tante.” kata shilla sambil
mengelus tangannya cakka..
Tepat pada saat shilla mengelus
tangan cakka, jemari cakka bergerak dan membuat gadis itu tambah kaget, cakka
membuka matanya dan menatap shilla.
“shilla? Lo ngapain disini?.” Tanya cakka
sambil mengelus rambut shilla dengan tatapan rindu.
“TANTE! CAKKAAAA SUDAH SADAR TANTE!CAKKA SADARRR.” teriak shilla
kegirangan tanpa mempedulikan pertanyaan cakka dan memeluk mama cakka yang
duduk sofa.
Melihat shilla kegirangan, cakka
cuma tersenyum dan asyik mengobrol dengan mereka yang sekarang ada
disampingnya dan sesekali mengelus rambut shila ketika cewek itu cerita
semua hal yang dia tak tau selama dia tidur dan tersenyum, shilla yang melihat
senyum cakka timbul perasaan takut dalam hatinya, tapi dia berusaha menutupinya
dengan tertawa. cakka yang menyadari sorot ketakutan shilla, dia
mengambil cermin dan kaget melihat wajahnya sekarang penuh dengan luka bakar
yang megerikan dan ketika dia mencoba tersenyum, luka bakar itu tetarik dan
membuat seringai yang dijamin buat orang pada kabur. Shock, dia melempar cermin
itu ke lantai hingga hancur berkeping-keping dan membuat shilla dan mama cakka
kaget.
“sayang, kamu kenapa?.” Tanya mama cakka
sambil merangkul cakka yang terdiam dan menatap shilla dengan tatapan kosong.
“shilla lo pulang. Gue gak mau lo
ada disini.” Ucap cakka dingin
“tapi kka..” kata shilla membantah.
“PULANG “bentak cakka…
“gakk gue gak akan pulang..gue mau
nemenin loe disini kka!loe kenapa sihh?” ucap shilla tetep kekehh
“LOE PULANG SKARANG SHILLA!!!!GUE
GAK BUTUH LOE TEMENIN GUE! Gue gak mau lo liat wajah gue!.”
Kaget mendengar cakka membentak
dirinya, membuat shilla terdiam lalu menundukkan wajahnya
“oke, gue akan pulang dan gak akan
kesini lagi sampe lo tau gimana gue selama 3 minggu disini, nemanin elo! Gue
terima keadaan lo apa adanya!.” Marah shilla lalu mengambil tasnya dan keluar
dari ruangan cakka dan membanting pintu dengan keras.
mama cakka terdiam melihat
pertengkaran cakka dan shilla, lalu mengelus rambut anak itu dengan penuh kasih
“mama tau perasaan kamu sayang, tapi
gak sepantasnya kamu marahin shilla, dia menemani kamu disini selama 3 minggu,
dia ajak kamu ngobrol ketika mama gak ada, bahkan dia sampai ketiduran
disamping kamu karna gak ada yang temanin kamu. “ jelas mama cakka
“cakka gak ingin dikasihani sama dia
ma, cakka bisa liat kalo dia sebenarnya ketakutan di samping cakka. Cuma dia
nutupin itu. cakka gak sanggup berada disamping dia dengan wajah seperti ini.”
Kata cakka sedih.
“mama tau sayang, sebenarnya
papah dan mama punya rencana pengen bawa kamu ke jerman untuk mengoperasi wajah
kamu dan kamu tinggal disana sampai kuliah. Bagaimana? Ini terserah kamu
sayang.” kata mama cakka..
cakka terdiam lama mendengar tawaran
mamanya, dia menghela napas berat lalu menatap mamanya
“oke ma. cakka setuju dengan
keputusan mama. Kapan cakka bisa pulang kerumah?.” Tanya cakka
mamanya kaget mendengar keputusan
mendadak anaknya, dia bertanya
“kamu yakin dengan keputusan kamu
sayang? pikirkan dulu. Kamu meninggalkan shilla sayang, calon tunangan kamu.”
“justru itu ma cakka harus pergi, cakka
gak sanggup bila dia selalu menatap cakka dengan tatapan kasihan begitu juga dengan
orang lain. ini jalan terbaik ma.” Kata cakka mantap
mamanya terdiam menatap cakka lama,
mencari keraguan di matanya, tapi tak berhasil, dia menghela napas
“oke. Mama akan mengurus kepindahan
kamu dan besok atau lusa kamu akan pulang kerumah dan kita akan beres-beres.
Mama pulang dulu ya.” Pamit mama cakka mengecup kening anaknya.
“hati-hati ma.” Kata cakka tersenyum
melihat mamanya menutup pintu kamarnya
Sepeninggal mamanya, dia mengambil
foto shilla yang sedang tersenyum hasil jepret diam-diam. “sorry shilla, gue
harus ninggalin elo. Gue gak mau dikasihanin sama lo, merasa lemah dimata lo.
dan gue gak bisa lindungi elo dengan fisik gue kayak gini. gue gak sanggup.
Semoga lo terima keputusan gue shill.” Kata cakka sambil memeluk foto itu
dan tertidur.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sepanjang perjalanan menuju pulang
kerumah, shilla marah-marah sambil memukul setir mobil dan beberapa kali nyaris
nabrak mobil orang saking kacaunya. Merasa tak bisa mengendalikan diri, dia
berhenti di pinggir jalan dan menangis sepuasnya.
“lo kejam cakka! gue nunggu lo
selama 3 minggu, siang malam lo gue temanin, gue ceritain, gue candaain! Tapi
apa balasan lo?! lo ngusir gue! gue sayang sama lo cakka! Gue gak peduli dengan
wajah rusak lo! kalo gue peduli dengan wajah lo, gue gak akan lakuin semua itu!
Shit!.” Marah shilla sambil mengepal tangannya lalu memukul stir mobil sebagai
pelampiasan emosinya.
Setelah tenang, dia menjalankan
mobilnya dengan bercucuran air mata, dan ketika tiba dirumah, dia
langsung masuk kamar tanpa mempedulikan mpok mimi menatap dia dengan bingung.
Pagi harinya….
shilla bangun dengan mata sembab,
dia terduduk di sisi ranjang sambil memikirkan apa yang dia lakukan hari ini,
lalu dia bangkit dari duduknya dan mengambil handuk dan mandi.
setelah selesai mandi dan berganti
pakaian, dia keluar dari kamarnya dan berhenti di kamar yang dulu ditempati cakka,
sekilas dia teringat apa yang dulu dia lakukan dengan penghuni kamar itu,
merasa dadanya semakin sesak, dia langsung menuruni tangga dan sarapan kemudian
pergi ke sekolah.
Setelah sampai di sekolah, dia
melihat shanin dengan rio bergandengan tangan dan sivia dengan gabriel saling
bercanda dan mengejek, entah kenapa, dia ingin seperti mereka, tertawa bersama
pasangannya, dan berjalan berdampingan dengan seseorang yang dia cintai. Merasa
itu hanya mimpi baginya, dia berlari masuk kelas sebelum tambah galau.
Selama 9 jam disekolah, baru
kali ini shilla merasa nelangsa tidak ada seseorang yang membuatnya berteriak
penuh emosi, yang kedap-kedip nakal kearahnya, dan omongan narsisnya membuat
dia mencibir sepanjang hari.
“gue baru kali ini merasa kangen sama dia,
biasanya mah gue berdoa tiap hari buat dia kecelakaan kek, mati ditengah jalan
kek, atau gimana gitu. kok jadi bertolak belakang gini sih?.” Batin shilla
dia menuruni tangga dengan wajah
lesu, tanpa menyadari ada seseorang di depan tangga dengan tatapan sinis.
“hai shilla.” Kata debo sukses
membuat shilla mendongkakkan wajahnya dan kaget mengetahui siapa yang
memanggilnya.
“mau ngapain kak?!.” Tanya shilla
parno sambil siap-siap lari.
“pulang bareng gue yah. Gue gak
ngapa-ngapain lo kok.” ajak debo dengan senyum palsu.
“enggak! gue jera ikut sama lo!
minggir!.” Teriak shilla sambil mendorong cakka kasar.
“waw. Kasar banget lo jadi cewek.
bikin gue bergairah nih.” Ucap debo nakal sambil menangkap tangan shilla dan
menariknya kasar menuju parkiran mobil yang sudah sepi dan hanya tinggal
beberapa mobil disitu.
“lepasin gue! lepas! Gue gak sudi!.”
Ucap shilla meronta di samping debo dan membuat tangannya semakin dicekal debo
hingga mati rasa.
“lo teriak gak akan ada pangeran lo
disini shill. Jadi percuma aja lo teriak. Simpan teriakan lo untuk di apartemen
gue aja sayang.” Ucap debo santai.
Semakin ketakutan mendengar
perkataan debo, dia menendang kaki kiri debo dengan keras dan menggigit tangannya
hingga debo teriak kesakitan.
“ARRGGHH! SHILLA! Balik lo!.” Teriak
debo kemudian mengejar shilla yang berlari ketakutan.
ketika melihat shanin sedang ngobrol
bersama rio, dia langsung berlari menuju shanin dan bersembunyi di belakang
yang membuat keduanya kaget
“lo kenapa shil? Kayak ketakutan
gitu.” tanya rio heran.
shilla hanya menangis di belakang shanin,
yang membuat cewek itu teringat dengan cerita cakka beberapa waktu lalu, lalu
dia menatap sinis debo yang berjalan didepannya
“lo mau apain pacar sepupu gue hah?!
Mau lo apa sih?! cakka emang gak bisa lindungin dia lagi, tapi gue yang akan
lindungin shilla! Ingat itu!.” Marah shanin sambil mengacungkan telunjuknya
tepat di wajah debo lalu tersenyum sinis.
“lo berani nantang gue?!.” Tanya
debo meremehkan
“tentu saja gue berani! Elo itu gak
ada apa-apanya dibandingkan cakka! Lo cowok bajingan! Lo ngelakuin itu atas
dasar nafsu kan?! Makan tuh nafsu!.” Ucap shanin sinis dan menarik shilla menjauh
dari debo yang menatap sinis ke arah mereka.
rio bingung dengan apa yang terjadi,
mengikuti mereka yang berjalan menuju mobil shilla, tiba-tiba hpnya
berbunyi sms
“rio, gue pengen lo, gabriel, dan shanin
ke rumah sakit sekarang. Please jangan ajak shilla. Gue mohon. “
-Cakka-
rio kaget melihat sms itu, lalu
menatap shanin yang sedang membujuk shilla yang ketakutan
“lo gak apa-apa kan kak? cakka udah
cerita semuanya soal elo sama gue, termasuk soal debo. tenang kak.” Ucap shanin
sambil memeluk shilla
“shanin, gue kangen sama sepupu lo.”
Ucap shilla terisak
“Gue tau kok, kakak pulang aja yah
sekarang. Udah sore nih. atau mau gue temanin?.” Tanya shanin
“gue bisa pulang sendiri. Thanks shan
udah mau nolong gue. hati-hati ya.” kata pamit shilla lalu berjalan menuju mobilnya
dan melaju meninggalkan sekolah.
Setelah melihat shilla pergi, shanin
menatap rio
“ada apa sayang?.” Tanya shanin melihat rio
menatap hpnya.
rio menyodorkan hpnya dan membuat gadis
itu membelalakkan matanya
“dia sudah sadar?! Yasudah, kita
kerumah sakit sekarang. Kamu sudah telpon gabriel kan?.” Tanya shanin
“sudah gue sms. Ayoo.” Kata rio
menarik shanin ke mobilnya dan melaju menuju rumah sakit.
setelah tiba di rumah sakit….
mereka langsung menuju ruang tempat cakka
dirawat dan kaget melihat cakka duduk di sisi ranjang dengan tatapan muram.
“kak! Akhirnya lo sadar juga, gue
kangen sama lo kak.” Kata shanin memeluk cakka tanpa rasa takut yang sudah dia
anggap sebagai kakaknya sendiri dengan erat.
“gue juga kangen sama lo dek.” Ucap
cakka sambil mengelus kepala shanin yang dia anggap sebagai adiknya sendiri.
Ketika mereka saling berbicara,
datanglah gabriel dengan napas tersengal-sengal.
“sorry gue telat. cakka! Lo sudah
sadar bro?! gue kira lo kenapa-napa jadi disuruh kemari.” Kata gabriel sambil
menepuk pundak cakka
cakka menatap dalam mereka, lalu
menghembuskan napasnya dengan berat.
“ sorry guys, gue kayaknya harus
pergi, gue titip shilla buat jagain dia. dia cewek yang baik kok dek.” Ucap
cakka sambil mengelus rambut shanin yang shock mendengar omongannya.
“lo mau pergi kemana kka?! lo baru
saja sadar dan sekarang mau ninggalin kita! Bagaimana dengan shilla?! Lo gak
mikir bagaimana perasaannya kalo dia tau lo tinggalin begitu saja setelah lo
buat dia suka sama lo?!.” kata gabriel meradang.
“gue mau operasi di luar negeri,
mungkin sekalian kuliah disana. gue mikirin perasaan dia yel! Justru itu gue
pergi! Gue gak mau dia menatap gue penuh kasihan, penuh ketakutan! Gue bisa tau
itu dari sorot matanya yel! Gue terlalu mengenal dia sampai gue merasa sakit
sendiri!.” Jelas cakka yg sebenarnya salah mengartikan ‘ketakutan’ yg ada dalam
diri shilla..
“kak,, gue gak setuju!.” Kata shanin
tiba-tiba.
“boleh gue tau alasannya?.” Tanya
cakka tenang.
“gue setuju dengan kak iel! Lo
ninggalin dia disaat dia mulai sayang sama lo! mulai membutuhkan lo! tadi aja
dia diteror debo sampai dia berlari dan nangis di belakang gue! dan lo tau dia
bilang apa pada saat itu? “gue kangen sama sepupu lo.” dia ngomong sambil
nangis kak! Dia butuh lo sebagai pelindungnya! Please, pikirin itu kak!.” Jelas
shanin dengan suara bergetar.
“lo tau gue kan shan, keputusan gue
udah bulat. Gue akan pergi. Gue mohon jangan ada yang bilang soal ini pada shilla.
Gue gak sanggup dia datang kesini dan maksa gue untuk tinggal. Karna gue gak
bisa liat dia nangis.” Kata cakka
“lo akan bikin dia nangis kka, cepat
atau lambat dia akan tau.” Ucap rio yg sedari tadi hanya diam
“gue tau. tapi setidaknya dia nangis
pada saat gue gak liat. please dek, terima keputusan gue. gue gak mungkin
lindungin dia dengan fisik begini.” Bujuk cakka pada shanin
“apa yang harus gue lakuin kak kalo
dia tau soal ini? Kita gak mungkin sembunyiin ini selamanya.” Kata shanin
sekarang menangis.
cakka menghapus air mata gadis itu “
lo di samping dia dan jelasin kenapa gue pergi. Gue yakin kalian bisa saling
mendukung. Please. Terima keputusan gue.” kata cakka pelan lalu matanya beralih
menatap Gabriel dan rio bergantian
“kita udah sahabatan lama kan?
Please, jaga shilla buat gue. Kalo debo ganggu dia lagi, bunuh aja kalo kalian
mau.” Ucap cakka
“gue terima keputusan lo kka dengan
berat hati. Kapan lo pergi?.” Ucap dan Tanya gabriel
“minggu ini gue akan pergi. Gue baru
aja resign dari sekolah dan nyokap sekarang siapin dokumen buat gue. mungkin
besok gue bakal keluar dari rumah sakit dan istirahat dirumah. Jangan bilang
sama shilla soal ini.” Mohon cakka
“kita bisa apa untuk menghalangi
rencana lo? bahkan pacar gue aja gak mampu bujukin lo. kami akan jaga shilla
kok. Tenang saja.” kata rio menepuk pundak cakka
“makasih yo. Jagain sepupu gue yah.
Awas lo nyakitin dia. gue bakal datang dan bunuh lo hari itu juga.” Ucap cakka
tertawa.
mendengar itu, shanin memukul tangan
cakka dan tertawa bersama.
Sekitar dua jam mereka di ruangan
cakka, akhirnya jam besuk sudah habis. Lalu shanin memeluk cakka
“ gue sayang sama lo kak. Please, take care
yah.” kata shanin dengan suara serak.
“always sister, please protect her
for me. Cause she’s my princess.” Ucap cakka membalas pelukan shanin
“kayaknya gue bakal kesepian nih.”
kata rio lalu memeluk cakka
“gue juga. Gak ada yang bisa gue
jahilin lagi.” Kata gabriel tersenyum dan memeluk cakka.
“entar gue juga balik kok. Tenang
aja.” Ucap cakka
“kalo lo pulang dari sana bawa cewek,
gue bunuh lo!.” ancam iel (BOCORAN NIHH
BOCORANN!!!UCAPAN GABRIEL INI ADALAH
SEBUAH KODE #UHUKK) :p
“gak akan deh. Hanya shilla di hati
gue. saking berharganya, gue gak tega buat dia nangis.” Kata cakka sambil
mengantar mereka ke depan pintu.
Shanin menatap cakka dalam, berusaha
mencari sesuatu di matanya yang hijau terang itu, merasa tak berhasil, dia
menghela napas berat.
“semoga keputusan lo gak bikin shilla
bunuh diri kak. Karna gue mulai suka sama shilla dan dukung lo untuk terus
dengan dia.” Batin shanin
setelah mereka pergi, cakka rebahan
dan hujan mulai turun dengan deras, membuat dia semakin nelangsa karna teringat
dengan kebiasaan shilla akan hujan lalu mencoba untuk tidur.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Selama seminggu shilla tak menjenguk
cakka, membuat dia kangen dengan cowok itu, setelah bangun tidur, dia langsung
duduk di balkon dan melihat kolam renang, dan kenangan lain tentang cakka hadir
dan sukses membuat dia galau.
“setiap sudut rumah gue penuh dengan
kenangan cakka. Oh boy, I miss you so much.” Batin shilla
lalu dia merenung dan tiba-tiba
teringat pembicaraan kakak kelas yang kebetulan sekelas dengan cakka pada saat
dia ke kantin sekolah kemarin.
*flashback*
“eh,,, katanya cakka udah keluar
dari sekolah yah?.” Tanya gita, cewek yang sudah jadi rahasia umum satu
sekolahan naksir dengan cakka
“kata siapa?.” tanya keke
kasak-kusuk tanpa mempedulikan shilla tegang mendengar pembicaraan mereka dan
berhenti makan untuk menguping dengan jelas.
“anak-anak pada liat kemarin nyokap
dia ke sekolah dan langsung menuju kantor kepsek! Tuh anak kenapa sih jadi
pindah? Kan kasihan gue gak ada pemandangan menarik lagi.” kata oliv cekikikan.
“hahahaha dasar lo! eh, Gue baru tau
kalo shanin ternyata saudaraan dengan cakka! Gue kira mereka pacaran. Padahal
mereka cocok lo.” Ucap aren
“Syuuttt! Ada shilla.” Kata
oliv menyenggol aren ketika melihat shilla berjalan melewati mereka
dengan tatapan menunduk.
“shill, emang beneran cakka pindah
sekolah?.” Tanya gita memanggil shilla
“enggak tau kak.” Jawab shilla
“masa lo gak tau sih? Kan dia pacar
lo?.” Ucap aren dengan wajah seperti interogasi penjahat kelas kakap.
“beneran kak. Shilla gak tau
apa-apa. Pacaran aja enggak.” jelas shilla lalu langsung lari sebelum ditanya
lagi dan membuat mereka berkerut kening.
“Dia kenapa sih?.” Tanya oliv pada
teman-temannya
“enggak tau. mending kita makan aja.
udah lapar gue.” Cuek aren sambil mencomot siomay terakhir keke yang pasrah
“hijrah” ke piring aren.
*flashback off*
“Emang beneran lo pindah cakka? gue
harap itu hanya berita bohong.” Bain shilla
Merasa gak menemukan jawabannya, dia
menutup pintu balkonnya dan pergi mandi.
Setelah selesai mandi, dia keluar
kamar dengan memakai celana jins dan baju kaos putih tanpa lengan dan sepatu
kets dengan rambut terurai lalu bersiap-siap menuju rumah sakit.
sesampai di rumah sakit……..
shilla terdiam di depan pintu
ruangan cakka, entah hendak masuk atau enggak. lalu dia menguatkan hatinya dan
masuk ke dalam ruangan cakka dan kaget dengan apa dilihatnya.
ruangan cakka kosong melompong.
kaget melihat itu, dia langsung
menutup pintu dan berjalan menuju ruang resepsionis
“ suster, pasien bernama CAKKA
KAWEKAS NURAGA di ruangan 324 kemana yah? Kok dia enggak ada?.” Tanya shilla
“dia sudah keluar sekitar 4 hari
yang lalu mbak.” Jawab suster
“keluar?.” Tanya shilla shock
“iya mbak. Ada apa mbak?.” Tanya
suster lagi mulai panic melihat muka shilla pucat pasi.
“enggak apa-apa sus. Makasih ya.Permisi”
pamit shilla
shilla langsung berlari menuju
parkiran mobil dan melaju menuju rumah cakka dengan pikiran kacau dan ingin
minta kejelasan kenapa cakka gak bilang soal itu padanya.
Ketika sampai di rumah cakka, shilla
langsung mengetuk pintu rumah cakka dan membel berkali-kali sambil memanggil cakka
sambil berharap cowok itu ada dalam rumah dan membukakan pintu.
tapi, harapan hanya tinggal harapan.
“Ada apa non shilla??.” Tanya mpok
inem di depan pintu.
“cakka mana mpok?.” Tanya shilla to
the point
mpok inem teringat pesan cakka untuk
tidak mengatakan apa-apa kepada shilla tentang kepergiannya, tapi melihat shilla
datang dengan perasaan kacau, mpok inem menjadi kasihan dan berkata dengan
hati-hati “dia pergi non.” Ucap mpok inem dengan wajah menunduk.
bagai tesambar petir, shilla terdiam
sebentar, lalu menatap mpok inem dalam, mencari kejujuran “pergi kemana mpok?
Kemana?.” Tanya shilla dengan suara bergetar.
“ ke Jerman non. Dia pindah kesana
dengan ibu. Mas cakka mau operasi sekalian belajar disana.” Kata mpok inem yang
sukses membuat pertahanan shilla runtuh untuk kesekian kalinya.
“Dia sudah lama pergi mpok?.” Tanya
shilla berusaha untuk tetap tegar.
“baru aja non. Non mau kemana?.”
Teriak mpok inem ketika melihat shilla berlari menuju mobilnya dan meninggalkan
rumah cakka
Sepanjang perjalanan, shilla hanya
bisa menangis dan berharap sekali lagi, agar bisa menyusul cakka, menghalangi
rencana gila itu. Dan dengan kecepatan penuh, shilla menuju bandara.
once again, it’s only hope, you
can’t catch him anymore.
Akhirnya tibalah shilla di bandara
setelah berkutat di perjalanan sekitar 2 jams. Lalu dia memarkir mobilnya dan
memakai bedak untuk menutupi bengkak di matanya dan keluar dari mobil lalu
berlari menuju bandara.
Setelah tiba dibandara, dia
berkeliling mencari cakka dan sesekali menatap awas sambil berharap ketika
melihat orang yang tingkahnya seperti cakka. kemudian kecewa ketika orang itu
bukan cakka. Tak kenal putus asa shila mencari cakka. Sampai tibalah,
dimana dia harus berhenti berharap, dan hanya bisa menunggu.
‘Perpisahan itu menyakitkan, tapi
harus terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Sebagai siklus kehidupan dan
sebagai pembelajaran bahwa setiap orang yang kita kenal, akan terasa berharga
apabila sudah pergi meninggalkan kita.’ (Dan seketika saya menjadi galau liat
kata-kata ini.__.)
“kepada penerbangan pesawat dengan
kode boeing 245 dengan tujuan Jakarta-jerman, harap segera menuju ruang
penerbangan karna dalam hitungan 5 detik lagi pesawat akan terbang meninggalkan
bandara.” Kata suara announcer membuyarkan pencarian shilla
kaget dengan pengumuman itu, dia
langsung berlari menuju tempat pengumuman
“mbak.. penerbangan tujuan
Jakarta-jerman apakah sudah berangkat?.” Tanya shilla hati-hati.
“baru saja berangkat mbak. Mbak
kenapa?.” Kata mbak itu kaget melihat shilla menunduk dan meneteskan air
matanya.
“Enggak apa-apa mbak. Makasih atas
informasinya.” Dan dia berlari menuju parkiran mobil tanpa mempedulikan tatapan
orang yang heran melihat dia bercucuran air mata dan langsung menjalankan mobil
dengan kecepatan penuh.
Sepanjang perjalanan menuju
rumahnya, shilla hanya bisa menangis dan menangis karna ditinggal sekali lagi
oleh seseorang yang sudah seenaknya masuk dalam hatinya, kemudian pergi tanpa
pamit disaat dia mulai memberikan kesempatan untuk mencintainya.
Sesampai dirumah, shilla keluar dari
mobil dan melihat mpok mimi, orang yang menemaninya ketika dia kesepian
membukakan pintu rumah untuknya. Sambil tersenyum sendu, dia masuk dalam kamar
tanpa mempedulikan mpok mimi yang memandangnya dengan tatapan sedih.
lalu dia masuk ke kamarnya tanpa
menoleh ke kamar cakka, dan melihat sebuah kotak di atas meja riasnya dan
sebuah surat di sampingya. Penasaran, dia membaca surat itu.
“hai shill.. gimana kabar lo?
mungkin kalo lo baca surat ini, gue udah gak ada lagi disini.
sorry banget gue marahin lo waktu
itu. Gue kaget liat wajah gue sendiri. Bayangin aja wajah ganteng gue selama 18
taun berubah menjadi mengerikan begini! *narsis kumat* dan gue bisa
liat dari sorot mata lo shill, lo takut dengan wajah gue. itu yang buat
gue merasa untuk pertama kalinya, gue gak berarti di hidup lo. di saat itu gue
nerima keputusan nyokap untuk pergi operasi ke jerman dan tinggal disana
sementara waktu.
ingatlah shill, ini hanya perpisahan
sementara. Kalo lo sanggup nunggu gue, kita akan ketemu lagi pada tanggal ini
di 5 tahun kedepan di taman yang pernah gue janjiin itu pada saat elo ulang
tahun. Tapi bila lo gak sangup nunggu gue selama itu, lo boleh pergi dari
kehidupan gue shill. Dan gue akan terima keputusan lo. apapun itu. Dan lo boleh
buang cincin yang pernah gue kasih ke elo. Karna itu cincin sebagai pengikat
antara lo dan gue.
shill… gue punya kalung buat lo,
sorry kalo gue gak ada di samping lo untuk mengenakan kalung itu. Kenakan itu
bila lo mau, gue akan selalu ada di samping lo shill.. Di hati lo. dan gue juga
makai kok.
shill…. Sorry banget gue gak bisa
menjadi pelindung buat lo, tapi ada sahabat gue dan shanin yang jagain elo,
sebagai pengganti gue. dan gue minta maaf karna gak bilang rencana ini pada lo,
karna gue gak sanggup liat lo nangis ketika mendengar alasan gue. gue pergi shill…
dan gue pasti akan kembali, untuk lo.
it’s time to say goodbye, be careful
honey, you’ll always in my heart, forever.
I love you for today,
tomorrow, and forever.
you’re my princess and no one can
change in you in my heart.
salam sayang selalu untuk cewek yang
sukses buat gue gila dan maaf karna udah buat lo nangis untuk kesekian kalinya
-cakka cowok terganteng yg pernah
ada- (-____-)
Shilla membaca surat itu dengan
tangan bergetar dan air mata terus menetes hingga membasahi kertas itu. Dengan
tangan bergetar, dia membuka kotak itu dan melihat kaset dan kalung berbandul
separo hati. Dia mengenakan kalung itu dengan terisak dan keluar dari kamar
mendatangi mpok mimi yang asyik di dapur.
“mpok… tadi cakka ada kesini?.” Tanya
shilla terisak.
“astaga non shilla kenapa nangis?!
Tenang non.” Kata mpok mimi kaget dan langsung memeluk shila yang menangis
dipelukannya.
“kapan dia kesini mpok?.” tanya shilla
di pelukan mpok mimi
“pada saat non keluar, mas cakka
datang dan nanya non pergi kemana, mpok jawab aja mau ke rumah sakit jenguk mas
cakka. Dia Cuma tersenyum sedih dan bilang untuk jaga non baik-baik selama dia
enggak ada dan dia minta bila harinya hujan, mpok harus maksa non shilla masuk
rumah supaya gak sakit dan temanin non shilla tidur apabila lampu mati dan
mulai bunyi petir. Mpok Cuma ngangguk aja karna bingung. Terus dia masuk ke
kamar non shilla dan lama sekali baru dia keluar dengan mata sembab. Dia minta
ijin untuk pergi non. Dan titip maaf sama non karna udah pergi tanpa ijin.” Jelas
mpok mimi panjang lebar yang membuat hati shilla semakin sakit.
shilla langsung menatap mpok mimi
dalam
“makasih mpok. Shilla boleh minta
bikinin coklat panas gak?.” Pinta shila
“tentu saja. Non harus istirahat.
Mata non bengkak tuh.” Kata mpok mimi yang khawatir dengan shilla
shilla hanya mengangguk dan berlari
masuk dalam kamarnya dan mengunci pintu.
lalu dia melihat kaset yang belum
sempat dia putar, dia menguatkan hatinya untuk kejutan berikutnya dan
memasukkannya dalam tape.
“shilla.. gue minta maaf kalo bikin
lo nangis. Tapi percaya shill. Gue sayang sama lo, lo akan selalu ada di hati
gue. jujur, gue gak sejago lo dalam main piano, tapi demi lo, gue rela
ngeluarin seluruh kemampuan gue untuk lo shill. Dengarin suara gue yah. khusus
buat lo.” Ucap cakka di rekaman kaset itu yang sukses membuat gadis itu
menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
kemudian suara denting piano
mengalun merdu, diiringi suara cakka yang sukses membuat siapapun yang di
posisi shilla saat ini, akan merasa betapa sakitnya.
“If I should stay,
I would only be in your way.
So I'll go, but I know
I'll think of you every step of the
way.
And I will always love you.
I will always love you.
You, my darling you. Hmm.
Bittersweet memories
that is all I'm taking with me.
So, goodbye. Please, don't cry.
We both know I'm not what you, you
need.
And I will always love you.
I will always love you.
I hope life treats you kind
And I hope you have all you've
dreamed of.
And I wish to you, joy and
happiness.
But above all this, I wish you love.
And I will always love you.
I will always love you.
I will always love you.
I will always love you.
I will always love you.
I, I will always love you.
You, darling, I love you.
Ooh, I'll always, I'll always love
you.”
(whitney Houston – I will always
love you)
Shilla mengulang-ulang lagu sambil
meneteskan air matanya. Lelah, dia menekan tombol stop dan menuju piano yang
berada di kamarnya. Dia duduk sambil memainkan sebuah lagu sesuai dengan
perasaannya saat ini dengan air mata membasahi jemarinya yang menari di tuts
piano.
“lo jahat cakka! Kenapa lo harus
pergi disaat gue mulai sayang sama lo?! di saat gue merasakan indahnya cinta?!
seharusnya lo pergi pada saat gue gak suka sama lo! saat gue masih benci sama
lo! agar gue gak merasakan sakit ini! Lo puas kan sekarang?! Sakitin aja gue
terus cakka!.” Teriak shilla menekan kasar tuts piano itu.
lalu dia beranjak dari tempat
duduknya, dan keluar kamarnya dan memasuki kamar yang dulu ditempati cakka.
frustasi, dia menatap cincin pemberian cakka, dia mencoba ingin melepasnya,
tapi tak sanggup. Akhirnya dia terduduk di sisi ranjang cakka dan jatuh tertidur
karna lelah sambil meneteskan air matanya.
di tempat lain…
cakka menatap jendela pesawat dengan
tatapan sedih sambil memegang kalung yang separo hatinya yang sama seperti
punya shilla. Lalu dia berbisik lirih “maaf gue gak bisa membuat lo bahagia
untuk saat ini shill. tapi yakinlah. Gue akan kembali untuk lo.” lalu mencoba
tidur di pesawat yang memakan waktu 8 jam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
kak bagus. Tapi bikin tambah galau lagi. . Cakka pergi. ??
Kak saran aku , tambahin gtu foto2 nya
Kak lanjutin dong penasaran nih
Maaff br coment skrng..
Ceritanya bgs sr bngett.. Tp kq cakka pergii siihh...
Kaa,.. Cpet d post dong part 12 ny,, sdh lebihh 1 mngg lhoo :)
ayo kakak,,dposting yang part12
udh pnsaran bgt
tyap hri q buka blogmu lhoh
Posting Komentar