WELCOME TO MY BLOG :D

About Me

Tirsa
Lihat profil lengkapku

Readers

Followers

Label

  • About Me:) (4)
  • Ashilla Zee dll :) (11)
  • CampurCampur :P :) (3)
  • Cerpen (5)
  • CuapCuap (3)
  • Jatuh Cinta Sama Loe No Way (versi Cakshill) (22)
  • KasaKusuk (14)
  • KAU (12)
  • Mario Stevano Aditya Haling (2)
  • PEMBUNUH CAHAYA *versi ALSHILL* (1)
  • SCAVENT CHEERS (1)
  • SVC (SCAVERS VIOLENCE CHEERS) :* (4)
  • Tugas (6)

Blog Archive

  • ►  2014 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
  • ▼  2013 (51)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (16)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (8)
    • ▼  Januari (12)
      • Jatuh cinta sama elo?! NO WAY!(versi CAKSHILL) PAR...
      • Some Info About Ashilla and #BIEB
      • MASA LALU :')
      • Jatuh cinta sama elo?! NO WAY!(versi CAKSHILL) PAR...
      • Jatuh cinta sama elo?! NO WAY!(versi CAKSHILL) Par...
      • Jatuh cinta sama elo?! NO WAY!(versi Cakshill) Par...
      • Terima Kasih Untuk Luka Yang Kau Beri *Cerpen Caks...
      • Jatuh cinta sama elo?! NO WAY! (versi CAKSHILL)PAR...
      • Jatuh cinta sama elo? NO WAY! (versi Cakshill)Part...
      • 2000 Day * Cerpen Cakshill *
      • Lirik Lagu Ashilla Zee - BIEB
      • Jatuh cinta sama elo?! NO WAY!(versi CAKSHILL) PAR...
  • ►  2012 (33)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (1)
Rabu, 02 Januari 2013
In: Cerpen

2000 Day * Cerpen Cakshill *

Hey aku ada cerpen nih...Tapi ini cerpen copasan :P
Cerpen aslinya couplenya dari kartun anime yaitu  Sasuke-Hinata ,tapi admin ganti jadi Shilla-Cakka :P
Buat pecinta kartun anime yg udah baca cerpen ini,baca lagi yukk versi Cakshillnya :P wkkwkw :DD




2000 Day *Cerpen Cakshill*


KRINGGGGGGGGGGG


Cakka mematikan alarm dari jam weker di atas meja di samping tempat tidurnya. Dia kemudian bangkit dan duduk di pinggir ranjang. Dia tidak langsung menuju ke kamar mandi saat melihat sebuah kertas berisi catatan tertempel di atas sandal yang akan dipakainya. Tulisan di kertas itu cukup jelas terbaca untuk mata yang baru bangun tidur.
Jangan lupa sarapan sebelum berangkat.
Ada Onigiri di dalam kulkas.
Panasilah terlebih dahulu sebelum mandi.
Love A-Z
'ckkk! Dia tidak pernah lelah membuat catatan-catatan seperti ini,' pikir Cakka.
Dengan langkah yang malas, cakka menghampiri kulkasnya untuk mengeluarkan onigiri yang dibuat oleh kekasihnya. cakka lalu memasukkan onigiri itu ke microwave untuk dipanaskan. Beranjak ke kamar mandi, berpakain, dan kemudian sarapan. Cakka pun mengemasi barang-barang yang diperlukannya dan berangkat mengajar sebagai dosen di Universitas.
Kedatangan Cakka disambut oleh teman baiknya selama kuliah dan sekarang menjadi partner kerjanya.
"Hey, cakka. Akhirnya kau datang juga. Tadi aku menerima sebuah email. Disitu tertulis bahwa kau ditawari pekerjaan untuk mengajar di Universitas Shivers. Kau benar-benar beruntung," ucap rio sambil tersenyum lebar.
Belum sempat cakka memberi komentar, rio melanjutkan ucapannya. "Tapi aku bisa mengirim balasan email-nya bahwa kau menolak untuk mengajar di sana."
"Jangan!"
Larangan cakka sontak membuat rio kaget.
"Memangnya kenapa? Kurasa kau akan sulit meninggalkan Shilla. Atau mungkin kau akan mengajak dia untuk ikut denganmu?" tanya rio.
"Aku akan menerima tawaran itu. Jadi jangan ditolak," cegah cakka
"Lalu bagaimana dengan Shilla?" tanya rio lagi.
"Justru aku pergi kesana untuk sedikit menjauh darinya. Supaya aku tidak terlalu bosan," jawab cakka
"Apa? Baiklah. Kalian memang sudah berpacaran selama 6 tahun . . ."
"5 tahun setengah," potong cakka
"Iya, iya. Hampir 6 tahun. Meskipun begitu, aku tidak percaya kau bisa bosan dengannya. Bukannya dulu kau yang selalu mengejar-ngejarnya. Kau bahkan tidak punya keberanian berkenalan dengannya jika saja kau tidak menjadi asisten Guru yang mengajar di kelasnya kan?" celoteh rio
"Setiap orang, pasti memiliki titik jenuh ," balas cakka datar.

:^:^:


Pagi ini seperti biasa cakka berangkat kuliah lebih awal. Sebenarnya kelasnya baru dimulai jam 10 pagi. Tapi sebelum jam 8 pagi, cakka sudah berdiri di halte bus. Dia tidak ingin terlambat naik bus. Dia memang jenius, tapi bukan bermaksud untuk menjadi mahasiswa teladan dengan datang ke kampus lebih awal. Ada seseorang yang selalu ditunggu cakka untuk naik bus yang sama dengannya. Seorang gadis, yang menjadi pujaan hatinya.
Sudah setahun sejak cakka pertama kali melihat gadis itu. Rambut panjang indigo, bola mata lavender, kulit putih, dan paras wajahnya yang manis membuat cakka tidak bisa tidak memikirkannya.
Beautiful.
Kata pertama yang diucapkan cakka saat pertama kali melihat Shilla. Setiap pagi sejak saat itu, cakka selalu berangkat lebih awal agar bisa bertemu dengan Shilla di dalam bus. Setelah turun dari bus, cakka akan mengikuti Shilla secara diam-diam sampai Shilla hilang dari pandangannya. cakka memang disukai oleh banyak gadis. Tapi dia bingung bagaimana harus bertindak kepada gadis yang dia sukai.
cakka akhirnya memiliki kesempatan untuk mengenal Shilla saat dirinya diminta menjadi asisten guru oleh Pak Dayat untuk membawakan mata pelajaran Bahasa Inggris. cakka sempat terdiam sebentar saat memasuki kelas yang akan diajarnya dan melihat Shilla ada di sana. Entah ini sebuah kebetulan atau memang takdir.
cakka semakin sering bertemu Shilla. Dan suatu pagi saat  cakka naik bus, tidak ada lagi bangku yang kosong kecuali satu bangku. Yaitu bangku di sebelah Shilla. cakka sempat deg-degan saat harus duduk di samping Shilla. Shilla tersenyum kepadanya begitu dia duduk di samping Shilla.
"Selamat pagi kak..," sapanya lembut.
Ibarat kupu-kupu yang baru lepas dari kepompongnya, cakka merasakan kupu-kupu itu terbang di dalam perutnya.
Shilla mengenal dirinya sebagai utusan untuk menggantikan Pak Dayat. Dia belum pernah mengenal cakka lebih dekat. Itu sebabnya Shilla sedikit ragu-ragu saat dia ingin menanyakan sesuatu kepada cakka.
"Mm. kak," panggil Shilla.
"Ya?" cakka langsung menoleh begitu namanya dipanggil oleh gadis pujaannya.
"Apa kau bisa memberikan kursus privat Bahasa Inggris?" tanya Shilla sedikit ragu.
"Untuk siapa?" tanya cakka balik.
"Untukku," jawab Shilla.
cakka tersenyum. "Tentu saja."
.

(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)
.

cakka tiba di apartemennya untuk melihat seseorang sedang memasak di dapurnya. Seluruh ruangan juga terlihat rapi. Pasti dia semua yang membereskannya.
"Selamat Sore," sapa Shilla begitu melihat cakka membuka kulkas untuk mengambil air dingin.
"Kau pasti lapar. Tunggu ya. Sebentar lagi makanannya siap. Mandi saja dulu. Aku sudah menyiapkan air hangat di bathtub," tawar Shilla.
"Hmmm."
Waktu makan malam terasa sangat biasa. cakka sudah tidak pernah lagi menggoda Shilla atau sekedar memberi pujian-pujian atas apa yang sudah dikerjakan oleh Shilla. Tidak ada kata-kata Masakanmu lezat sekali, atau Aku beruntung punya pacar sepertimu. Mereka berdua sama-sama makan dalam diam. Akhirnya cakka memutuskan untuk memecah keheningan.
"Mulai bulan depan, aku akan pindah ke Universitas Cambridge," ucap cakka datar.
Shilla menghentikan kegiatannya. Dia kemudian meletakkan sumpit di atas mangkuk nasinya.
"Wah! Bagus sekali. Karena kau sangat sibuk, sepertinya aku harus ikut kursus Bahasa Inggris di tempat lain. Bahasa Inggris-ku 'kan kacau sekali. Bagaimana aku bisa berkomunikasi di sana?"
Shilla melanjutkan perkataannya sedangkan cakka hanya memijit-mijit pelipisnya. Awalnya cakka kira Shilla akan menangis. Ekspresinya benar-benar tidak terduga. Shilla malah berpikir bahwa cakka akan mengajaknya turut serta.
'Memangnya siapa yang mau mengajakmu kesana,' gumam cakka dalam hati.
shilla kembali makan saat dia selesai bicara.
"Apa aku boleh minta tolong?" tanya cakka.
"Apa saja," jawab Shilla.
"Bisakah malam ini juga, kau ke tempat rio biasa bereksperimen? Aku membutuhkan jurnal hasil penelitiannya malam ini sebagai bahan untuk  besok pagi," pinta cakka
"Tentu saja," balas Shilla sambil tersenyum.
"Oh ya, cakka. Jangan lupa hari ke-2000 kita ya!" Shilla mengingatkan.
"Memangnya kau ingin kita merayakannya dimana?" tanya cakka
"Kejutan. Pastikan saja kau tidak memiliki acara lain di hari itu," jawab Shilla sambil tersenyum.
"Hmm."

:^:^:

"Kita mau kemana kka?"
Shilla sudah tidak memanggil cakka dengan sebutan kakak –sebagai kakak kelasnya-lagi setelah mereka berteman dekat. Dia tidak menyangka kalau asdos dan guru kursusnya itu bisa menjadi teman baiknya sekarang. Mungkin pun lebih.
"Nanti kau akan tahu," jawab cakka membuat Shilla semakin penasaran.
Mereka akhirnya tiba di sebuah tempat yang sunyi di tengah hutan. Suasana hutan yang sebelumnya gelap, sekarang menjadi terang karena adanya ribuan kunang-kunang yang terbang di sekitar pepohonan di hutan.
Shilla memandang takjub keajaiban alam yang tersaji di depan matanya. Pemandangan seperti ini tidak akan bisa kau temukan di daerah perkotaan. Meskipun ada, pasti jumlahnya tidak sebanyak ini.
"Indah sekali. Bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?" tanya Shilla yang masih takjub.
"Waktu itu aku, rio, dan teman-temanku yang lain melakukan ekspedisi mengenai spesies kupu-kupu. Tapi kami malah menemukan kunang-kunang. Tidak banyak orang yang mengetahui tempat ini. Lalu aku berjanji, bahwa aku akan membawa orang yang kucintai kesini," jawab cakka
Shilla menggaris bawahi kalimat cakka yang terakhir. Keindahan pemandangan di depannya tak mampu mencegahnya untuk menoleh ke arah cakka. Matanya penuh dengan pertanyaan. Namun cakka juga bisa melihat kebahagiaan tersirat disana.
cakka menjawab pertanyaan Shilla dengan cara yang tidak biasa. Begitu juga cakka. Baginya begitu sulit menjelaskan cinta dengan kata-kata.
Namun dari bibir mereka yang bersentuhan dan pelukan hangat Cakka yang merangkul tubuh Shilla, dia pasti sudah menemukan jawabannya.
cakka sangat bahagia. Dia lupa kapan terakhir kali dia merasa sebahagia ini. Shilla ternyata menjadi sosok yang lebih dari sekedar pacar. Dia juga menjadi Ibu, Kakak, dan sahabat yang baik. Tinggal jauh dari keluarga besar Nuraga membuat hidupnya sedikit tidak teratur. Namun setelah Shilla datang, cakka merasa dirinya lebih berarti.
Shilla selalu ada. Menemaninya, mengurus dirinya dan apartemennya, memasak, membantu menyiapkan modul sebagai bahannya untuk mengajar, dan lain sebagainya. Andaikan mereka sudah menikah, Shilla adalah sosok istri yang sempurna.
Shilla juga suka menyelipkan catatan-catatan kecil sebagai pengingat untuk cakka. Di dalam kamar, di pintu kulkas, di dinding dapur, dan tempat-tempat lainnya. Isinya sederhana. Sekedar mengingatkan cakka agar tidak telat makan, jangan terlalu lelah, istirahat yang cukup, dan pesan-pesan lainnya.
Cakka menganggap dirinya adalah pemuda yang paling beruntung di dunia ini.

.
(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)
.


Cakka memaksa untuk membuka kedua matanya yang masih terasa ngantuk. Dia masih ingin berlama-lama di atas kasur sebelum melaksanakan rutinitasnya hari ini. Namun bunyi bel pintu seakan tidak mau berkompromi. Seperti enggan berhenti sebelum si pemilik apartemen membukakan pintunya.
Cakka mengumpulkan seluruh tenaganya untuk bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar untuk membukakan pintu apartemennya. Seperti yang sudah cakka duga, orang yang memencet bel pintu tak lain dan tak bukan adalah Shilla.
"Pagi sekali datang kemari?" tanya cakka
"Aku membawakan jurnal hasil penelitian yang kau minta," jawab Shilla.
"Oh. Masuklah. Letakkan saja jurnalnya di atas meja. Aku mandi dulu," ucap cakka.
Shilla tidak memberi komentar. Dia melakukan apa yang dikatakan oleh cakka. Saat mandi, cakka memikirkan tentang Shilla yang terlihat agak berbeda hari ini. Dia sama sekali tidak tersenyum. Wajahnya juga terlihat pucat. Dan dia memakai gaun terusan berwarna putih. Tidak biasanya Shilla memakai baju seperti itu. Apa dia sakit?
Setelah bersiap-siap, cakka berniat segera berangkat ke Universitas tempatnya. Saat keluar dari kamar, dia melihat Shilla sedang memandangi kalender. Mungkin menghitung hari ke-2000 yang hanya tinggal 3 hari lagi.
"Aku sudah mau berangkat. Kau akan tetap disini?" Tanya cakka.
"Ya," jawab Shilla singkat tanpa menoleh.
"Ya sudah." cakka pun keluar dari apartemennya.
Dalam perjalanan ke halte bus, cakka mengaktifkan ponselnya. Dia sengaja menon-aktifkannya semalaman agar tidak terganggu oleh telepon-telepon yang mungkin tidak penting.
Baru saja ponselnya nyala, sebuah telepon masuk. Cakka mengernyitkan alisnya.
'Kakak Shilla?', tanyanya dalam hati.
"Halo, Alvin cakka menjawab teleponnya.
"Akhirnya aku berhasil menghubungimu, cakka.. Bisakah kau ke rumah sakit sekarang? Shilla terjebak kebakaran di laboratorium Kimia tadi malam. Sekarang dia sedang dirawat. Dan dokter bilang, keadaannya cukup parah," jelas alvin di ujung telepon.
cakka menghentikan langkahnya. Dia tidak percaya. Baru saja dia bertemu Shilla di apartemennya. Bagaimana bisa sekarang Shilla berada di rumah sakit?
"cakka?" panggil alvin
"Ah, iya vin.. Aku segera kesana," sahut cakka
"Baiklah."
Dengan begitu telepon tertutup. cakka bingung kemana tujuannya selanjutnya. Langsung bergegas ke rumah sakit, atau kembali ke apartemennya. cakka memutuskan kembali ke apartemennya. Ini bukanlah April Mop, bukan pula hari ulang tahunnya. Tapi cakka tetap berharap bahwa ini semua adalah lelucon.
"Shilla!" panggilnya setelah membuka pintu.
Tidak ada jawaban. cakka mencari ke setiap sudut apartemen sambil memanggil nama Shilla. Namun tetap tidak ada jawaban. Dan Shilla juga tidak ada di manapun. cakka kemudian berlari keluar. Dia tahu kemana tujuannya sekarang. Rumah sakit.

:^:^:

cakka mulai bosan. Setiap hari Shilla selalu memperlakukannya dengan cara yang sama. Tepat 5 tahun mereka pacaran, cakka mulai memikirkan bagaimana caranya agar putus dari Shilla. Dia tidak terbiasa dalam urusan asmara. Apalagi untuk mengakhiri hubungan dengan seorang gadis. Baginya ini lebih sulit dari mengerjakan soal-soal eksakta.
Dia tidak lagi seperti dulu. Pelukan, ciuman, pujian, sudah tidak pernah diberikannya lagi kepada Shilla. Namun Shilla tidak pernah mempertanyakan ataupun menyadarinya. Shilla tetap saja memperlakukan cakka dengan cara yang sama.
Jika saja cakka adalah awan, maka dia sudah berada di titik jenuhnya. Yang sudah siap menurunkan hujan yang merupakan air mata Shilla.

.
(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)
.

"Shilla pingsan di dalam laboratorium Kimia saat berdesak-desakan keluar ruangan dengan orang lain ketika kebakaran terjadi. Itu yang dikatakan oleh rio kepada saya," jelas dokter yang merawat Shilla- setelah cakka tiba di rumah sakit.
"Tidak ada luka bakar yang berarti, karena pemadam kebakaran berhasil mengevakuasi Shilla dengan cepat," lanjut Dokter.
"Lalu, kenapa keadaannya dikatakan cukup parah?" tanya alvin
"Itu karena . . ." Dokter menarik nafas dalam sebelum melanjutkan jawabannya, "Shilla menghirup asap dari cairan Sulfur dan Klor yang terbakar."
cakka tersentak. Dia masih berharap bahwa ini semua adalah lelucon. Dia tidak ingin ini semua terjadi. Apalagi ketika mendengar penjelasan dari Dokter. Sulfur dan Klor. Adalah cairan Kimia yang akan berubah menjadi racun jika bersentuhan dengan api. Dan permasalahan yang terjadi saat ini adalah, ada racun yang masuk ke tubuh Shilla melalui sistem pernapasannya.
"Separah apa?" tanya cakka pelan. Dokter bahkan hampir tidak bisa mendengarnya.
"Hasil pemeriksaan terakhir kami menunjukkan, racun sudah menyebar ke seluruh aliran darah dan juga beberapa organ tubuhnya. Salah satunya paru-paru," jawab Dokter.
"Apa tidak ada cara untuk menyelamatkannya?" tanya cakka lagi.
Pertanyaan bodoh! Padahal cakka jelas-jelas tahu apa efek dari racun ini ke tubuh manusia. Tapi dirinya benar-benar berharap shilla bisa diselamatkan.
"Saya mohon maaf. Meskipun bisa dilakukan pencucian darah, tapi tidak mungkin mengganti organ-organ tubuhnya yang sudah terkontaminasi. Itu mustahil," Dokter meyakinkan.
"Haha. Bukankah kau harusnya senang dengan kejadian ini kak cakka? Kau 'kan memang sudah berencana untuk putus dengan Kak shilla," ucap Shanin lirih sambil meneteskan air matanya.
"Shanin. Jangan berbicara seperti itu," Alvin mencoba menenangkan adiknya
"Tapi itu memang benar Kak Alvin.. Kak Shilla sendiri yang cerita. Kak cakka berubah. Dan dia yakin kalau Kak cakka ingin putus darinya. Tapi dia menunggu sampai lewat hari ke-2000 untuk menanyakannya pada kak cakka," bentak Shanin.
alvin memeluk Shanin yang terisak-isak dan mencoba menenangkannya.
cakka terdiam. Mencoba mencerna seluruh kalimat yang diutarakan oleh Shanin. Ternyata Shilla sudah menyadari tentang perubahan sikapnya. Tapi kenapa Shilla harus menunggu sampai hari ke-2000 untuk mengklarifikasinya.
"Kak shilla sudah menyiapkan sesuatu untukmu di hari itu. Dia sudah menyiapkannya selama 3 tahun terakhir ini," isak Shanin.
cakka masih belum bisa berkata-kata sampai Dokter menyuruhnya untuk melihat keadaan Shilla. cakka sempat ragu saat ingin memasuki kamar rawat Shilla. Dia tidak sanggup melihat Shilla yang terbaring lemah di atas ranjang sempit rumah sakit. Dia juga tidak senang dengan alat-alat rumah sakit yang menyentuh kulitnya meskipun itu untuk mendukung kehidupannya. Tubuh mungilnya semakin terlihat tak berdaya. cakka tidak mampu lagi membendung air matanya saat dia menggenggam tangan Shilla. Begitu dingin dan membiru akibat racun yang sudah menembus syaraf-syaraf kulit putihnya.
cakka menciumi seluruh lekuk tangan Shilla. Bahunya berguncang karena mencoba menahan tangisnya. Dia memang ingin berpisah dari Shilla. Tapi bukan dengan cara seperti ini. Dia ingin Shilla sehat dan hidup bahagia meski tanpa dirinya. Dia masih belum bisa menerima vonis Dokter terhadap Shilla. Karena hidupnya, hanya menunggu hitungan hari. Kenapa harus berakhir seperti ini? Pertanyaan ini terus berulang-ulang di benak cakka. Dia tidak rela jika Shilla harus pergi untuk selamanya.
Shilla masih pulas dalam tidurnya. Tidak ada yang tahu apakah Shilla akan siuman atau tidak. Nafasnya yang teratur tidak sama dengan denyut jantungnya yang kian melemah. Semua orang berhak merasa khawatir menghadapi hal ini.
Malamnya cakka beranjak pulang setelah Dokter berhasil membujuknya dengan mengatakan bahwa jam besuk sudah selesai. Awalnya cakka tidak ingin pulang. Dia ingin terus bersama Shilla di saat-saat terakhirnya. Tapi kebijakan rumah sakit sepertinya sulit untuk dibantah.
cakka melangkah masuk ke apartemennya. Rasanya begitu dingin. Tidak ada kehangatan yang biasa dibawakan oleh Shilla. Seluruh ruangan terlihat sepi. cakka rindu kehadiran Shilla yang meramaikan kekosongan di apartemennya. Dia menggeleng pelan dan berjalan ke arah kamarnya.
Namun sebelumnya,cakka menyempatkan diri untuk melihat ke kalendernya. Tiba-tiba dia teringat dengan perkataan Shanin saat di rumah sakit. Hari ke-2000. Hari yang selalu dinanti-nanti oleh Shilla. Mata cakka membelalak. Tepat di tanggal yang ditandai sebagai hari ke-2000 mereka, ada sebuah catatan disana. cakka yakin catatan itu tidak ada sebelumnya. Dia bingung kapan Shilla menulisnya. Lalu dia ingat saat Shilla memandangi kalender ini tadi pagi. Apa mungkin Shilla menulisnya tadi pagi?
cakka yang selalu percaya pada sebuah kepastian, kini mulai menganggap bahwa imajinasi merupakan hal yang bisa menjadi nyata. Dia membaca dan mencoba mengikuti isi dari catatan yang ada di kalender.
Lihatlah pintu kulkas!
Ada catatan lain di pintu kulkas. cakka membacanya dan mencoba mengikuti instruksi selanjutnya.
Rak buku, baris keempat, buku kesepuluh dari kanan.
cakka mengambil buku yang dimaksud dari koleksi buku-bukunya yang lain. Buku itu adalah buku yang pernah dihadiahkan oleh cakka untuk Shilla. Lalu kenapa buku itu ada disini? cakka tidak tahu pasti jawabannya. Di sampul depan buku itu ada catatan lain.
Lihat halaman 25!
cakka membuka buku tersebut dan mencari halaman 27. Dia memandang tak percaya. Di dalam buku itu, terdapat 2 tiket liburan ke Paris. cakka berlutut dan menjatuhkan buku yang dipegangnya. Perhatiannya sekarang hanya tertuju pada tiket liburan tersebut. cakka menangis. Bagaimana mungkin dia bisa begitu tega pada seseorang yang sudah menyiapkan liburan terbaik yang selalu diimpi-impikan cakka sejak dia masih kecil.
"S-hi-lla," panggilnya lirih.

:^:^:

"Wah, indah sekali! Lihat cakka! Balkon ini menghadap ke gunung fuji," ucap Shilla.
"Iya. Aku pintar memilih tempat kan?" tanya cakka.
Shilla mengangguk senang. Hari ini tepat hari ke-1000 mereka menjadi sepasang kekasih. Benar-benar tidak terduga bahwa mereka akan sampai sejauh ini.
Cakka  memeluk Shilla dari belakang. Khusus hari ini, dia mengambil cuti agar bisa pergi bersama Shilla untuk merayakan hari ke-1000 mereka.
"cakka…. Apa ada suatu tempat yang ingin kau datangi? Suatu tempat yang selalu kau harapkan suatu hari kau bisa berada di sana?" tanya Shilla.
"Ada. Paris," jawab cakka
"Paris? Kenapa?"
"Ayah dan Ibuku menikah di sana. Dari album foto mereka bisa kulihat, bahwa Paris adalah kota yang indah. Tapi aku tidak pernah memiliki waktu untuk ke sana. Sejak kecil aku sudah mengisi hari-hariku dengan belajar ini itu. Semakin tidak ada saja waktu untuk ke sana."
"Tapi kau masih berharap pergi ke sana 'kan?"
"Ya. Suatu hari nanti. Semoga saja."
cakka makin mengeratkan pelukannya. Shilla selalu menjadi orang yang mengerti segalanya tentang cakka. Selalu mau mendengarkan semua impiannya di dalam hidup, keluhan-keluhannya selama bekerja, dan dia selalu hadir untuk memberi ketenangan kepada cakka. Seperti saat ini.

.
(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)
.

"cakkaa…….cakkaa……”
cakka membuka matanya perlahan. Entah jam berapa dia baru tertidur tadi malam. Sepertinya setelah lelah menangis terus-terusan. Matanya yang seharusnya menyipit karena sinar matahari yang masuk melalui jendela, malah membelalak.
"Shilla."
Tepat di samping ranjangnya, Shilla sedang duduk di atas sebuah kursi. Dia baru saja membangunkan cakka. Penampilannya sama seperti saat cakka bertemu dengannya di pagi dia dikabarkan bahwa Shilla sedang dirawat di rumah sakit. Dia tidak tersenyum. Dia hanya memakai sebuah gaun putih terusan. Tapi cakka tidak peduli. Yang penting sekarang Shilla sedang berada di dekatnya, bukan di rumah sakit.
"Aku senang sekali kau ada disini, Shilla," ucap cakka sambil memeluk Shilla erat-erat. Dia sangat senang bisa merasakan detak jantung Shilla di dadanya. Namun Shilla terlihat aneh. Dia tidak membalas pelukan cakka
TIDIDIDIT
Cakka melepaskan pelukannya. "shilla???"
TIDIDIDIT TIDIDIDIT
Shilla tidak mengatakan apapun. Dia kemudian bangkit dari kursinya dan berjalan menuju jendela tempat cahaya matahari masuk ke ruangan apartemen.
"Shilla. Kau mau kemana?" tanya cakka
Masih tidak ada jawaban.
TIDIDIDIT TIDIDIDIT TIDIDIDIT
Setelah itu cakka melihat, tubuh Shilla seakan menguap bersama sinar matahari dan menghilang dari pandangannya.
"SHILLA!"
TIDIDIDIT TIDIDIDIT TIDIDIDIT
cakka terbangun. Suara alarm dari jam wekernya terus meraung karena si pemilik tak kunjung bangkit dari ranjangnya.
Mimpi.
Ternyata dia hanya bermimpi bahwa Shilla ada disini. Kenyataannya, Shilla tidak berada di ruangannya. Jika dalam 6 bulan terakhir ini cakka selalu merasa jenuh saat Shilla berada di kamarnya pagi-pagi begini, kini dia begitu merindukan kehadiran Shilla.
"Sekali saja," bisiknya.
cakka meraih ponselnya yang bergetar di atas meja. Ada telepon masuk.
"Halo!"
"Kak cakka" sapa orang di ujung telepon.
"Shanin?"
"Iya. Kak cakka ke rumah sakit sekarang ya! Kak shilla sudah siuman," Shanin mengabarkan.
"Baik. Aku segera kesana."
cakka menutup telepon dan bergegas ke rumah sakit. Shilla siuman. Dia harus berada di samping Shilla. Itulah yang dia pikirkan saat ini. Dia sudah menyuruh rio untuk mengurus cuti mengajarnya. Sekarang, Shilla jauh lebih penting.
cakka terus berlari di sepanjang koridor rumah sakit. Dia tidak memperdulikan lagi orang-orang yang menggerutu di sekitarnya akibat ulahnya. Tujuannya hanya satu, Shilla.
alvin dan Shanin baru saja keluar dari kamar rawat shilla
"cakka” panggil alvin
"Shilla ingin bertemu denganmu," kata alvin
cakka mengangguk. Dia membuka pintunya perlahan. Sebelum masuk, cakka menghembuskan nafas panjang. Dia harus terlihat tegar di hadapan Shilla. Tidak boleh cengeng.
'Hey," sapanya setelah mengambil tempat di samping Shilla.
"Kau sudah sarapan 'kan?"
Bahkan dalam keadaan seperti ini, Shilla masih mengingatkan cakka tentang hal itu.
"Sudah," cakka berbohong. Mana mungkin dia masih memikirkan sarapan saat mendengar Shilla siuman.
"cakka… Bolehkah aku punya sebuah permintaan?" tanya Shilla. Seperti sudah tahu tentang vonis terhadap dirinya.
"Apa saja," jawab cakka
"Hari ke-2000, aku ingin melihat kunang-kunang," pintanya.
cakka menggigit bibirnya. Mencoba menahan isakan tangis yang serasa ingin keluar ketika mendengar permintaan terakhir Shilla.
"Ya," ucapnya getir.

.
(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)(O.o)(o.O)
.

"Kau tidak mungkin membawanya ke tempat seperti itu, cakka”
cakka memulai perdebatannya dengan Dokter mengenai permintaan Shilla.
"Kenapa tidak?" tanya cakka
"Shilla membutuhkan peralatan rumah sakit sepanjang waktu. Kita tidak bisa melepasnya begitu saja. Dan kondisi tubuhnya juga tidak memungkinkan untuk berjalan kaki. Dia harus menggunakan kursi roda. Namun kursi roda juga tidak akan bisa menempuh jalur hutan yang hanya memiliki jalan setapak," jelas Dokter
"Itu benar cakka. aku yakin shilla akan mengerti jika kau tidak mampu memenuhi permintaannya," Gabriel meyakinkan.
"Tapi itu permintaan terakhir kak Shilla," rengek Shanin.
cakka berpikir sejenak. Pasti ada cara untuk mengabulkan permintaan Shilla.
"Bukannya aku tega. Walaupun Shilla menggunakan alat-alat bantu dari rumah sakit, hidupnya juga tidak akan bertahan lama 'kan? Aku yakin Shilla akan sanggup bertahan, paling tidak hingga tiba di tempat tujuan," ucap cakka
"Lalu bagaimana caranya agar dia bisa memasuki hutan?" tanya Dokter.
"Aku akan menggendongnya," ucap cakka mantap.
Dokter dan alvin tidak mampu berkata-kata lagi. Shanin tersenyum melihat pengorbanan yang akan dilakukan oleh cakka. Mereka semua tahu bahwa akhirnya tidak akan bahagia. Tapi demi Shilla, cakka akan melakukan apa saja agar Shilla bahagia di saat-saat terakhirnya.
Dokter  akhirnya mengizinkan pasiennya untuk pergi ke tempat yang dia inginkan. alvin dan Shanin menghabiskan waktu berlama-lama untuk berada di dekat Shilla. Mereka tidak tahu kapan lagi bisa seperti ini. Karena setiap waktu bisa saja menjadi saat terakhir Shillaa.
cakka masuk ke kamar rawat. Mengisyaratkan kepada semua orang yang ada di ruangan bahwa dia akan membawa Shilla pergi sekarang. Semua alat rumah sakit telah dicabut. Shilla juga sudah tidak mengenakan pakaian dari rumah sakit lagi. Dia memakai dress merah muda dengan sweater putih yang hangat. Dia tidak boleh kedinginan.
Mereka memulai perjalanan yang cukup lama. Mengendarai mobil selama 2 jam dan masuk ke dalam hutan sekitar 15 menit atau lebih. rio bersedia menyetir mobilnya agar cakka bisa menjadi sandaran Shilla di bangku penumpang. Dia harus tetap merasa hangat dan tidak boleh terlalu lelah.
Seperti yang telah diucapkan cakka, dia mengangkat seluruh berat tubuh Shilla dengan kedua tangannya. rio mengangguk untuk meyakinkan cakka. Dari sini, cakka hanya akan berdua saja dengan Shilla.
cakka bisa merasakan kedua tangannya yang pegal. Namun dia tetap bertahan. Sedikit lagi mereka akan sampai. Dan itu dia. Cahaya dari kunang-kunang yang beterbangan sudah ada di depan mata.
"Kita sudah sampai," bisik cakka.
cakka duduk bersandar di sebuah pohon besar. Dari situ bisa dilihat dengan jelas keajaiban alam yang menakjubkan. Shilla tersenyum dalam pelukan cakka
"Tidak terasa ya? Sudah 2000 hari sejak pertama kali kau mengajakku kemari," ucap Shilla pelan.
"Ya," balas cakka
"Dingin," keluh Shilla.
cakka makin mengeratkan pelukannya. Dia sudah tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Mungkin pilihan terakhir adalah, menangis. Tapi tidak. Tidak di depan Shilla.
"Selamat hari ke-2000, cakka."
cakka mengecup kening Shilla yang mulai dingin. Dia kemudian melihat seekor kunang-kunang yang terbang ke arah mereka.
"Lihat Shilla! Ada seekor kunang-kunang menuju kesini."
Shilla tidak merespon.
"Shilla?"
Tetap tidak ada jawaban. Shilla sudah pergi. Cakka melihat wajah Shilla yang diterangi oleh hadirnya kunang-kunang di sekitar mereka. Sepertinya kunang-kunang itu ikut berduka atas kehilangan yang dirasakan oleh cakka. Entah dia bisa segera merelakan kepergian shilla atau tidak. Yang pasti ada perasaan yang selalu merutuki dirinya. Hari ini, besok, dan mungkin selamanya.
Penyesalan.
"Selamat hari ke-2000, Shilla. Selamat jalan..kamu tenang yaa disana" ucap Cakka memberi kecupan terakhir di kening Shilla untuk yang terakhir kalinya…..




THE END……
Diposting oleh Tirsa di 00.52
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Copyright © 2012 WELCOME TO MY BLOG :D |